All Chapters of Kaisar Dewa Naga: Chapter 11 - Chapter 20

Suara wanita tegas dan dingin terdengar di belakang Arjuna. Arjuna melirik ke belakang, dan melihat ternyata wanita itu adalah Calista, yang sebelumnya dia temui sebelum masuk ke markas geng. Calista menodongkan pistolnya ke punggung Arjuna yang telah menumpaskan markas Zekro seorang diri. Mata Calista dipenuhi kejutan, sementara hatinya kacau. Dia tahu betul bahwa geng Zekro merupakan geng yang kuat dan menyebalkan di Kota Bulan. Hanya dengan bantuan puluhan personel anggota polisi Perunggu atau perak, barulah bisa mengatasi geng yang menjengkelkan ini. Namun, pria di depannya berhasil melakukannya sendirian. Calista kesulitan untuk mempercayainya, tetapi melihat puluhan orang tergeletak pingsan di luar, ia terpaksa harus percaya! "Apa kamu Calista? " suara muda Arjuna yang berat terdengar, ia bertanya dengan nada main-main. Calista yang mendengarnya terkejut, " Kau tahu namaku? "

Bab 13 Dasar Anak Nakal! Keesokan harinya. Pukul 9 pagi. Arjuna membuka matanya dengan lelah, rasanya kepalanya seakan dihantam palu akibat anemia yang parah. Dengan berat hati, dia bangun dan menegakkan badannya, menyandarkan punggungnya pada dinding. Begitu melihat sekeliling, ia sadar bahwa kamar ini jauh lebih luas dan mewah dibandingkan kamarnya sendiri. Sofa, meja rias, baju-baju wanita yang tergantung dengan rapi, serta lampu indah nan mewah yang terpancang di langit-langit kamar, menggambarkan seolah ini adalah tempat peristirahatan orang kaya. "Bahuku," Arjuna mengerutkan dahi seraya menyentuh bahunya, merasakan sensasi yang ganjil. Tanpa disadari, bahunya kini dibalut perban, dan tubuhnya terbuka lebar tanpa sehelai benang. Tato naga di punggungnya, hasil darah Naga Surgawi yang mengalir dalam tubuhnya, terpampang jelas. "Polisi itu... Cepat atau lambat, aku akan membua

Kekuatan dahsyat menderu dalam tinju Arjuna, pukulannya melesat menembus udara, menghantam mesin tinju di hadapannya. Boom! Angka 999 muncul dengan gagahnya pada layar mesin tinju, tak lama kemudian, asap tebal mulai mengepul keluar dari dalam mesin. Retakan-retakan menjalar seiring waktu berjalan, dan dalam sekejap, Ctah! Mesin tinju itu luluh lantak menjadi serpihan puing-puing! Lisa yang menyaksikan adegan tersebut tidak bisa menutup kekagumannya, matanya terbelalak lebar. Papan mesin tinju yang bahkan mampu menahan kekuatan prajurit emas level 1 ini ternyata porak-poranda tak berbentuk oleh gempuran tinju Arjuna! Dalam hati, Arjuna tersenyum licik, melihat betapa terpana Lisa di hadapannya, dia terkekeh. Dengan langkah perlahan, dia berjalan mendekat, lalu berdiri di belakang Lisa sambil merangkul pinggangnya, mengguncang wanita itu dari lamunannya. Dagunya bertumpu di atas bahu Lisa, dan

"Oke, kalian berdua, kucing besar dan kecil, jangan menangis lagi. Lihat pakaian kakak, basah kuyup oleh ingus dan air mata kalian," Arjuna mengusap kepala kedua gadis yang dipeluknya, lalu berkata dengan lembut. "Hiks... Kak Juna, siapa bilang Yaya ingusan? Yaya nggak ingusan, itu kak Ariana yang ingusan, lihat deh!" Yaya membantah dirinya ingusan sambil memerah pipinya, menuding kakak perempuannya yang memeluk Arjuna di sampingnya. "Yaya, kakak nggak ingusan kok! Itu pasti kamu," Ariana berkata dengan malu, lalu buru-buru menyeka hidungnya. "Hahaha, kalian berdua sama saja. Oke, minggir dulu, kakak mau ngomong sama dokter," kata Arjuna sambil menyeka air mata Yaya dan Ariana dan tertawa. Kedua gadis itu menunduk malu, lalu segera melepaskan diri dari pelukan Arjuna. Taryo yang menyaksikan pemandangan ini tersenyum pahit di dalam hati, kedua putrinya mungkin tak bisa lepas dari anak laki-laki yang diadopsin

Saat mentari berkilau memantulkan cahaya emas pada sosok Yaya, gadis belia yang hampir menginjak usia 15 tahun itu, kecantikannya tumbuh memesona di antara lingkaran teman-temannya. Dia mengenakan dress pastel yang sederhana namun dengan elegansi yang luar biasa. Ditambahkan lagi dengan cardigan ringan yang berpadu indah menghadirkan pesona kasual yang tampak. Setiap aksesoris yang dikenakan, dari gelang tipis hingga kalung kecil, tampak menghiasi lehernya dengan penuh kelembutan, seperti bintang di langit yang terang. Rambutnya yang indah diikat rapi menjadi kuncir kuda, menciptakan siluet lolita yang matang namun menggoda. Di sampingnya, berdiri gadis lain yang rupawan dengan senyuman yang hanya tersirat. Penampilannya hampir serupa, namun gaun biru lembut yang dikenakannya menambahkan keharmonisan yang unik dengan keindahan langit di sore hari. Sepatu flat putih yang dipasangkan dengan kaus