Share

Bab 3

Penulis: Jay
“Jangan takut, itu semua palsu,” ujar Reza menenangkan, dia mengira Marry terkejut karena adegan horror.

Hanya aku yang merasa bingung, mengapa dia tiba-tiba terkejut?

Aku bahkan masih belum menyadari apa yang terjadi, Reza pun mengangkat teleponnya. Setelah menjawab, “Baik,” beberapa kali dengan nada ragu-ragu, wajahnya terlihat muram saat berdiri.

Setelah menenangkan diri selama satu menit, dia kembali memasang wajah biasa, “Kak Marvel, aku harus kembali untuk bekerja lembur. Mau bagaimana lagi, klien selalu minta proposal kapan saja, sudah dikasih juga nggak suka. Sudah jam segini, mereka sama sekali nggak memanusiakan kami.”

Karena begitu, aku pun berdiri dan berkata, “Kalau begitu, kita tonton lain kali saja film ini.”

Lagipula, ini juga sudah terlalu malam, tak pantas aku dan Marry berduaan. Meskipun dalam hati, aku memikirkan beberapa skenario, tapi kenyataannya, aku harus menjaga batasan.

Reza menahan tubuhku yang hendak berdiri, “Kak Marvel, kamu nggak perlu pergi. Kita sudah kenal begitu lama, untuk apa permasalahkan hal-hal seperti ini? Marry sudah lama mau menonton film ini, tapi nggak berani menonton sendirian. Kamu temani dia sampai selesai saja. Maaf sekali untuk hari ini.”

Dengan demikian, Reza pun pergi bekerja lembur dan aku menemani Marry melanjutkan menonton film.

Beberapa menit setelah Reza pergi, aku dengan santai meraih tangan kecil Marry, membandingkannya dengan telapak tanganku, “Tanganmu kecil sekali, ya.”

Sambil berbicara, aku meletakkan tangannya di telapak tanganku.

Namun, orang di sebelahku jelas agak gemetaran, mengkhianati kegugupannya. Dia mencoba menarik tangannya, “Kak Marvel, jangan begitu. Kamu dan Reza itu sahabat.”

???

“Lalu kenapa kamu menyentuhku tadi? Lihat sendiri akibat perbuatan buruk yang kamu lakukan.”

Aku menunjuk ke bagian tubuhku yang terlihat menonjol, hasil karya sentuhan tangannya dari dalam celana tadi.

Wajah Marry memerah, dia bergumam, “Tadi… aku mengira kamu itu Reza. Aku lupa sudah bertukar tempat dengannya.”

Suaranya semakin kecil, seperti dengungan nyamuk.

Mendengar jawabannya, aku pun merenung sejenak. Memang benar, berdasarkan posisi kami tadi, sangat mungkin dia mengira aku adalah Reza.

Penjelasan ini seperti sedang membubarkan harapan romantis yang baru saja tumbuh di hatiku. Aku kira diriku bisa terjadi sesuatu dengan istri tetangga saat menonton film horror malam ini.

“Kamu dan Reza cukup berani, ya,” kataku, maksudnya tadi artinya mereka ingin melakukan hal yang mendebarkan di depanku.

Marry tidak berani menatapku, wajah kecilnya yang cantik sudah memerah seperti akan meneteskan darah. Dia pun merengek manja, “Kak Marvel, daripada terus mengejekku dan menjadikanku bahan lelucon, lebih baik kamu pulang dan temani Kak Nelly.”

Dia yang memantik api, tapi tak mau bertanggung jawab memadamkannya dan malah menyalahkanku.

Namun… melihat dia yang terlihat ingin menonton, tapi tak berani dan tubuhnya terus bergetar. Terlihat jelas seorang penakut, tapi masih ingin menonton. Aku pun menggodanya, “Baiklah kalau begitu, aku akan pulang mencari Kak Nelly untuk menyelesaikannya.”

