POV MirellaKeesokan harinya, di sebuah ruang VIP di restoran bintang tiga Michelin di Varyan.Aku duduk di sana, menatap tiga orang Keluarga Ardhana di seberang meja.Ayahku, Raditya Pramana, duduk di sampingku seperti singa yang diam."Raditya," ujar Bos Ardhana yang sudah tua itu, suaranya rendah, "Aku meminta maaf atas perbuatan putraku.""Minta maaf?" Ayahku mencibir. "Putramu hampir membuat putriku terbunuh. Kamu pikir permintaan maaf sudah cukup?""Mirella, anakku…" Lena, ibu Dante, menatapku dengan mata penuh rasa bersalah."Nyonya," potongku, nadaku sopan tetapi setajam pisau. "Aku sudah lama tidak menjadi anakmu."Saat itu juga, pintu ruang pribadi terhempas terbuka.Dante masuk dengan langkah lebar, wajahnya gelap seperti awan badai."Dante!" Bos tua itu berteriak. "Siapa yang menyuruhmu datang ke sini?!""Ini urusanku." Dia berjalan langsung ke sisiku, mengabaikan tatapan peringatan ayahku, dan mencoba menggenggam tanganku.Dalam sekejap, moncong pistol ayahku sudah menempe
Baca selengkapnya