All Chapters of Gadis Penakluk Hati CEO Dingin: Chapter 11 - Chapter 20

"Nak Utami dan nak Arthur, Bapak dan Ibu mengucapkan selamat buat kalian, semoga pernikahan kalian langgeng, rumah tangga kalian sakinah, mawaddah dan warahmah," Ucap Pak Tono."Aamiin..." Sahut semua yang ada di ruang tamu."Permisi... saya kurir, mau mengantarkan orderan makanan," Ucap kurirfood tersebut di depan pintu rumah yang terbuka."Ooh iya mas," Usama keluar untuk mengambil makanan tersebut."Berapa mas?" Tanya Usama."Tadi udah di transfer kok dek," sahut mas Kurirfood tersebut."Ooh iya, makasih ya mas," Ucap Usama ramah."Ya dek, sama - sama," Sahut pria tersebut.Ulfa dan Utami menyiapkan makanan kemudian menggelar tikar untuk makan lesehan bersama, karena meja makannya tidak cukup untuk menampung semuanya."Ayo semuanya, kita makan dulu," Ajak Ulfa."Kak Arthur, ayo kita makan," Ajak Utami perlahan dan Arthur pun mengangguk.Mereka pun makan bersama, setelah selesai makan, Pak Tono dan Bu Titin berpamitan untuk pulang ke rumahnya.Begitu juga dengan Hendra, sahabat Arth

Utami pun memandangi dirinya di depan cermin. Dia tak menyangka bisa memakai perhiasan semahal itu. "Terima kasih banyak ya kak, ehm... besok saya mau ke restoran kak dan mungkin akan menceritakan tentang pernikahan kita, apakah boleh kak?" Tanya Utami. "Ya, ceritakan saja, lagian cerita sekarang atau nanti kan sama saja, kalau mereka nggak terima kamu sudah menikah dan diminta untuk mengundurkan diri, ya kamu lakuin saja," Ucap Arthur. "Tapi kak, nanti saya pasti di kenakan denda karena nggak taat dengan kontrak, saya menyalahi kontrak kerja selama lima tahun, karena di dalam perjanjian kontrak kerja, sebelum masa kontrak saya berakhir, tapi saya mengundurkan diri, maka saya akan di kenakan denda sebesar 100 juta kak," Ungkap Utami. "Nggak apa - apa, jika memang kamu harus membayar denda, aku yang akan membayarnya," Ucap Arthur. "Eh- nggak usah kak, biar saya yang akan berusaha mencari uang untuk membayar dendanya," Ucap Utami "Hei Utami, kamu nggak usah sok - sok an ma

"Tami... aku mulai jatuh cinta padamu, besok aku akan pergi, semoga kamu akan selalu mengingatku, tunggu aku kembali ya..." Ucap Arthur. "Iya kak... saya juga cinta sama kakak," Sahut Utami tanpa melepaskan pelukannya dari Arthur. "Sayang... pake "Aku" aja ya, kalau pake "Saya" terdengarnya kayak gimana gitu, biar lebih akrab," Ujar Arthur dan Utami pun mengangguk. Mereka melalui malam ini dengan bahagia dan berpelukan sepanjang malam. ****** "Kakak... bangun... udah pagi nih, mandi dulu, abis itu sarapan," Ucap Utami sembari mengelus pipi dan mengusap lengan Arthur. Arthur meregangkan otot - ototnya dan membuka matanya perlahan. "Cantik banget kamu pagi ini sayang," Ucap Arthur dan langsung menarik lengan Utami hingga Utami berada dalam pelukannya. "Aduuh... kak... udah pagi nih, bersihin badan kakak dulu, bau asem," Ujar Utami. "Masa' sih... aku selalu wangi lho, nggak pernah bau, sini cium dulu. Ooh iya, Usama dan Ulfa udah ke sekolah?" Tanya Arthur. "Udah kak,"

Arthur telah berada di Apartment Erina. Apartment Erina berada di Pyrmonth St, setelah mengambil kunci atau kartu akses apartment, dia pun langsung menuju kamar Erina. Setelah meletakkan tas pakaiannya ke dalam lemari, dia pun bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah beberapa menit berendam air hangat dan membersihkan tubuhnya, dia pun nampak segar kembali, setelah itu dia berbaring sembari menonton siaran televisi. Satu jam kemudian, Erina pun datang. Mereka langsung berpelukan untuk melepaskan kerinduan mereka, tak terkecuali ciuman mesra yang sangat intim. Ciuman intim mereka berlangsung beberapa menit, dan berhenti saat mereka mulai kekurangan oksigen. "Sayang... aku mandi dulu ya, udah gerah nih," Ucap Erina. "Ya sayang, mandi lah, setelah itu kita makan ya," Ujar Arthur. "Oke sayang," Sahut Erina. Erina tanpa sungkan langsung membuka pakaiannya di depan Arthur, dan hanya tertinggal underwear nya saja. Arthur menelan salivanya saat melihat tubuh s

"Kak... kenapa perasaanku nggak enak banget ya? Apa aku telepon kakak aja? Tapi aku juga takut Kak Arthur akan memarahiku karena nggak menepati janji untuk nggak menelepon duluan. Ya Tuhan... tolong lindungilah Kak Arthur," Ucap Utami. Utami terpaksa menjual set perhiasan berlian yang di berikan oleh Arthur untuk menambah kekurangan denda dari perusahaannya. Dia tak menjual semuanya, dia menyisakan cincin berlian sebagai kenang - kenangan dari Arthur, kalau pun nanti Arthur menanyakan tentang perhiasan yang dia berikan, dia akan menjawabnya dengan jujur. Sisanya, dia akan membuka warung kecil di depan rumahnya. Kini Arthur sudah di pindahkan ke kamar perawatan, dan meninggalkan ruang ICU. "Sayang... maafin aku ya, aku tau aku sangat bersalah padamu, aku juga sangat mencintaimu, tapi saat itu aku hanya ingin membantu," Ujar Arthur saat dia sudah berada di dalam kamar perawatan. "Entahlah sayang, hati ku masih