Gadis Kecil Dua Miliar

Gadis Kecil Dua Miliar

last updateLast Updated : 2025-11-03
By:  MasdawatiUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
7Chapters
10views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Di London gadis yang tinggal bersama ayahnya harus putus sekolah karena harus menghidupi ayahnya. Banyak cacian dan hinaan yang dilontarkan ayahnya dan bahkan tetangganya kepadanya. Ayahnya yang gila itu nekad membohongi putrinya dengan menyuruh bekerja dengan seorang wanita yang terlihat anggun. Siapa sangka wanita anggun itu adalah mucikari yang biasa dipanggil madam. Beatrice yang terlanjur menerima penawaran itu dengan cepat Beatrice di ikutkan dalam prostitusi oleh wanita itu. Beatrice yang baru saja bekerja sudah ada menawar dengan harga fantastis. Tidak disanga, beatrice melayani pria yang gagah dan tampan, wajah dingin. Beatrice mengira jika itu adalah malam pertama dan terakhir bertemu pria itu, siapa sangka Beatrice menjadi tawanan baginya karena sudah membayar nya mahal dan tidak ingin melepaskan karena alasan tertentu. Apa yang akan terjadi?

View More

Chapter 1

kecewa

"Ayah, satu hari ini, sudah ada empat orang yang mencariku untuk menagih hutang ayah. Mereka datang ke tempatku bekerja. Setiap hari selalu ada orang berbeda mencariku. Ayah ngutang ke mana-mana hanya untuk mabuk dan bermain judi. Besok pasti ada orang baru lagi untuk mencariku menagih hutang ayah. Demi kesenangan ayah, aku harus terusik."

Mau sampai kapan harus begini, ayah?" keluh Beatrice saat sudah tiba di rumah malam hari.

"Kau berisik sekali, bayarkan saja," jawab Jhon, ayahnya Beatrice dengan entengnya.

"Aku bayarnya pakai apa, ayah? Daun? Ayah berhutang di mana-mana dan tidak ada hasil dari hutang ayah itu. Di mana hati ayah, menyiksa putri ayah hanya untuk ayah hidup semaunya ayah? Di mana peran ayah sebagai seorang ayah?" keluh Beatrice.

Jhon yang mendengar itu kesal dan mendekati Beatrice.

"Kau sudah berani melawanku sekarang, Beatrice?" Marah Jhon.

Beatrice menarik napasnya dalam-dalam dan menatap wajah ayahnya dengan tatapan kecewa.

"Aku tidak melawan ayah. Hanya saja, aku tidak tahu harus seperti apa lagi untuk membayarkan hutang-hutang ayah yang ada di mana-mana itu. Upahku tidak begitu cukup banyak untuk itu, ayah," tangis Beatrice.

Jhon yang mabuk mendekat dan menarik rambut Beatrice dengan kencang.

"Lepaskan ayah, itu sakit sekali," ucap Beatrice dengan merintih perih karena Jhon yang tiba-tiba menarik rambut putrinya dengan tiba-tiba.

"Aku tidak suka kau yang membangkang. Kau tidak tahu setia berbakti lagi?" kata-kata andalan yang keluar dari mulut Jhon ketika berhadapan dengan Beatrice.

Sekalipun Jhon sering melakukan kekerasan itu kepada Beatrice, hal itu tidak membuat Beatrice tidak merasakan rasa sakit. Beatrice selalu meringis ketika ayahnya menyiksanya. Bahkan Jhon sesekali juga memberikan tamparan yang cukup keras di wajah Beatrice.

"Lepaskan ayah. Sakit sekali," Beatrice menepuk-nepuk tangan ayahnya dengan kecil berharap tangan Jhon lepas dari rambutnya.

Jhon mendorong Beatrice hingga Beatrice terjatuh ke lantai.

"Jangan sampai kau lagi melawan dan membantahku. Aku akan memberikan kau pelajaran lebih dari ini. Salah ibumu dulu terlalu memanjakan kau. Sekarang kau tumbuh menjadi seorang pembangkang," kesal Jhon.

