All Chapters of Terbakar Asmara Bosku: Chapter 41 - Chapter 50

Tepuk tangan langsung bergema usai pertunjukan itu selesai. Masih menatap Honey yang terperangah, Rei mengambil gelas bir yang milik Honey yang tak ia minum dan menghabiskannya di tengah sorakan para pengunjung yang memberikan pujian padanya.Rei minum dengan sekali teguk sampai habis gelas bir besar itu lalu berbalik dan menerima banyak tepukan di punggung untuk pertunjukannya yang luar biasa. Mau tak mau pegawai Skylar yang ikut satu rombongan dengan Honey lantas ikut bertepuk tangan menonton pertunjukan bos mereka yang luar biasa.“Wah, aku tidak tahu dia bisa melakukan pertunjukan seperti itu.” puji salah satu pegawai. Hanya Honey yang tak bertepuk tangan. Ia masih terperangah dan tak mengerti apa yang terjadi.“Kenapa dia datang dan melakukan seperti itu padamu? Apa dia bernyanyi untukmu?” tanya Scott pada Honey sembari berbisik. Honey perlahan menoleh pada Scott dan memandangnya. Sesungguhnya ia punya pikiran yang sama tapi ia tak berani mengungkapkannya. Jantungnya mulai berdet

Entah mengapa Honey tak keberatan saat Ardeth mengantarkannya pulang dengan mobilnya. Hari memang sudah sangat malam. Mungkin pilihan untuk pulang malam sendirian bukan langkah yang baik.“Terima kasih sudah mau mengantarkan aku pulang,” ujar Honey seraya memilin jemarinya sementara Ardeth menyetir. Ardeth tersenyum dan mengangguk.“Aku sedang patroli dan kebetulan lewat. Jadi begitu aku melihatmu keluar dari sana aku datang menghampirimu. Apa kamu mengantarkan The Midas ke rumahnya?” Honey mengangguk dengan pandangan menunduk menatap dashboard di depannya. Ardeth mengangguk lagi.“Tidak baik pulang malam seperti ini. Apa kamu lembur?”Honey menggelengkan kepalanya.“Lantas kenapa kamu baru pulang?”“Tadi aku pergi dengan teman-temanku dan bertemu dengan The Midas. Dia mabuk dan aku mengantarkannya pulang,” jawab Honey tanpa emosi. Ardeth mengangguk lagi lalu melirik pada Honey. Waj

Pertanyaan itu langsung membuat Honey jadi emosi. Ia tak menyangka jika masalah mata-mata dan kecurigaan itu muncul lagi dari Rei.“Untuk apa aku melakukan hal itu?” sahut Honey separuh memekik kesal.“Kamu memeriksa dokumen rahasia yang bukan urusanmu!” jawab Rei mulai naik lagi.“Tapi seseorang meletakkan itu di atas meja kopimu! Aku membawanya ke dalam kamar agar tak tercecer!”“Lalu untuk apa kamu memeriksa itu? Apa aku menyuruhmu untuk periksa?”Rei jadi malah makin dekat dan makin mengintimidasi Honey yang sudah benar-benar mundur ke belakang.“Bukannya ... bukannya kamu yang meminta aku untuk memeriksa semua dokumen sebelum menyerahkan padamu!” ucap Honey sudah terdesak ke belakang. Punggungnya menyangkut di sisi pinggiran meja sementara Rei makin maju ke depan.“Tapi itu untuk pekerjaan di kantor! Apa itu pekerjaan kantor? Bukan kan?” tukas Rei makin membuat Honey terdesak. Honey terpaksa mendorong dengan kedua telapak tangannya mendorong dada Rei agar melepaskannya. Tapi buka

Honey keluar dari bangunan Skylar Labels dan berjalan menuju sebuah cafe untuk memesan kopi. Namun sebelum ia membeli untuk dua orang bosnya itu, ia memilih untuk duduk sambil memesan minuman teh hijau untuk sedikit bisa menenangkan dirinya.Honey yang tengah menjadi Axel sempat berpikir untuk membuka kedoknya pada Rei dan mengakui jika dirinya adalah Honey. Tapi begitu ia bertemu dan mendengar penjelasan dari Jupiter, rasanya itu tak mungkin ia lakukan lagi.Honey duduk beberapa saat sambil menikmati teh hijaunya. Oleh karena ia duduk di samping dinding kaca yang berbatas dengan pejalan kaki di luar, seseorang yang lewat lantas berhenti dan memandangnya.Josh Hartlin benar-benar berhenti di depan dinding kaca melihat Honey yang tengah minum teh hijau. Ia mengernyit dan berbalik untuk kemudian masuk ke dalam cafe tersebut. Ia berjalan mendekat dan berdiri di depan meja kopi single tempat Honey duduk.Honey yang menyadari bahwa ada seseorang yang berdiri d

Honey sekarang punya masalah lagi. Pasalnya celana yang dibeli oleh Rei ternyata kebesaran dan bahkan tak muat untuk pinggangnya yang kecil. Ia sudah memakai tali pinggang dan jadinya malah makin aneh.“Uh, kenapa dia membeli celana ukuran pria!” rengek Honey dengan kesal dan lupa jika dirinya sedang menyamar menjadi seorang pria.“Oh iya aku lupa jika aku seorang pria!” sambungnya beberapa saat kemudian tapi meringis kesal lagi dan mengentakkan kakinya dengan kesal. Kemeja yang dibeli oleh Rei juga terlalu besar untuknya. Bahkan lengannya sampai menutupi seluruh tangan.Dengan terpaksa setengah mengikat celananya, Honey keluar sebagai Axel yang tenggelam dalam pakaian serba besar. Rei ternyata tengah berada di ruang tamu tengah menikmati makan siangnya yang sudah terlambat. Waktu sudah menjelang sore dan Rei baru sempat memakan makanannya.Saat ia melihat Honey, Rei hampir menyemburkan makanannya. Ia terbatuk tapi ternyata itu kar