#Flashback End # 1 Tahun kemudian @ Ruang Presdirut, PT Deluxe Tower, Lantai 10, Jumat, Tanggal 05 Januari 2018, Pukul 11.00 KST ‘’Oppa!! Zhafar Oppa!!! Yakh!!!’’ Seruan seseorang berhasil membuat Zhafar terkesiap. Ia menatapi seseorang itu yang menatapinya dengan pandangan keheranan. ‘’Hahh!!! Erina! Arthur! Astaga! Aku melamun! Jinjja!’’ Ucap Zhafar akhirnya dan mengusap wajahnya kasar. Ia menerawang jauh ke depan tentang semuanya. ‘’Kau melamun ternyata! Astaga! Zhaff, aku minta bantuanmu untuk menyebar undangan pernikahan kita, ya??’’ Permintaan dari Arthur begitu mengagetkan Zhafar. ‘’Akh! O-oke! Siap! Aku akan bantu kalian! He . . . He . . . ‘’ Jawab Zhafar sedikit gugup seraya memeluk Arthur bahagia. ‘’He . . . He . . . Terima kasih, Kawan! Ku harap kau segera menyusul, ya!’’ Ucap Arthur penuh ketulusan dan diamini oleh Zhafar dan Erina. Mereka bertiga berbincang lama sambil sesekali bernostalgia. Mereka Nampak sangat bahagia sekali bahwa persahabatan mereka masih terja
# In Seoul, 16 November 2015 Langit Kota Seoul terlihat begitu cerah. Begitupun dengan penampilan seorang gadis cantik ini. Dia terlihat sangat anggun. Berjalan di sekitaran taman-taman penuh warna warni bunga mawar. Dia seakan menikmati waktu sendirinya di taman yang sedang sepi pengunjung. Kakinya membawanya menyusuri taman kota, sementara fikirannya jauh menerawang entah kemana. Yang ada di fikirannya hanya tentang masa depannya. Dia seakan tidak percaya diri untuk menatap masa depan. Karena hatinya sedang terluka. Ia tidak tahu lagi bagaimana perasaannya saat ini. Ia terluka terlalu dalam. Hingga ia menutup diri dari siapapun Pria yang akan mendekatinya. Kenangan itu ingin sekali dihapusnya. Ingin ia buang jauh-jauh semua perasaannya pada siapapun dan menjadikannya pribadi yang dingin. Mungkin itu lebih baik. Tes...tes... Sesuatu terjatuh di pipi kirin
# 02 Januari 2016, @ DELUXE TOWER ‘’Hahh, leganya… Erina, gimana malam akhir Tahunmu? Pasti menyenangkan, kan?’’ Goda Jong Yo ‘’Apaan sih, Oppa. Biasa aja. Tidak ada yang spesial. Kalau Kau, Oppa?’’ Tanya Erina balik karena dia menghindari pertanyaan selanjutnya. ‘’Kalau Aku, Aku menghabiskan waktu Bersama my fiancé. He..he..’’ Ucap Jong Yo malu-malu. ‘'Oh, pasti seru sekali,’’ ‘’Tentu saja. Oh iya, Kau sudah tahu belum, saat Aku berjalan-jalan bersama my fiancé di Apgujeong-Dong, Aku melihat Arthur di sana. Entah apa yang dilakukannya di sana. Aku curiga kalau dia tidak sendiri disana. Lagian itu tempat couple kalau menghabiskan waktu bersama, tidak mungkin kalau dia sendiri. Eh, tapi ini asumsi ku, ya, Erina. Jangan terlalu difikirkan. he..he..’’ Cerita Jong Yo antusias yang berhasil membuat suasana hati Erina menjadi berubah. Entah kenapa dia merasakan ulu hatinya sakit. ‘’Apa A
@ Ruangan M. Pemasaran ‘’SIALLL!!! Kenapa harus Aku??! KENAPA??! Dari sekian banyak gadis di sini, kenapa harus Aku yang dipilih?? SIALL!!