Tangis Beatrice akhirnya pecah saat mendengar ucapan ayahnya itu. Memang benar adanya saat ibunya masih hidup, Beatrice cukup dimanja ibunya. Sekalipun mereka hidup dari ketidakmampuan, namun tidak membuat Beatrice merasa kehilangan rasa kasih sayang dari ibunya.

"Ibu. Beatrice lelah, ibu," tangis Beatrice.

Jhon mendengar itu memutar bola matanya malas mendengar tangis Beatrice yang terduduk di lantai itu. Jhon masuk ke dalam kamarnya dan mengabaikan putrinya.

"Ibu, saat ibu masih ada. Aku masih memiliki tempat setidaknya untuk berlindung dari hidup yang begitu menyakitkan ini. Berlindung di belakang tubuh ibu saat menghindar dari ayah. Sekarang, aku sendirian. Aku tidak tahu harus bersembunyi dari amukan ayah. Pasti ibu melihat seberapa menderitanya aku hidup tanpa ibu. Semua orang selalu mengolok-olok aku dan tidak ada pembelaan seperti saat ibu masih hidup dan membelaku dari mereka. Sekarang, Ayah bahkan mendengar olokan mereka tanpa membelaku sedikit pun. Aku lelah, ibu," tangis Beatrice dan menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya.

Cukup lama Beatrice menangis dan duduk di lantai itu, mengabaikan perutnya yang lapar. Beatrice memilih masuk ke dalam kamarnya untuk menenangkan dirinya. Beatrice yang merasa lelah menangis itu akhirnya tertidur tanpa membersihkan tubuhnya setelah selesai bekerja dari kilang gandum tempatnya bekerja.

Hingga pagi hari, Beatrice bangun sedikit terlambat. Beatrice dengan buru-buru beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

"Aduh, ini sudah pukul enam pagi. Aku sudah terlambat, belum lagi harus memasak untuk sarapan pagi ini," keluh Beatrice sambil berlari ke kamar mandi yang berada di bagian belakang rumah yang terpisah dengan rumah utama.

Baru saja Beatrice selesai mandi, suara gedoran pintu dan terdengar sangat kencang membuat Beatrice merasa kesal dan bingung.

"Siapa pagi-pagi begini mengetuk pintu rumah seperti orang gila itu?" kesal Beatrice dan berjalan ke arah pintu untuk memastikan siapa orang itu.

"Lama sekali. Apa kau pura-pura tuli?" kesal orang itu kepada Beatrice.

Beatrice awalnya terdiam dan sudah tahu orang itu pasti mencari ayahnya untuk menagih hutang ayahnya. Beatrice melirik kiri kanan luar rumahnya itu, sesuai perkiraannya, tetangganya menontonnya dengan penasaran. Beatrice menarik napasnya dalam-dalam.

"Silakan masuk dulu, tuan," ucap Beatrice dengan lembut.

"Tidak perlu. Kami kesini untuk menagih hutang Jhon, atau kau putrinya kan? Bayarkan saja,"

Beatrice mendengar itu menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan ayahnya.

"Sekarang bayarkan hutang kalian. Aku tidak peduli lagi dan jangan salahkan kami jika menyita rumah ini jika kalian tidak bayarkan. Walaupun tidak setimpal dengan hutang ayahmu," lanjut salah satu dari dua pria berbadan gagah itu.

Beatrice melotot dan menggelengkan kepalanya.

"Tidak. Tidak ada yang boleh mengambil alih rumah ini, ini adalah peninggalan ibuku," marah Beatrice dan mendorong tubuh salah satu dari pria itu.

"Berani sekali kau!" orang itu menatap Beatrice dengan tatapan tajam.

"Berisik sekali. Apa mereka tidak tahu suara mereka itu mengganggu tidurku?" Marah Jhon keluar dari kamarnya menemui Beatrice.

Mata Jhon yang tadinya mata lelah dan dengan cepat melotot.

"Selamat pagi, Tuan Jhon yang terhormat," sapa orang itu dengan nada dingin. Jhon terdiam menatap lurus dan mata terbuka, sapaan itu tidak dijawab oleh Jhon.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status