Semua Bab Jejak Lara Setelah Perceraian.: Bab 41 - Bab 50

Setelah jam itu berada ditangannya, Sofian meremasnya dengan kuat. Bola mata pria itu berkilat dan rahangnya mengetat akibat menahan amarah.Ia menyugar rambut dan juga mengusap wajahnya dengan kasar.Setelah itu ia kembali memperhatikan jam tangan itu dengan teliti.Tidak salah lagi, apa yang difikirkan dalam benak laki-laki itu ternyata benar.Jam itu adalah pemberiannya beberapa bulan yang lalu kepada seseorang yang begitu akrab dan berkerabat dengannya."Aldo." desis Sofian pelan.Namun masih bisa terdengar ditelinga Celina."Siapa Mas? Apa kamu mengenal pemilik jam tangan itu?" tanya wanita itu seraya menatap pada laki-laki yang duduk disampingnya.Namun, Sofian dengan segera menggelengkan kepalanya."Ti-tidak sayang! Mas sama sekali tidak mengenali siapa pemilik jam tangan ini! Tapi, Mas akan menyimpan jam ini dulu untuk mencari tau siapa pemiliknya. Mungkin saja, dengan jam tangan ini Mas bisa menemukan siapa orang yang sudah melakukan kejahatan terhadapmu." kata Sofian."Iya M

Celina enggan masuk saat teman-temannya itu mengajaknya masuk ke Clup tersebut, apalagi dirinya sama sekali belum pernah menginjakkan kakinya di tempat-tempat seperti itu.Namun, setelah kelima sahabatnya tersebut membujuk dan menakut-nakuti gadis itu. Bahkan mereka mengatakan diluar sangat berbahaya. Akhirnya, mau tidak mau Celina ikut masuk kedalam.Sesampainya didalam, mereka ber enam berjoget ria mengikuti suara musik yang bergema dan memenuhi seisi ruangan.Meskipun awalnya merasa sungkan dan tidak percaya diri, namun lama kelamaan Celina jadi ikut terbawa suasana. Sehingga wanita cantik itu, berjoget penuh semangat dengan ke lima sahabatnya tersebut.Setelah lelah berjoget mengikuti suara musik yang memekakkan telinga, Nia mengajak teman-temannya untuk beristirahat.Kemudian, wanita itu memesan beberapa gelas minuman.Saat Celina meminum minuman yang dipesan oleh Nia, ia merasa minuman itu sangat tidak enak dilidahnya. Namun dirinya tetap berusaha meminum, dikarenakan wanita itu

"Traaakk..."Aldo merasa sangat terkejut saat Sofian melemparkan sesuatu diatas meja kerjanya. Apalagi, ia sama sekali tidak menyadari kedatangan sepupunya itu karena matanya terlalu fokus menatap layar laptop.Pria berkumis tipis itu segera berdiri dari tempat duduknya, seraya menatap pada Sofian dengan wajah kebingungan."Lo itu apa-apaan sih Fian, main lempar-lempar segala? Apa lo nggak lihat kalau gua lagi kerja?" tanya Aldo.Sofian hanya tersenyum kecut menanggapi pertanyaan laki-laki itu."Gua tau lo sedang bekerja! Dan kedatangan gua kemari, cuma mau menanyakan, apa lo kenal dengan jam tangan itu?" tanya Sofian. Sambil menunjuk pada jam tangan yang ada diatas meja kerja Aldo.Benda itulah yang tadi dilempar olehnya.Aldo menatap jam tangan tersebut. Dan raut wajahnya yang semula tenang tiba-tiba saja berubah tegang.Ia kembali menatap kearah Sofian yang juga menatapnya dengan wajah marah."Dimana lo menemukan jam tangan ini?" tanya Aldo sambil meraih jam tangan yang terletak di

Aldo berusaha mendorong Celina dari pangkuannya, namun Celina malah mengalungkan tangannya dileher pria itu."Apa yang kamu lakukan Celina!" tanya Aldo dengan bola mata melotot."Jangan kaget begitu dong, Mas! Rileks saja, aku nggak akan ngapa-ngpain kamu kok." sambut Celina dengan suara pelan.Kemudian, wanita itu mendekatkan bibirnya ke telinga Aldo, membuat laki-laki itu bergidik."Apa maksudmu berbicara seperti tadi, Mas? Apa kamu sengaja membuat aku sakit hati dan meninggalkan Mas Sofian, seperti keinginan kalian? Tidak akan, Mas! Aku tidak akan pernah melakukannya lagi. Cukup dulu aku mengalah dan pergi darinya, serta mengorbankan perasaanku! Tapi kali ini, aku akan mempertahankan laki-laki yang aku cintai." kata Celina setengah berbisik."Jika benar kekasihku sudah menikah dengan wanita yang tadi kau sebutkan. Siapa namanya? Oh iya, aku ingat sekarang! Namanya Laras kan? Maka, aku akan berjuang mendapatkannya kembali walau bagaimana pun caranya. Aku juga akan menghancurkan oran

Ucapan Sofian membuat semua orang yang ada disana mematung. Cantika bahkan sampai ternganga dibuatnya.Sementara itu, Laras menggigit bibirnya kuat-kuat. Ia mencoba menahan rasa sedih yang menusuk hati. Akibat mendengar perkataan suaminya itu."Tidak Sofian! Kami tidak setuju kamu menceraikan Laras begitu saja hanya demi wanita murahan ini!" kata Cantika dengan suara meninggi. Sedangkan telunjuknya mengarah pada Celina.Sofian hanya menatap Mamanya sekilas, kemudian ia melanjutkan perkataannya."Cukup, Ma! Mama jangan pernah lagi menyebut Celina murahan, karena dia merupakan perempuan baik-baik dan tidak murahan seperti yang Mama katakan itu! Terserah kalian setuju atau tidak, tapi aku akan tetap menikah dengan Celina! Selama ini, aku selalu mengalah dan juga selalu memenuhi keinginan Papa dan Mama! Tapi kali ini, izinkan aku untuk memilih kebahagianku sendiri. Sudah cukup aku tersiksa dengan menuruti keinginan kalian! Jadi sekarang, aku tidak ingin lagi mengorbankan kebahagianku, den