Share

Bab 3

Penulis: Paula
Entah siapa yang memang dan kalah pada akhirnya, aku hanya tahu hari sudah gelap dan diriku terasa seperti terlindas truk, hampir hancur berkeping-keping.

Tiba-tiba, terdengar suara pintu tertutup.

Aku bertanya pada pacarku, “Ayahmu mereka sudah keluar?”

Pacarku menggeleng, “Hanya wanita itu, ayahku nggak pernah mengizinkan mereka menginap.”

Aku merasa agak canggung, “Kalau begitu, aku sudah harus memakai bajuku?”

Pacarku tertawa terbahak-bahak, “Kamu berbeda dengan mereka. Kamu itu pacarku, bukan sekali pakai. Kamu boleh menginap.”

“Sudah lapar, ‘kan? Ayahku sudah memasak.”

Di meja makan, aku dan pacarku duduk bersebelahan. Ayahnya duduk di seberang kami.

Aku merasa agak gugup, apalagi karena sebelumnya melihat sesuatu yang tak seharusnya kulihat.

Untungnya, ayahnya tidak membongkar rahasiaku, hanya menanyakan beberapa pertanyaan seperti apakah orang tuaku masih ada dan apa pekerjaan mereka.

Aku menghela napas lega, tapi tiba-tiba, dia mengambilkan sepotong sosis goreng ke piringku, lalu berkata, “Makanlah, seharusnya tadi belum kenyang.”

Apa maksudnya? Aku agak bingung, tapi tak berani bertanya, karena ayahnya punya aura wibawa yang membuatku agak takut.

Aku hanya bisa menunduk dan berpura-pura tenang.

Perasaan aneh pun tiba-tiba terjadi.

Di bawah meja, aku merasakan sebuah kaki menjepit ujung rokku.

Setiap kali dia mengerahkan tenaga, tali bahuku pun melorot sedikit.

Buah dada di balik baju bergetar setiap gerakan.

Aku sangat gugup, merasa pakaianku akan melorot kapan saja.

Untungnya, aksi iseng itu berhenti pada saat genting.

Tepat saat aku menghela napas lega, kakinya justru langsung bergerak ke area sensitifku.

Aku tersentak, seluruh tubuhku gemetar. Aku tanpa sadar menjepit kedua kakiku, bahkan mendesah pelan karena terlalu sensitif.

Pacarku menyadarinya dan menatapku dengan khawatir.

Wajahku memerah dan menjawab, “Nggak… nggak apa-apa.”

Kaki Joni bermain-main di tempat tersembunyi tanpa kendali dan rasa geli yang sulit ditahan menyerangku.

Aku mencengkeram kaki meja dengan kuat, berusaha menahan diri, tapi seluruh tubuhku tetap bergetar. Akhirnya, aku benar-benar hilang kendali.

Aku berdiri dengan panik, hanya bilang mau ke kamar mandi dan melarikan diri dengan memalukan.

Di kamar mandi, aku menurunkan celana dalamku yang basah. Baru saja aku mau mencucinya, pintu didorong terbuka.

Aku menoleh dengan terkejut, ternyata itu ayah pacarku.

Belum sempat aku bereaksi, tiba-tiba kedua kakiku terangkat dan aku didudukkan di wastafel olehnya.

Kedua tangannya menahan di kedua sisi tubuhku, menatapku lekat-lekat.

Tatapan itu membuatku agak takut.

“Om, apa… apa yang mau kamu lakukan?”

“Apa yang mau kulakukan?” Pria itu mendekat dan tersenyum nakal, “Bukannya kamu yang menggoda om dulu?”

Aku menggeleng, “Aku… aku nggak ada.”

“Nggak ada?” ujarnya mengulangi perkataanku.

“Kamu mau tidur dengan om, ‘kan?”

Katanya sambil mengambil tanganku dan meletakkannya di tempat paling kekar di bawah perutnya, “Suka nggak? Hm?”

Aku panik dan mencoba menarik tanganku, tapi tanganku yang memberontak malah ditahan olehnya.

Detik berikutnya, tiba-tiba dia mendekat dan bibirnya sudah berada di dekat bibirku.

Aku ketakutan dan mengulurkan tangan untuk mendorongnya, “Nggak boleh, aku pacar anakmu. Om nggak boleh….”

