Hutan di sekitar Mata Air Pencerahan dipenuhi jeritan Qi yang kacau dan retakan di bumi. Ji Yun berlari tanpa henti, meninggalkan suara benturan Pil Pembakar Esensi milik Xue Ya dengan pedang Qi Tetua Li. Meskipun hatinya dipenuhi rasa bersalah dan keputusasaan, ia tahu berhenti berarti kematian Xue Ya menjadi sia-sia."Ji Yun! Jangan menoleh! Terus lari!" perintah Yuan, suaranya terdengar cemas. "Xue Ya telah mengorbankan Jing-nya untuk memicu ledakan Qi. Dia hanya bisa bertahan beberapa menit. Kau harus memanfaatkan waktu ini!"Ji Yun berlari menembus pepohonan, tangannya menyentuh jubahnya. Di lapisan dalam jubah abu-abu itu, ia merasakan ukiran yang baru: peta yang diukir Xue Ya sebelum pertarungan. Peta menuju Gua Niweng."Kita kehilangan sekutu yang berharga, Guru Yuan," gumam Ji Yun, nafasnya terengah-engah. "Dia percaya padaku, dan sekarang dia mati karena aku.""Kematian adalah hal biasa di jalan kultivasi, Pemberontak," Yuan membalas dengan dingin, menc
Last Updated : 2025-10-31 Read more