All Chapters of Kebangkitan Kaisar Beladiri: Chapter 201 - Chapter 210

Mereka juga tidak menyukai kesombongan Huang Sili. Dia selalu memandang rendah mereka, para murid biasa, dan mereka sudah lama berharap seseorang akan memberinya pelajaran. Huang Sili menatap Yang Teng dengan penuh kebencian. Baru setelah Yang Teng dan Yang Xin pergi, Huang Sili mengeluarkan pil penyembuhan dan menelannya. "Yang Teng! Aku akan memastikan kau tidak akan keluar dari sini hidup-hidup!" Huang Sili juga memasuki kedalaman Pegunungan Luoxia melalui Jalur Angin Hitam. Beberapa murid berdiskusi, "Bagus! Huang Sili mendapatkan apa yang pantas dia dapatkan, dia akhirnya mendapat pelajarannya." "Hanya Tetua Yang yang memiliki kemampuan untuk melakukan ini. Orang lain tidak akan memiliki kekuatan untuk memberi pelajaran kepada Huang Sili setelah dipermalukan." "Kurasa itu belum tentu hal yang baik. Huang Sili sangat pendendam. Tetua Yang telah menyinggungnya, dan Huang Sili mungkin diam-diam mencoba meracuni Tetua Yang jauh di dalam Pegunungan Luoxia." Par

Semua orang terkesan dengan metode lelaki tua itu. Hanya dengan beberapa ketukan tongkat pemukul anjingnya, dia telah menyembuhkan penyakit tersembunyi pria perkasa itu, membuat mereka tak punya pilihan selain mengaguminya. Lelaki tua itu menatap tajam pria perkasa yang berulang kali membungkuk, "Apa yang masih kau lakukan di sini!" Pria perkasa itu terkejut, "Sebagai balasan kepada senior, saya mendengar bahwa sebuah makam kuno telah muncul di sini, dan seseorang telah memperoleh banyak harta karun darinya, jadi saya ingin mencoba keberuntungan saya." Lelaki tua itu melambaikan tangannya dengan tidak sabar, "Pergi sana, tidak ada harta karun di sini, hanya hal-hal yang akan membunuhmu. Demi ayahmu yang telah meninggal, sebaiknya aku memberitahumu, dengan kemampuanmu yang menyedihkan, tinggal di sini hanya akan membawamu pada kematian." Hah? Pria perkasa itu terc震惊. Dia setidaknya seorang kultivator di tahap Pembersihan Sumsum, namun dia begitu mudah dikalahkan oleh ka

Pria tua kotor itu sama sekali mengabaikan orang-orang ini. Menurutnya, kehadiran atau ketidakhadiran mereka tidak ada bedanya; mereka tidak bisa menawarkan bantuan apa pun kepadanya. Keberhasilan pembukaan Tempat Pemberi Nutrisi Mayat kemungkinan besar bergantung pada pemuda ini. "Nak, apa yang kau rencanakan?" Pria tua kotor itu mengorek giginya dengan kuku jarinya, yang baru saja digunakan untuk mengorek hidungnya. Yang Teng merasa mual. ​​"Senior, sebelum kami datang, Anda mengatakan saya tidak perlu mengangkat jari pun. Selama saya bisa menjelaskan diri saya, saya memenuhi syarat untuk bergabung dengan Anda. Bukankah seharusnya tindakan itu diserahkan kepada Anda, Pak Tua?" Pria tua kotor itu menatapnya tajam. "Omong kosong! Kapan saya pernah mengatakan hal seperti itu! Cepat mulai, jangan buang waktu. Jika anak-anak itu berhasil, bukankah mereka akan benar-benar mempermalukan saya?" Gelombang kejut dari benturan tiba-tiba kedua tanduk naga mencapai mereka;

Pria tua kotor itu benar-benar ingin menampar bocah itu. Bukankah itu sudah jelas? Hanya dengan memanjat mereka bisa menemukan cara untuk membuka peti mati perunggu itu. Semua orang tahu harta karun itu ada di dalamnya; apakah mereka akan menyerah begitu saja? Yang Teng terkekeh, "Kalian hanya ingin membuka peti mati perunggu itu? Mudah saja, kita tinggal menjatuhkannya." Hah ? Pria tua kotor itu memandang Yang Teng dengan heran, berpikir, "Kau bercanda? Bagaimana kita bisa menjatuhkan peti mati perunggu itu?" Peti mati perunggu itu tepat di depan mereka; berdiri di bawah dan melihat ke atas, peti mati itu tampak seperti gunung yang menembus awan. Jika itu gunung, akan mudah; mereka semua bekerja bersama-sama dapat dengan mudah menjatuhkannya. Tetapi masalahnya adalah, peti mati perunggu itu bukanlah gunung; beratnya berkali-kali lipat dari gunung dengan ketinggian yang sama. Bahkan dengan begitu banyak orang, mereka tidak bisa menggesernya. "Baiklah, baikl

Saat itu, Yi Hua juga percaya akan keajaiban. Begitu banyak keajaiban, bahkan campur tangan ilahi, telah terjadi pada Yang Teng. Jika ada yang bisa bertahan hidup dalam keadaan seperti itu, Yi Hua merasa itu pasti Yang Teng. Pasir dan kerikil bergolak hebat. Yang Xin dan Yi Hua bergegas ke pasir dan kerikil yang bergolak itu, dengan panik menggali untuk membantu orang-orang di bawah melarikan diri secepat mungkin. Beberapa saat kemudian, dengan suara keras, sesosok tubuh berdebu dan kotor muncul dari bawah. "Pfft!" Orang itu memuntahkan seteguk pasir dan kerikil. "Yang Teng!" Yang Xin berteriak, hendak bergegas maju dan memeluk orang itu, tetapi menyadari itu bukan Yang Teng! Yi Hua melihat lebih dekat. Meskipun pakaian orang itu compang-camping dan penampilannya berdebu, dia masih bisa mengenalinya sebagai lelaki tua kotor itu. "Senior, apa sebenarnya yang terjadi di bawah sana? Di mana anak laki-laki yang bersamamu?" Yi Hua cepat bertanya. Yang Xi