“Aku tahu.” Suaranya terdengar serak, “Di kampung om ada tradisi, calon menantu harus menjalani ujian dari ayah mertua sebelum menikah.”

Aku membelalakkan mata ketakutan, suaraku dipenuhi isakan tangis, “Om, kumohon… benaran nggak boleh, kumohon lepaskan aku….”

Namun, pria itu mengabaikan permohonanku. Dengan paksa menekanku ke cermin, lalu menggunakan lututnya untuk membuka kedua kakiku.

Detik berikutnya, tiba-tiba dia menarik dengan kuat dan merobek rokku.

Saat itu, terdengar langkah kaki pacarku yang mendekat dari luar, “Sayang, kok kamu masih belum keluar?”

Aku baru saja mau berteriak minta tolong, tiba-tiba dia bergerak ganas dan masuk ke dalam rokku.

Aku langsung lemas tak berdaya, seluruh tubuhku gemetar hebat dan kegembiraan langsung menyerbu otakku.

Garis pertahanan terakhirku hancur, aku pun dengan reflek membuka kakiku sepenuhnya….
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ujian Gila Ayah Mertua   Bab 9

    Aku terengah-engah berlari ke kantor polisi. Orang-orang di sana berbicara bahasa Myan, untungnya aku bisa sedikit dasar bahasa Myan.Aku pun langsung mengatakan pada polisi bahwa diriku diculik.Namun, tepat saat sedang terdesak menceritakan bahaya yang kualami, aku melihat Joni. Kepala polisi di sana bersikap sangat hormat, bahkan membungkuk padanya dan para polisi yang tadi mendengarkanku pun menghilang seketika.Hatiku terasa seperti dihantam palu. Ternyata diriku terlalu naif. Mereka pasti punya latar belakang yang tak kuketahui dan jaringan kekuasaan mereka jauh lebih besar dari yang kubayangkan.Mereka punya koneksi di mana-mana, mustahil bagiku untuk melarikan diri.Tepat ketika aku pasrah, berjalan tak berdaya ditarik oleh Joni meninggalkan lobi kantor polisi, seorang polwan berpapasan denganku dan menyerahkan sebuah USB.Aku langsung menyadari sesuatu.Aku segera menyimpannya.Setelah kembali, aku pun membukanya.Ternyata polwan itu adalah polisi intel dalam negeri yang ditem

  • Ujian Gila Ayah Mertua   Bab 8

    Sinar matahari pagi menyinari dari jendela, seperti biasanya. Tapi, hatiku terasa mati. Betapa aku berharap kejadian tadi malam hanyalah mimpi buruk.Meskipun benar aku sangat mencintai pacarku, pada saat yang sama, aku juga memiliki dorongan seksual terhadap kakaknya.Kenikmatan yang berlipat ganda tentu saja membuat ketagihan.Namun, aku punya moral dan rasa malu. Aku seorang manusia.Aku tak boleh larut dalam kenikmatan seperti ini. Jika tidak, hidupku akan kehilangan makna.Kenikmatan yang merusak hubungan seperti ini, seberapa pun menyenangkannya, hanyalah kenikmatan naluriah binatang.Cepat atau lambat, diriku akan hancur.Jadi, aku memutuskan untuk melarikan diri. Meskipun dijaga ketat, aku akan melarikan diri dengan cara apapun.Namun, tuntutan mereka yang rakus siang malam, membuatku tak punya celah sama sekali.Aku merasa hidupku seperti anjing peliharaan setiap hari.Akhirnya, aku pun tak tahan lagi hari itu. Aku memecahkan gelas kaca, lalu mengarahkan pecahan itu ke leherk

  • Ujian Gila Ayah Mertua   Bab 7

    Aku marah dan terkejut. Seharusnya aku sudah curiga sejak awal. Joni sama sekali tak terlihat seperti ayah Steve, dia terlihat seperti orang berusia sekitar tiga puluhan tahun. Selain itu, Joni dan Steve, itu jelas nama dua bersaudara.Tiba-tiba, Joni menjelaskan tentang wanita yang dia bawa hari itu. Dia bilang itu hanya pemeran sewaan dan semuanya direncanakan untuk membangkitkan iblis kecil yang tersembunyi di dalam diriku. Secara bertahap menurunkan batas moralku, agar aku lebih mudah menerima kebenaran hari ini.Aku tak mengerti dan benar-benar ingin menangis. Aku mencintai pacarku dengan tulus dan berharap menjadi istrinya, tapi mengapa ini yang terjadi?“Jadi, kenapa kalian melakukan ini? Apa tujuan kalian?”“Lihat apa yang kamu bicarakan.” Steve menyipitkan mata dan tersenyum padaku, “Karena kami berdua mencintaimu. Sayang, mulai sekarang, kamu adalah pacar bersama kami berdua.”Aku mengira telingaku bermasalah, “Apa? Pacar bersama?”“Benar, aku dan kakakku sama-sama mencintaim

