Entah siapa yang memang dan kalah pada akhirnya, aku hanya tahu hari sudah gelap dan diriku terasa seperti terlindas truk, hampir hancur berkeping-keping.Tiba-tiba, terdengar suara pintu tertutup.Aku bertanya pada pacarku, “Ayahmu mereka sudah keluar?”Pacarku menggeleng, “Hanya wanita itu, ayahku nggak pernah mengizinkan mereka menginap.”Aku merasa agak canggung, “Kalau begitu, aku sudah harus memakai bajuku?”Pacarku tertawa terbahak-bahak, “Kamu berbeda dengan mereka. Kamu itu pacarku, bukan sekali pakai. Kamu boleh menginap.”“Sudah lapar, ‘kan? Ayahku sudah memasak.”Di meja makan, aku dan pacarku duduk bersebelahan. Ayahnya duduk di seberang kami.Aku merasa agak gugup, apalagi karena sebelumnya melihat sesuatu yang tak seharusnya kulihat.Untungnya, ayahnya tidak membongkar rahasiaku, hanya menanyakan beberapa pertanyaan seperti apakah orang tuaku masih ada dan apa pekerjaan mereka.Aku menghela napas lega, tapi tiba-tiba, dia mengambilkan sepotong sosis goreng ke piringku, l
Read more