“Aaaa…” Dia melirikku, terlihat agak panik. Tepat saat aku ingin berdiri, tiba-tiba dia dikejutkan lagi oleh salah satu adegan di film, lalu memelukku.

Saat dia memelukku, aku sedang bersiap untuk berdiri. Jadi, tanganku pun sangat kebetulan mencengkeram bagian tubuh yang sama.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Tetangga Lebih Mempesona   Bab 11

    Aku mengira rencana akan berjalan lancar, tapi ternyata Reza harus pergi dinas selama seminggu. Artinya, selama seminggu ini mereka berdua tidak akan bertemu dan rencana kami harus tertunda seminggu.Setiap kali memikirkan orang yang tidur di sampingku merencanakan kejahatan mematikan padaku, aku merasa jijik padanya.Nafsu Nelly dalam urusan ranjang cukup besar. Baru tiga hari Reza pergi dinas, dia sudah tidak tahan dan ingin mencariku untuk melampiaskan.Aku berpura-pura sangat lelah dan menolaknya. Aku merasa jijik.Alasan lainnya adalah Nelly tetap tidak terpuaskan, sehingga saat Reza kembali, mereka pasti akan bercinta dengan sangat menggebu-gebu.Setelah Reza kembali dari dinas, aku beralasan bahwa diriku juga harus pergi dinas. Sementara Marry mengatakan perlu lembur di kantor, jadi tidak pulang.Dari rekaman CCTV, begitu Reza kembali, dia tidak langsung masuk ke rumahnya sendiri, tapi langsung menuju rumahku.Begitu masuk, dia langsung tak sabar ingin melepaskan pakaian Nelly,

  • Istri Tetangga Lebih Mempesona   Bab 10

    Pantas saja temanku bilang pria brengsek itu familiar, ternyata dia tetanggaku, suaminya Marry.Terkadang kami pergi bermain di sekitar kota bersama dan aku akan memposting foto di sosial media, jadi tidak aneh kalau temanku merasa familiar.Melihat kemesraan mereka berdua, sepertinya mereka bukan baru bersama tadi malam.Sejak kapan mereka menjalin hubungan?Setelah keduanya pergi, aku keluar dari mobil. Lalu memasang kamera CCTV di rumah. Aku melihat kertas tisu di tempat sampah kamar tidur dan mengepalkan tangan erat-erat.Setelah menyelesaikan semua itu, aku pun menyewa sebuah hotel di sekitar komplek perumahan.Aku merasa sangat dirugikan. Tadi malam aku nyaris tidur dengan Marry, sementara Reza malah benar-benar sudah tidur dengan Nelly, istriku.Marry berada di rumah orang tuanya selama sehari dan kembali pada hari minggu, karena harus bekerja hari senin.Aku mengamati rekaman kamera CCTV, pada hari minggu pukul sembilan, Reza memasuki rumahku.Begitu masuk, dia dan Nelly langsu

  • Istri Tetangga Lebih Mempesona   Bab 9

    Marry juga terkejut, lalu wajahnya tampak memerah. Dia menjelaskan, “Maaf, kak Marvel. Aku juga nggak tahu kalau sedang datang bulan.”Aku….Aku ingin menangis tanpa air mata. Setelah susah payah mendapatkan kesempatan, ternyata malah mengalami hal seperti ini.Aku menghela napas. Marry sudah turun dari ranjang, membuka lemari, mengambil perlengkapan dan pergi ke kamar mandi.Aku juga pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangan. Marry berkata pelan, “Kak Marvel, bukan hanya ada satu kesempatan ini, kok kamu cemberut begitu?”Dia tak mengerti kesedihanku saat ini, tentu bisa bicara dengan begitu santai.“Kamu harus membantuku.”Aku benar-benar tidak rela jika ini berakhir begitu saja, jadi aku pun hanya bisa mengajukan permintaan.“Caranya?” tanyanya dengan malu-malu, wajahnya memerah, seolah memikirkan sesuatu. Lalu agak jijik, dia berkata, “Aku nggak mau membantumu, benda itu terlalu….”Tampaknya, dia dan Reza pernah melakukan hal serupa.Aku menunjuk ke area milikku, “Kamu yang menyal

