Share

Bab 2

Author: Jay
Segera setelah Reza membawa garam, istriku juga sudah pulang kerja.

Karena merasa bersalah, aku tidak berani menatap Marry saat makan dan terus khawatir dia akan menceritakan kejadian tadi.

“Kak Marvel, kok kamu berkeringat begitu banyak saat makan? Suhu AC-nya kurang dingin?”

Aku menyeka keringat dengan tisu, baru menyadari keningku dipenuhi keringat dingin, “Mungkin karena saat menumis sayur di dapur tadi agak panas.”

Aku tersenyum canggung dan tak sengaja bertatapan dengan mata Marry. Wanita itu malah tersenyum samar padaku, penuh dengan rasa menggoda.

Ternyata dia sama sekali tidak berniat mengatakannya, hanya ingin menggodaku saja.

Jangan sampai aku menemukan kesempatan untuk membalasnya.

Tak lama, kesempatan itu pun datang.

Keesokan harinya, Reza dan istrinya mengajakku untuk menonton film horror bersama mereka. Nelly bilang dia sangat sibuk di kantor hari ini, hanya ingin segera pulang untuk istirahat. Jadi, setelah pulang kerja, dia pun segera mandi dan masuk ke kamar tidur.

Aku menonton sendirian bersama pasangan itu.

Awalnya, Reza duduk di tengah, tapi tidak sampai dua menit, dia bilang posisi di pinggir lebih menyenangkan dan bertukar tempat dengan Marry.

Film horror itu terus berlanjut, musik dan pengambilan gambar bekerja sama. Aku sedang fokus menatap layar, menduga bagian mana yang akan menampilkan adegan menakutkan, tiba-tiba sepasang tangan lembut diletakkan di pahaku dan mengusap-usap.

Tangan ini lebih lembut daripada tangan Nelly, seperti kulit bayi.

Aku terkejut dan menoleh ke samping, terlihat wajah Marry yang indah. Dia sedang fokus menonton film, seolah-olah tangan yang diletakkan di pahaku bukanlah miliknya.

Pandanganku turun ke bawah, dia hanya mengenakan daster rumahan, terlihat jelas gundukan dadanya yang menjulang, lampu yang dipantulkan dari layar redup, samar-samar terlihat bentuk di dalamnya.

Ternyata… dia tidak pakai bra!

Batinku bergejolak hebat, aku melirik ke arah Reza dengan perasaan haus. Dia sangat fokus menonton, matanya tidak bergeser sedikitpun dari layar.

Karena cuaca panas, aku selalu mengenakan celana pendek longgar di rumah. Tiba-tiba, tangan kecil itu merayap naik melalui celah celanaku. Secara reflek, aku merasa gugup dan takut, tapi juga sangat terangsang. Aku kembali melirik Reza, lalu menangkap tangan yang mengganggu itu.

Apa yang ingin Marry lakukan?

Tiba-tiba, Marry melirikku dan menjerit. Tangannya juga ditarik kembali dari tubuhku, seolah diriku adalah ubi panas yang membakar tangannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Tetangga Lebih Mempesona   Bab 11

    Aku mengira rencana akan berjalan lancar, tapi ternyata Reza harus pergi dinas selama seminggu. Artinya, selama seminggu ini mereka berdua tidak akan bertemu dan rencana kami harus tertunda seminggu.Setiap kali memikirkan orang yang tidur di sampingku merencanakan kejahatan mematikan padaku, aku merasa jijik padanya.Nafsu Nelly dalam urusan ranjang cukup besar. Baru tiga hari Reza pergi dinas, dia sudah tidak tahan dan ingin mencariku untuk melampiaskan.Aku berpura-pura sangat lelah dan menolaknya. Aku merasa jijik.Alasan lainnya adalah Nelly tetap tidak terpuaskan, sehingga saat Reza kembali, mereka pasti akan bercinta dengan sangat menggebu-gebu.Setelah Reza kembali dari dinas, aku beralasan bahwa diriku juga harus pergi dinas. Sementara Marry mengatakan perlu lembur di kantor, jadi tidak pulang.Dari rekaman CCTV, begitu Reza kembali, dia tidak langsung masuk ke rumahnya sendiri, tapi langsung menuju rumahku.Begitu masuk, dia langsung tak sabar ingin melepaskan pakaian Nelly,

  • Istri Tetangga Lebih Mempesona   Bab 10

    Pantas saja temanku bilang pria brengsek itu familiar, ternyata dia tetanggaku, suaminya Marry.Terkadang kami pergi bermain di sekitar kota bersama dan aku akan memposting foto di sosial media, jadi tidak aneh kalau temanku merasa familiar.Melihat kemesraan mereka berdua, sepertinya mereka bukan baru bersama tadi malam.Sejak kapan mereka menjalin hubungan?Setelah keduanya pergi, aku keluar dari mobil. Lalu memasang kamera CCTV di rumah. Aku melihat kertas tisu di tempat sampah kamar tidur dan mengepalkan tangan erat-erat.Setelah menyelesaikan semua itu, aku pun menyewa sebuah hotel di sekitar komplek perumahan.Aku merasa sangat dirugikan. Tadi malam aku nyaris tidur dengan Marry, sementara Reza malah benar-benar sudah tidur dengan Nelly, istriku.Marry berada di rumah orang tuanya selama sehari dan kembali pada hari minggu, karena harus bekerja hari senin.Aku mengamati rekaman kamera CCTV, pada hari minggu pukul sembilan, Reza memasuki rumahku.Begitu masuk, dia dan Nelly langsu

