Semua Bab Meski Cinta Telah Pudar, Bintang Tetap Bersinar: Bab 11 - Bab 20

"Aku datang untuk jemput Kai," sela Leonard. Kemudian, dia memanggil Kai dengan sikap agak memaksa."Papa, aku nggak mau tinggal bareng Nenek. Aku mau tinggal bareng Bibi Emily!" Kai tidak mau pulang. Dia merasa neneknya agak mirip dengan ibunya yang selalu mengawasinya dengan ketat. Dia tidak suka.Leonard hanya meliriknya dengan dingin. "Naik ke mobil!" Melihat Leonard yang marah, Kai juga agak takut. Dia menggigit bibir dan berjalan keluar dengan enggan.Emily tidak mampu mempertahankan senyumnya, "Kak Leonard, apa yang sudah terjadi? Kai nyaman kok tinggal bareng aku. Aku juga mengantarnya ke sekolah setiap hari.""Nggak apa-apa. Kamu fokus saja pada pemulihanmu." Leonard menatap Emily dalam-dalam dan menambahkan, "Kalau kamu butuh sesuatu, telepon saja asistenku." Seusai berbicara, Leonard pergi dengan langkah besar.Wajah Emily perlahan-lahan menjadi masam dan menakutkan. Leonard menyuruh Emily untuk menghubungi asistennya, bukan dia! Perempuan jalang itu sudah pergi, tetapi m

Liana memang pergi ke bandara, tetapi dia tidak pergi ke luar negeri. Dia pergi ke panti asuhan untuk menjemput Alice, lalu membawanya ke Kota Kalindra.Sejak kecil, Liana sudah menyukai kota ini. Sekarang, dia akhirnya memiliki rumah di sini, juga memiliki seorang putri yang manis dan menggemaskan. Dia tidak pernah merasa begitu rileks dan puas sebelumnya.Di waktu luangnya selama bertahun-tahun, Liana akan menerima beberapa pekerjaan dari internet dan berhasil menabung cukup banyak uang. Sebagian uang itu dia gunakan untuk membeli sebuah apartemen bekas yang bagus. Ada sekolah dasar yang berjarak kurang dari 500 meter dari apartemen ini. Dengan begitu, Alice juga bisa bersekolah dengan nyaman dua tahun lagi.Setelah segala kebutuhan hidup sehari-hari selesai ditangani, Liana berencana mencari pekerjaan. Dia memiliki pendidikan yang baik, dan CV-nya menunjukkan bahwa dia telah bekerja untuk perusahaan Leonard selama lima tahun terakhir. Ditambah dengan penampilan dan pembawaannya yan

Dengan adanya peluncuran produk baru di perusahaan akhir-akhir ini, Liana yang merupakan asisten Kian menjadi sangat sibuk. Kadang-kadang, dia bahkan tidak sempat menjemput Alice dari TK tepat waktu.Kian tidak sengaja mendengar Liana berbicara dengan guru di telepon. Dia meminta maaf dan mengatakan bahwa dia akan segera tiba. Kian pun mengetuk pintu.Liana menoleh. "Pak Kian?""Apa kamu butuh bantuan? Aku bisa suruh sopir menjemputnya," tanya Kian.Liana mengangguk dengan ragu, terutama karena dia telah bekerja lembur terlalu sering dalam beberapa hari terakhir. Terlebih lagi, Alice pernah kehilangan orang tuanya secara tiba-tiba dan dikirim ke panti asuhan.Ketika terlambat pergi menjemput Alice, Liana akan menjelaskan, sedangkan Alice akan mengatakan tidak apa-apa dengan patuh. Namun, Liana dapat merasakan bahwa Alice sangat gelisah selama beberapa hari terakhir.Liana mendeskripsikan paras sopir Kian kepada guru, lalu memberikan nomor pelat kendaraannya. Setelah menutup telepon, d

Mobil berhenti di lantai bawah. Kian keluar lebih dulu, lalu berjalan ke kursi belakang dan membuka pintu. "Kamu gendong Alice saja. Aku akan bantu kamu bawa barang-barangnya ke atas. Boleh?" tanya Kian.Liana melirik kursi belakang yang penuh barang dan menghela napas. "Belanjaannya terlalu banyak." Kian tersenyum. "Wajar saja anak-anak suka berdandan. Sebenarnya, aku merasa kamu juga seharusnya belanja lebih banyak." Liana tidak terlalu tertarik untuk berdandan. Dia keluar dari mobil dan hendak membungkuk untuk menggendong Alice. Tiba-tiba, terdengar suara yang familier dari belakangnya."Liana!" Itu suara Leonard. Liana berbalik dan secara refleks mengadang di depan pintu mobil."Mama," panggil Kai sambil melangkah maju. Namun, dia menghentikan langkahnya dengan takut di bawah tatapan dingin Liana.Kian bertanya, "Butuh bantuan?""Liana, aku mau bicara denganmu." Leonard melirik Kian dengan mata dipenuhi kewaspadaan. Kemudian, dia berkata dengan sengaja, "Kai sangat merindukanmu

Liana berbalik dan pergi dengan tegas.Leonard tidak bisa masuk ke gedung perusahaan dan hanya bisa menunggu di lantai bawah.Kian secara khusus menyuruh sopirnya menurunkan Alice dari tempat parkir samping, sekaligus memberi tahu Liana, "Leonard sepertinya lagi cari tempat tinggal di kompleks apartemenmu. Dia sepertinya mau jadi tetanggamu." Alice mengedipkan matanya. Meskipun masih kecil, dia mengingat nama itu. Dia menatap ibunya dan bertanya dengan bingung, "Mama, apa itu Papa?""Bukan, dia cuma orang asing. Waktu ketemu sama dia kelak, jangan percaya pada apa pun yang dia katakan atau ikut dengannya," pesan Liana sambil mengelus kepala Alice.Alice mengangguk patuh, lalu dibujuk untuk pergi bermain di samping. Liana mengerutkan kening. Dia tidak takut pada Leonard, tetapi Leonard yang selalu mengusiknya sangat berpengaruh pada kehidupannya."Mau nginap di tempatku beberapa hari? Kompleksku punya keamanan yang baik," tanya Kian ragu-ragu. Saat Liana menoleh, dia menambahkan, "Aku