“Maria, bersiap untuk masuk!”Pintu didorong terbuka. Suara ayahnya yang sarat akan kegembiraan, gugup, juga sedikit tidak rela, memotong lamunannya.Maria menoleh, ayahnya berdiri di ambang pintu, tubuhnya masih tegap seperti dulu, namun di mata itu tersimpan jejak tahun-tahun yang dilewati bersama Maria dan perasaan yang tidak bisa dijelaskan. Maria mengangkat sedikit gaunnya, perlahan berjalan menghampiri ayahnya, lalu menyelipkan tangan ke lengan pria itu.Mata Ayah Maria tiba-tiba memerah.Maria tertegun sejenak melihat hal itu. “Ayah…” panggilnya pelan.Begitu melihat putrinya menatapnya, sang ayah diam-diam menyeka air matanya. Suaranya terdengar sedikit tercekat dan bergetar saat berkata, “Tidak apa-apa, Ayah hanya merasa lega dan bahagia melihatmu hidup dengan baik, dan akhirnya bertemu dengan orang yang baik.”Selama ini, kedua orang tua Maria menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana Keluarga Satria memperlakukannya. Awalnya mereka khawatir putri mereka akan diperlaku
Read more