All Chapters of Legenda Kultivator Abadi: Chapter 101 - Chapter 110

Di udara, seekor burung elang yang gagah terbang dengan bebasnya. Dari arah barat, burung itu terus bergerak hingga tiba di Istana Kekaisaran Qin. Saat berada di langit istana, burung elang itu menukik tajam dan mendarat di sebuah pos kecil. Di jendela, burung elang itu bertengger santai menunggu prajurit Kekaisaran menghampiri dirinya. Tak lama, prajurit yang ditunggu pun tiba dan langsung mengambil surat yang terikat di kaki burung elang tersebut. "Ada pesan dari Kota Han. Cepat, sampaikan ini kepada pemimpin pasukan!" Ucap prajurit itu kepada rekannya sembari menyerahkan kertas yang baru saja ia ambil. Rekannya pun menerima surat itu dan langsung membawanya masuk untuk diberikan kepada kepala prajurit. Di dalam sebuah ruangan, seorang pria dewasa dengan pedang yang tersampir gagah di pinggang tengah menikmati tehnya dengan tenang. Dari luar, seorang prajurit tiba-tiba saja masuk dan memberi surat kepadanya."Ketua! Ini surat dari prajurit Kota Han. Sepertinya ada yang ingi

"Akhhh..." Semua prajurit Kekaisaran Qin yang datang menyerang telah tumbang di tangan Tian Fan. Hanya seorang diri, pemuda itu mampu mengalahkan para prajurit yang rata-rata berada di ranah Jiwa Baru Lahir bintang 5-9. Di bawah kakinya, beberapa prajurit merintih sembari memegang perut dan dada mereka yang terasa sakit. Padahal Tian Fan hanya bertarung mengandalkan tangan kosong, tetapi tetap saja para prajurit yang menggunakan pedang tidak sekalipun mampu melukai dirinya. Tian Fan mengibas jubahnya dan menepuk-nepuk debu yang menempel di pakaiannya."Hufft... melelahkan juga rupanya." Dalam pertarungan itu, untungnya Tian Fan masih menahan diri untuk tidak membunuh para prajurit Kekaisaran Qin. Andai kata pemuda itu gelap mata, markas para prajurit penjaga pasti sudah penuh dengan aroma darah yang amis. Namun syukurnya Tian Fan masih waras di sana. Pertarungan antara dirinya dan para prajurit Kekaisaran ia anggap hanya sebuah main-main semata. Kalau Tian Fan mau serius sejak

Apa yang Tian Fan lakukan saat ini membuat semua orang terkejut. Pemuda itu menyerahkan dirinya begitu saja, apa ia sudah gila? Atau, apakah pemuda itu takut dengan Jendral Qin. Tapi, rasanya dugaan itu kurang pas. Tian Fan saja berani menyerang Kota Han seorang diri dan membunuh ketiga Patriak klan besar. Meskipun memang mereka tidak sekuat Jendral Qin, tetap saja ketiga orang itu juga tidak bisa dianggap sepele. Melihat kalau tidak ada yang bergerak dari tempatnya, Tian Fan mengerutkan kening dan bertanya dengan santai."Kenapa? Apa kalian tidak mau menangkapku?" tanya pemuda itu santai tapi malah membuat semua prajurit penjaga takut dengannya. "Hey, tidak usah takut seperti itu. Tenang saja, aku tidak akan membunuh kalian nanti," ucap pemuda itu dengan nada main-main. Namun tetap saja, tidak ada satu pun prajurit yang maju untuk menangkapnya. Mereka semua hanya saling melempar pandang dan menggelengkan kepala. Melihat respon para prajurit Kekaisaran yang seperti itu, Jendral Qi

"Kau bercanda, 'kan?" Pangeran Qin Fei Hu tidak percaya dengan apa yang Tian Fan katakan sebelumnya. Pemuda itu bilang kalau ia adalah seorang Alkemis, tapi Alkemis mana yang bisa bertarung jauh lebih baik dari kultivator murni? Tidak. Pemuda itu pasti membohongi dirinya.Namun Tian Fan tetap tenang dan hanya melempar senyuman ringan. Masih santai bersandar di kursi, pemuda itu kembali berbicara."Terserah kalau kau mau percaya atau tidak. Tapi, apa yang aku sampaikan memang benar adanya. Aku ini adalah Alkemis dan kultivator."Pangeran Qin Fei Hu menggeleng lalu kembali duduk di kursinya."Kau pasti bercanda. Aku tidak percaya dengan apa yang kau katakan.""Heh! Ya sudah."Tak berapa lama, Jendral Qin pun kembali datang bersama seorang pria paruh yang tampak penuh wibawa di sampingnya. Dari pakaiannya saja, Tian Fan tau kalau itu adalah Kaisar yang dimaksud."Salam, Ayahanda!" Sapa Pangeran Qin Fei Hu."Salam, Yang Mulia!" Sapa Tian Fan.Kaisar Qin menganggukkan kepalanya."Salam. Terim

Krak! "Arrgghhhh..." Pangeran Qin Fei Hu meringgis dengan wajah pucat saat Tian Fan meluruskan tangan kirinya dengan paksa. Rasa sakit itu sungguh luar biasa, tapi untungnya sang Pangeran mampu menahannya. Tian Fan kemudian mencabut semua jarum yang sudah ia tancapkan sebelumnya dan berkata dengan santai kepada Pangeran Qin Fei Hu."Cobalah untuk mengalirkan energi dari dantianmu pada kedua tanganmu. Jika aku tidak salah, kau pasti akan merasakan perbedaannya." Pangeran Qin Fei Hu menganggukkan kepalanya."Akan aku coba." Ia lalu menutup kedua matanya dan mulai mengalirkan energi Qi menuju kedua tangannya. Saat melakukan hal itu, Pangeran Qin Fei Hu tersenyum kecil."Rasanya memang berbeda. Aliran energi Qi dari dantianku jauh lebih mulus sekarang, kedua tanganku terasa semakin kuat saja. Saudara Tian! Kau benar-benar luar biasa." Tian Fan mengibaskan tangannya dengan santai sambil menyimpan kembali jarum peraknya."Itu perkara mudah bagiku." Pangeran Qin Fei Hu menatap Tian