All Chapters of Gadis Kecil Dua Miliar : Chapter 21 - Chapter 30

sudah larut malam, Rose dan Gage akhirnya kembali dari rumah sakit dan mendapati Maximian dan Beatrice duduk di sofa tua itu. Beatrixe bahkan tidak mau tidur dalam keadaan masih ada Maximian di rumah itu. “Tuan, ini sudah larut malam. Sebaiknya tuan tuan ini kembali, dan terima kasih atas bantuan dan kemurahan hati tuan atas semuanya. Kami menerima dengan senang hati, walaupun sebenarnya semua bantuan ini sudah layaknya keharusan dari tuan tuan,” mendengar ucapan Rose, kening Maximian berkerut karena kebingungan. Beatrice dan Gage mendengar ucapan frontal Rose terkejut. “Bibi,” tegur Beatrice dengan suara ketakutan, karena bagaimana pun juga, Beatrice tidak ingin Maximian mengetahui jika itu anak darah dagingnya, karena sudah berjanji untuk tidak saling membuka rahasia itu. “Tuan, mungkin tuan boleh mengingat dan mencoba mencerna apa ada yang aneh dari Beatrice setelah bertemu dan berhadapan dengan tuan?” tanya Rose kembali. “Rose, tahan dirimu. Kau tidak memiliki hak untuk itu,”

“Untuk apa kau datang kesini, aku sudah katakan kita tidak ada urusan lagi,” tegas Maximian saat melihat Jessie berdiri di depan pintu apartemennya. “Aku ingin bicara denganmu, ibumu menelfonku untuk menanyakan bagaimana hubungan kita. Aku tidak ingin semua yang sudah kita rancang, gagal seperti itu saja.” keluh Jessie. “Aku pernah mengiyakan ucapan dan ajakanmu itu? apa kau pernah mendengar juga saat ibu bertanya kepadaku, aku mengangguk? Tidak kan? Jadi, kau tidak perlu berharap nona Jessie,” tekan Maximian. “Lalu kenapa kau memperlakukanku di depan karyawanmu dan kau memutus sepihak. Kau tidak berpikir citra yang kubangun selama ini begitu sulit untuk kupertahankan, dan sekarang kau hancurkan begitu saja,” Maximian menundukkan tubuhnya, mendekatkan wajahnya ke wajah Jessie. Deru Jessie mampu dirasakan oleh Maximian karena benar benar sangat dekat. Deru jangung Jessie berdetak karena wajah mereka sangat begitu dekat. Jessie baru kali itu merasakan wajah mereka sedekat itu. Maxim

Maximian kehilangan jejak Beatrice di Prancis, dan bahkan Gage juga tidak mendapatkan kabar selama tiga tahun itu, Saat menanyakan Rose juga, Rose mengatakan Beatrice pergi diam diam saat dirinya berkebun. “Padahal kau yang katakan, untuk menemuimu tiga tahun lagi. Lalu bagaimana kau menghidupi ketiga anak itu tanpa bantuan siapa siapa Beatrice,” Pikiran Maximian kalut. Maximian duduk di pinggiran danau kecil yang ada di tengah tengah taman di sore hari. Tanpa ditemani siapapun. Maximian mengambil batu dan melemparkan batu itu sambil menarik nafas berat. Maximian mengeluarkan ponselnya dan melihat potret wajah anaknya yang sempat diambil saat masih bayi merah. “Bagaimana kabar kalian? apa kalian hidup baik baik saja?” tanya Maximian dengan suara kecil, Maximian tanpa sadar menangis dan bahkan air matanya cukup deras. “Paman, jangan melempar batu ke dalam kolam itu, tidak baik. Bagaimana jika melukai ikan ikan disana,” ucap seorang gadis kecil yang berpakaian lusuh. Maximia

Maximian menatap Beatrice dengan tatapan yang cukup dalam, bahkan Beatrice menyadari tatapan itu, namun seberusaha mungkin dia menyembunyikan kegugupan dengan mengajak mengobrol Deon dan Fani. ‘Maximian hanya diam menatap Beatrice dan kedua ketiga anaknya itu secara bergantian. Maximian tidak ingin mengganggu tidur Helen yang di brankar itu. Pikiran Maximian berperang “Kenapa tuan menatapku seperti itu? Apa tuan merasa menyesal membawa putriku ke rumah sakit tuan?” tanya Beatrice karena mulai risih dengan pandangan Maximian kepadanya. Maximian yang awalnya di seberang brankar, berjalan mengitari brankar tempat Helen tertidur dan berdiri tepat di depan Beatrice dan kedua anaknya itu. “Maafkan aku,” Maximian menundukkan kepalanya, air matanya menetes tanpa sadar. “Kenapa paman meminta maaf, paman tidak bersalah. Harusnya kami berterima kasih karena paman membantu membawa adikku ke rumah sakit,” ucap Fani. “Tiffani, kecilkan suaramu yang seperti toa itu, itu akan membuat

“Kenapa kau muncul setelah apa yang dijalani Beatrice selama ini?” tanya Thomas dengan suara dingin menatap Maximian. “Kau tidak ada hak untuk tahu banyak tentangku dan Beatrice,” tegas Maximian. Pandangannya mengunci mata Thomas yang terlihat lelah itu saat melewati perjalanan yang cukup panjang setelah mendengar Helen sakit, dan menjaga tidur Helen agar tetap nyaman itu. “Dia sudah cerita kepadaku, kalau kalian tidak memiliki hubungan apa apa. Dan bahkan kau yang menegaskan kepadanya untuk tidak memunculkan dirinya di depanmu setelah malam kejadian itu terjadi. Bukankah begitu?” Mendengar itu, perasaan Maximian semakin panas. “Tuan Maximian, aku rasa tuan bisa mencari bahkan banyak wanita yang jauh lebih sempurna yang tuan bisa dapatkan diluar sana. Jangan menganggu Beatrice lagi. Aku akan menjamin mereka dan ketiga anaknya.” Maximian semakin panas dan menarik kerah kemeja Thomas. Namun Thomas tersenyum dan menatap teduh mata Maximian. “Untuk apa kau mengejar wanita malam yang