  • Istri Tetangga Lebih Mempesona   Bab 9

    Marry juga terkejut, lalu wajahnya tampak memerah. Dia menjelaskan, “Maaf, kak Marvel. Aku juga nggak tahu kalau sedang datang bulan.”Aku….Aku ingin menangis tanpa air mata. Setelah susah payah mendapatkan kesempatan, ternyata malah mengalami hal seperti ini.Aku menghela napas. Marry sudah turun dari ranjang, membuka lemari, mengambil perlengkapan dan pergi ke kamar mandi.Aku juga pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangan. Marry berkata pelan, “Kak Marvel, bukan hanya ada satu kesempatan ini, kok kamu cemberut begitu?”Dia tak mengerti kesedihanku saat ini, tentu bisa bicara dengan begitu santai.“Kamu harus membantuku.”Aku benar-benar tidak rela jika ini berakhir begitu saja, jadi aku pun hanya bisa mengajukan permintaan.“Caranya?” tanyanya dengan malu-malu, wajahnya memerah, seolah memikirkan sesuatu. Lalu agak jijik, dia berkata, “Aku nggak mau membantumu, benda itu terlalu….”Tampaknya, dia dan Reza pernah melakukan hal serupa.Aku menunjuk ke area milikku, “Kamu yang menyal

  • Istri Tetangga Lebih Mempesona   Bab 8

    Sial, jangan-jangan aku diselingkuhi?! Rasa waspadaku langsung meningkat, “Sayang, kamu lagi apain?”“Yoga, aku sudah lama nggak latihan, daging di perutku sudah kendur. Aku nggak mau terus-terusan melihatmu menatap wanita lain saat kita keluar.”Suara Nelly yang menjelaskan masih terdengar terengah-engah.“Kamu yakin lagi yoga?” tanyaku dengan alis berkerut, aku masih tidak percaya.“Kalau begitu, video call saja, biar kamu nggak curiga.”Awalnya aku memang ingin melakukan video call, tapi jika video dihidupkan, bukankah diriku sendiri yang akan terbongkar? Aku pun langsung berkata, “Hanya bercanda, mana mungkin aku nggak percaya padamu. Istirahatlah lebih awal.”Setelah menutup telepon, aku kembali tenggelam dalam kegembiraan karena akan tidur di rumah Marry malam ini.“Marvel, kamar kami nggak cukup. Malam ini kamu harus tidur di kamar kerja.”Ibu Marry sedang menyiapkan tempat tidur. Aku memastikan arah kamar Marry, lalu meliriknya. Dia tampak sedikit malu dan menundukkan kepala.

  • Istri Tetangga Lebih Mempesona   Bab 7

    Dia tak menyangka aku akan melakukan itu, dia terkejut dan mendongak, lalu melotot padaku.Saat itu, lift telah tiba di area parkiran, kerumunan pun bubar. Aku buru-buru mengangkat kotak itu, “Ayo, naik mobil.”Aku segera keluar dari lift.Alangkah baiknya jika adegan seperti hari ini terjadi lebih sering. Dengan banyak orang di lift juga rasanya menegangkan.Setelah masuk mobil dan menyebutkan alamat, navigasi menunjukkan perjalanan memakan waktu tiga jam. Marry pun merasa agak tidak enak hati, suaranya melembut, “Kak Marvel, maaf sudah merepotkanmu.”“Kita tetangga, nggak ada istilah merepotkan.”Setelah basa-basi sebentar, kami pun mulai berangkat. Kemudian, aku mencari topik pembicaraan lain, kami berbincang sebentar dan sama sekali tidak membahas kejadian di lift.Hingga tidak ada yang menanggapi perkataanku, aku pun menoleh dan ternyata Marry sudah tertidur. Sabuk pengaman membentuk belahan yang dalam di dadanya, kepalanya memiring ke arahku, membuatku kembali melihat pemandangan

  • Istri Tetangga Lebih Mempesona   Bab 6

    Aku berencana mengurangi frekuensi bertemu tetangga di seberang beberapa hari ini. Namun, saat pulang kerja, pintu rumah mereka terbuka lebar dan Marry sedang memindahkan barang-barang.Begitu melihatku, matanya pun berbinar, “Kak Marvel, tolong bantu aku memindahkannya.”Ternyata, besok adalah hari sabtu dan dia mau pulang ke rumah orang tuanya malam ini, sekaligus membawa beberapa barang.Sementara Reza lembur malam ini dan tidak bisa pulang dalam waktu dekat, Marry juga tak bisa menunggunya.Setelah mengetahui Marry akan pulang menggunakan layanan mobil tumpangan dan baru akan sampai menjelang dua belas malam, Nelly pun khawatir.Dia langsung menyuruhku untuk mengantar Marry pulang.Awalnya, aku ingin menolak karena kejadian malam itu, tapi Nelly tidak menerima penolakanku, “Sudah semalam ini, aku khawatir dia pulang sendirian. Bagaimana kalau terjadi sesuatu?”Istriku begitu perhatian pada orang lain, kok aku malah hanya memikirkan hal-hal seperti itu sepanjang hari?Barangnya tid

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status