  • Istri Tetangga Lebih Mempesona   Bab 8

    Sial, jangan-jangan aku diselingkuhi?! Rasa waspadaku langsung meningkat, “Sayang, kamu lagi apain?”“Yoga, aku sudah lama nggak latihan, daging di perutku sudah kendur. Aku nggak mau terus-terusan melihatmu menatap wanita lain saat kita keluar.”Suara Nelly yang menjelaskan masih terdengar terengah-engah.“Kamu yakin lagi yoga?” tanyaku dengan alis berkerut, aku masih tidak percaya.“Kalau begitu, video call saja, biar kamu nggak curiga.”Awalnya aku memang ingin melakukan video call, tapi jika video dihidupkan, bukankah diriku sendiri yang akan terbongkar? Aku pun langsung berkata, “Hanya bercanda, mana mungkin aku nggak percaya padamu. Istirahatlah lebih awal.”Setelah menutup telepon, aku kembali tenggelam dalam kegembiraan karena akan tidur di rumah Marry malam ini.“Marvel, kamar kami nggak cukup. Malam ini kamu harus tidur di kamar kerja.”Ibu Marry sedang menyiapkan tempat tidur. Aku memastikan arah kamar Marry, lalu meliriknya. Dia tampak sedikit malu dan menundukkan kepala.

  • Istri Tetangga Lebih Mempesona   Bab 7

    Dia tak menyangka aku akan melakukan itu, dia terkejut dan mendongak, lalu melotot padaku.Saat itu, lift telah tiba di area parkiran, kerumunan pun bubar. Aku buru-buru mengangkat kotak itu, “Ayo, naik mobil.”Aku segera keluar dari lift.Alangkah baiknya jika adegan seperti hari ini terjadi lebih sering. Dengan banyak orang di lift juga rasanya menegangkan.Setelah masuk mobil dan menyebutkan alamat, navigasi menunjukkan perjalanan memakan waktu tiga jam. Marry pun merasa agak tidak enak hati, suaranya melembut, “Kak Marvel, maaf sudah merepotkanmu.”“Kita tetangga, nggak ada istilah merepotkan.”Setelah basa-basi sebentar, kami pun mulai berangkat. Kemudian, aku mencari topik pembicaraan lain, kami berbincang sebentar dan sama sekali tidak membahas kejadian di lift.Hingga tidak ada yang menanggapi perkataanku, aku pun menoleh dan ternyata Marry sudah tertidur. Sabuk pengaman membentuk belahan yang dalam di dadanya, kepalanya memiring ke arahku, membuatku kembali melihat pemandangan

  • Istri Tetangga Lebih Mempesona   Bab 6

    Aku berencana mengurangi frekuensi bertemu tetangga di seberang beberapa hari ini. Namun, saat pulang kerja, pintu rumah mereka terbuka lebar dan Marry sedang memindahkan barang-barang.Begitu melihatku, matanya pun berbinar, “Kak Marvel, tolong bantu aku memindahkannya.”Ternyata, besok adalah hari sabtu dan dia mau pulang ke rumah orang tuanya malam ini, sekaligus membawa beberapa barang.Sementara Reza lembur malam ini dan tidak bisa pulang dalam waktu dekat, Marry juga tak bisa menunggunya.Setelah mengetahui Marry akan pulang menggunakan layanan mobil tumpangan dan baru akan sampai menjelang dua belas malam, Nelly pun khawatir.Dia langsung menyuruhku untuk mengantar Marry pulang.Awalnya, aku ingin menolak karena kejadian malam itu, tapi Nelly tidak menerima penolakanku, “Sudah semalam ini, aku khawatir dia pulang sendirian. Bagaimana kalau terjadi sesuatu?”Istriku begitu perhatian pada orang lain, kok aku malah hanya memikirkan hal-hal seperti itu sepanjang hari?Barangnya tid

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status