  • Ujian Gila Ayah Mertua   Bab 6

    Saat aku terbangun lagi, hujan deras sudah mengguyur di luar, disertai kilatan petir dan guntur.Aku menunduk dan menyadari bahwa pakaian yang kupakai sebelum tidur sudah diganti tanpa sepengetahuanku. Sekarang, aku mengenakan kemeja pria beraroma tembakau.Kedua mataku ditutup dengan kain tipis, kaki tanganku terasa pegal dan kepalaku terasa pusing.Aku mencoba mengangkat tangan, terdengar suara krek yang terasa sangat menyeramkan di tengah keheningan malam.Dengan bantuan cahaya rembulan yang samar dari luar jendela, aku baru menyadari bahwa diriku diikat dalam posisi kedua kaki terbuka lebar di kursi gantung, dalam posisi yang sangat memalukan.Aku ketakutan dan langsung sadar sepenuhnya. Apa yang sedang terjadi?Aroma nasi kari tercium, disertai suara orang memotong sayuran.Aku baru menyadari bahwa ada bayangan hitam berdiri tidak jauh dari sana.Aku membelalakkan mata untuk memastikan Ternyata itu pacarku, benar-benar panik berlebihan.Pacarku memang punya banyak variasi dalam ur

  • Ujian Gila Ayah Mertua   Bab 5

    Aku menatap pria di depanku lekat-lekat. Kacamata berbingkai emas bertengger di hidungnya yang mancung, ketampanan dan kemewahan di tatapannya terlihat jelas.Tatapan dingin di balik lensa kaca sepenuhnya menunjukkan sikapnya yang dingin.Namun, pria berpenampilan wibawa dan berpendidikan inilah yang mengucapkan kata-kata yang begitu tidak senonoh.Bahkan buruh tani yang sedang memanen jagung di ladang pun tidak akan mengucapkan kata-kata sekeji itu.Ternyata, semua ini hanyalah kepura-puraannya. Sayang sekali aku sempat menganggapnya tampan dan berwibawa. Dia benar-benar iblis yang tak tahu malu.Tepat saat aku berpikir bahwa dirinya tak akan bisa melarikan diri hari ini, suara Steve kembali memanggil namaku di luar pintu.Joni juga terlihat agak bingung. Aku mengambil kesempatan itu untuk mendorongnya, lalu dengan cepat merapikan pakaianku dan berlari keluar.Pacarku bertanya mengapa aku begitu lama dan mengapa tidak menjawab panggilannya. Aku pun mencari alasan untuk mengelak. Siapa

  • Ujian Gila Ayah Mertua   Bab 4

    Pacarku terus memanggil namaku dari luar.Memikirkan pacarku yang begitu percaya dan mencintaiku, tapi aku malah punya pikiran yang begitu kotor, aku merasa sangat malu.Pada akhirnya, akal sehatlah yang menang.Tangan mungilku mendorong dadanya, mataku berkaca-kaca, “Om… jangan.”Tiba-tiba, ayah pacarku berhenti. Dia mengangkat pandangannya menatapku, napasnya yang panas menyembur di wajahku.Sangat intim.Dia terdiam beberapa detik, lalu langsung menciumku dan membungkam suara isakanku.Tangannya pun dengan cepat menjelajahi tubuhku.Seketika, perasaan geli dan kesemutan menyerbu, tubuhku terasa lemas dan lengan yang tadinya melawan perlahan kehilangan kekuatan.Ternyata aku agak menikmatinya, bahkan menginginkan yang lebih cepat, lebih banyak dan lebih ganas!Pria itu menempelkan seluruh tubuhnya di lekukan bahuku, tangan kasarnya menjelajahi seluruh tubuhku, menyalakan api hasratku.Aku gemetaran dan segera tubuhku menunjukkan perubahan yang liar. Di dalam tubuhku terasa seperti ad

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status