Lorong di balik pintu baja rahasia itu memang menurun curam, membawa Sabe dan Maya ke kedalaman tanah yang lebih panas dan berbau belerang. Namun, ketegangan yang mencekik di permukaan telah tergantikan oleh kelegaan yang dingin, bercampur dengan adrenalin murni dari kemenangan kecil mereka."Kau berhasil, May," bisik Sabe, suaranya parau karena debu dan ketakutan yang tertinggal.Maya menyeka air mata yang bukan karena kesedihan, melainkan keringat yang bercampur debu. "Itu bukan aku. Itu Ayah. Dia selalu tahu bagaimana meluluhkan hati para pahlawan yang keras kepala, bahkan jantung baja sekalipun."Lorong itu berakhir di sebuah ruangan batu yang kecil dan remang-remang, yang tidak terlihat seperti bagian dari pabrik peleburan. Di tengahnya, sebuah peti kayu tua tampak diletakkan di atas altar batu."Pilar Ketiga," gumam Maya, mendekat dengan hati-hati. “Ini adalah tempat persembunyian terakhir. Cahaya Merangkak, Air Menangis, dan Api Membisu… dan di sini, di mana semuanya berakhir,
Last Updated : 2025-12-05 Read more