Saat bertemu Jovan lagi, detak jantungku memang sempat berhenti berdetak sesaat.Namun, aku kembali tenang dengan cepat. Bagaimanapun juga, sejak Zayn mengunggah foto itu, hari ini pasti akan datang.“Tuan, Anda salah orang,” kataku dengan nada dingin sambil berbalik.“Yuna jangan pura-pura bodoh! Aku tahu itu kamu! Kamu benar-benar nggak mati!”Jovan menyerbu ke depanku seperti orang gila, memegangi lenganku dan mengguncangnya dengan kuat.Tenaganya sangat besar, seakan ingin meremukkan tubuhku.Alisku mengerut, tak lama kemudian, sebuah tangan besar mendorongnya hingga jatuh ke tanah.Zayn menarikku ke belakangnya. Dia berkata, “Dari mana datangnya orang mabuk gila ini? Berani-beraninya menyentuh kekasihku.”Jovan tersungkur di tanah, menatap tanganku dan tangan Zayn yang saling menggenggam erat dengan tatapan linglung.“Nggak … nggak mungkin! Mana mungkin Yuna menjadi milik orang lain?”“Kalian sedang berakting! Benar, ‘kan? Akting untuk memaksaku pergi, ‘kan?”Sejujurnya, aku belum
Baca selengkapnya