“Jangan takut, itu semua palsu,” ujar Reza menenangkan, dia mengira Marry terkejut karena adegan horror.Hanya aku yang merasa bingung, mengapa dia tiba-tiba terkejut?Aku bahkan masih belum menyadari apa yang terjadi, Reza pun mengangkat teleponnya. Setelah menjawab, “Baik,” beberapa kali dengan nada ragu-ragu, wajahnya terlihat muram saat berdiri.Setelah menenangkan diri selama satu menit, dia kembali memasang wajah biasa, “Kak Marvel, aku harus kembali untuk bekerja lembur. Mau bagaimana lagi, klien selalu minta proposal kapan saja, sudah dikasih juga nggak suka. Sudah jam segini, mereka sama sekali nggak memanusiakan kami.”Karena begitu, aku pun berdiri dan berkata, “Kalau begitu, kita tonton lain kali saja film ini.”Lagipula, ini juga sudah terlalu malam, tak pantas aku dan Marry berduaan. Meskipun dalam hati, aku memikirkan beberapa skenario, tapi kenyataannya, aku harus menjaga batasan.Reza menahan tubuhku yang hendak berdiri, “Kak Marvel, kamu nggak perlu pergi. Kita sudah
อ่านเพิ่มเติม