All Chapters of Gadis Penakluk Hati CEO Dingin: Chapter 31 - Chapter 40

"Jaga mulutmu ya Arthur.. .harusnya kamu itu sadar, kau sudah menikah dengan Erina, jadi jangan terlalu rakus untuk memiliki keduanya. Biarlah Utami, anak kami dan adik - adiknya menjadi tanggung jawabku, karena memang sudah seharusnya aku yang bertanggung jawab dengan kehidupan mereka," Tutur Alex. "Nggak kak, aku nggak rakus, yang selama ini rakus kan kakak, bukan aku. Apa kakak bisa menghitung berapa banyak wanita yang kakak tiduri? dan dari sekian banyak itu, kakak nggak pernah bertanggung jawab, mungkin wanita itu ada yang gila karena perbuatan kakak, ada yang menggugurkan kandungannya karena malu, dan masih banyak lagi. Kenapa saat Utami yang mengandung anakmu dan tau bahwa adikmu ini adalah suaminya, tiba - tiba saja kamu ingin merebut dia dariku? Kenapa nggak cari wanita lain saja, haa?" Ujar Arthur geram. "Kan aku sudah mengatakannya kepadamu, aku baru sadar bahwa aku mencintai Utami, dan kamu juga nggak ada kabar selama beberapa bulan, makanya aku berusaha selalu ada di

Usama menggunakan sepeda motornya untuk mencari Ulfa dan Akmal. Sedangkan Alex dan Utami menggunakan mobil Alex. "Pak, kita kemana ini?" Tanya sang supir. "Ehm... Utami, kira - kira kita kemana dulu ya?" Alex bertanya kepada Utami. "Kemana ya? Aku juga bingung mas," Ujar Utami. "Bentar deh, di sekitar sini sepertinya ada beberapa cctv, bagaimana kalau kita mengecek cctv atau gini aja deh, aku punya seorang kenalan hacker, siapa tau dia bisa bantu kita melacak cctv sekitar sini, jadi kita nggak perlu meminta bantuan orang yang punya cctv." Jelas Alex Alex pun menghubungi kenalannya itu dan meminta bantuannya untuk melacak cctv di sekitar lokasi rumah Utami, beberapa menit kemudian, kenalannya itu mengirimkan hasil lacakannya kepada Alex. Alex pun membuka ponselnya, Alex dan Utami melihat hasil lacakan rekaman cctv itu, dan mereka melihat saat Ulfa yang menggendong Akmal masuk ke dalam minimarket, dan setelah beberapa saat, mereka pun keluar dari minimarket tersebut, saat

"Iya dek, sabar ya, tunggu aku ngasih kode, kalau aku udah ngasih kode, kamu bisa langsung kabur dari sini," Ucap Sinta dan Ulfa pun mengangguk mengerti. "Sinta... Sinta..." Panggil Anggi, sang asisten Mami yang di percayakan untuk mengurus usahanya di kota tersebut . "Dek, kakak keluar dulu ya, sepertinya akan ada tamu," Ujar Sinta kepada Ulfa. "Ya kak..." Sahut Ulfa. "Iya kak, ada apa? Aku abis ngobrol dari kamar Ulfa," Ucap Sinta. "Itu ada tamu, bentar lagi dia masuk, kamu bersiap lah," Titah Anggi. "Baik kak," Sahut Sinta. Shinta pun langsung masuk ke dalam kamarnya, dia bersiap - siap, memakai baju seksi dan parfum untuk menjamu tamunya. Sesaat kemudian, tamu pria hidung belang pun sudah berada di kamar Sinta. Ternyata pria itu adalah seorang pria yang tampan, dia membawa makanan dan minuman ke dalam kamar Sinta. Dan beruntungnya lagi, pria itu hanya ingin di temani makan oleh Sinta dan juga ingin mengobrol, karena dia tak memiliki seseorang yang bisa dia percaya untuk m

Utami terdiam sesaat sebelum.menjawab pertanyaan Arthur. "Ehm... gini kak, awalnya aku memang hanya sebatas kagum kepadamu, karena kamu dengan ikhlas mau menolongku, padahal kita baru saja kenal pada hari itu, dan pada hari itu juga kamu mengajakku untuk menikah, waktu itu aku sangat terharu, karena aku berpikir bahwa Tuhan sudah mengirimkan seorang pahlawan dalam hidupku yang akan menyelamatkanki dari hinaan para tetangga dan orang - orang yang mengenalku. Kemudian kita pun menikah, dan menikah secara sah di mata Agama dan negara. Setelah Kak Arthur mengucapkan ijab kabul kemudian di malam harinya, kita melakukan hubungan suami istri, yang awalnya kakak sudah mengatakan bahwa nggak akan menyentuhmu, tapi mungkin karena naluri lelaki dan aku juga masih muda, yang ingin belaian seorang pria apalagi telah menjadi suamiku, akhirnya kita pun melakukan hubungan itu, dan di saat itu aku mulai jatuh cinta kepadamu kak, bahkan di saat kamu ke Sidney, dan sampai beberapa bulan nggak ada kaba

Satu minggu kemudian, Sinta dan Jerri pun menikah dan pernikahan mereka dilakukan sederhana saja, karena Jerri tak ingin mengundang banyak orang, dia hanya ingin mengundang keluarga, tetangga dan teman - teman dekatnya saja. Setelah mengucapkan ijab kabul dengan lancar, akhirnya Jerri dan Sinta telah sah menjadi pasangan suami istri. Beberapa jam kemudian, acara pernikahan pun selesai, Jerri membawa Sinta ke rumahnya untuk melewati malam pertama di rumahnya. "Bang Jerri, apa kamu bisa menolong Ulfa agar bisa bersekolah lagi?" Tanya Sinta sembari melepas semua pernak pernik yang ada di seluruh tubuhnya, dia pun tak malu saat membuka pakaiannya di depan Jerri, karena dia tau bahwa Jerri tak menyukai lawan jenis, dia hanya menyukai sesama jenis. Walaupun malam ini mereka terpaksa harus bercinta agar Sinta bisa hamil dan mengandung anaknya sesuai yang diinginkan oleh kedua orang tua Jerri. "Nanti lah ya aku coba, soalnya dia pasti nggak punya kartu keluarga kan, biasanya harus pak