‘’ Teriak Erina di ruangannya seraya melempar kertas-kertas yang sudah tidak terpakai lagi begitu saja. Ia melampiaskan kekesalannya. Ia kecewa, sedih, depresi, tertekan menjadi satu dan bahkan mampu mengguncang mental dan emosinya. Ia terluka untuk kedua kalinya. Ia tidak bisa membayangkan kalau harus bertemu dia setiap harinya. Kalau saja perasaan kecewa ini tidak ada, mungkin ia akan fine-fine saja saat diminta menjadi asisten pribadi Pria itu. Siapa coba yang merasa tidak bahagia kalau diangkat menjadi asisten pribadi Asisten CTO. Bahkan banyak dari rekan-rekan kerjanya yang menginginkan posisi tersebut. Tapi untuk saat ini, Erina tidak menginginkannya. Dia lebih baik menjadi karyawan biasa saja. Tetapi keadaan juga sudah berubah. Ia tidak menginginkannya. Ia ingin menghindarinya
# 12 Desember 2016, @ PT DELUXE TOWER TAP!!! ‘’Selamat datang Presdir Zhafar Basrian Rafael! Silakan, semua PIC sudah berada di ruangan meeting,’’ Ucap Mr. Sandy tersenyum. ‘’Terima kasih banyak Mr. Sandy! Baiklah, silakan!’’ Ucap Zhafar Basrian Rafael ramah. Terlihat sekali kewibawaan seorang Zhafar Basrian Rafael. ‘’Eh, Saya boleh ganti kemeja dahulu? Permisi!’’ Ucap Zhafar dan membungkukkan badannya. ‘’Silakan!’’ Jawab Mr. Sandy sambil tersenyum dan berlalu meninggalkan Zhafar sendiri. ‘’Terima kasih!’’ Ucap Zhafar. @ Ruang Meeting VVIP Semua peserta sudah duduk tenang di kursi rapat. Tampak was-was siapa gerangan pengganti Mr. Sandy. Karena tersebar gossip dan rumor bahwa pengganti Mr. Sandy adalah orang yang temperamen dan berhati dingin. Para peserta rapat tampak membicarakan satu dengan yang lai
‘’Silakan duduk!’’ Tegas dan valid no debat yang dikatakan oleh Arthur. ‘’Ahh, i-iya baik. Terima kasih!’’ Ucap Erina pasrah. Hening hingga setengah jam berlalu tanpa suara dari keduanya. Yang terdengar hanyalah detikan jam di pergelangan tangan Arthur Eryk Shaquile dan suara Pria itu yang sedang mengetik sesuatu. Di saat Arthur masih sibuk dengan pekerjaannya, lain halnya dengan Erina. Gadis cantik itu saat ini tengah mengagumi sosok di hadapannya ini. Sosok yang benar-benar berbeda saat pertama kali mereka melakukan kontak mata. Erina benar-benar mengakui bahwa sosok Pria di hadapannya ini memanglah sosok yang dewasa dan bijak. Terlihat sekali dari attitude yang diperlihatkan. Pria ini mampu menempatkan diri pada situasi yang tepat. Tapi entahlah, ia belum mengenal seutuhnya. Saat Erina tengah mengamati Arthur, Pria itu juga menyadarinya dari ekor matanya. Ia bahagia di dalam hati karena ternyata gadis canti
# 26 Desember 2016, @ R. Presdirut Seorang Pria tampan nan gagah sedang berkutat dengan beberapa berkas yang harus segera ia selesaikan. Belum lagi berkas yang masih menumpuk di meja seberangnya, terlihat sekali belum disentuh sekalipun. Yup, Pria itu kini sedang sibuk mempelajari semua berkas-berkas di hadapannya ini. Berkas-berkas perusahaan barunya. Ia mempelajari dengan teliti. Dimulai dari berkas biodata karyawan-karyawannya, profil perusahaan, kontrak-kontrak kerja, berkas perjanjian tender, berkas pengumuman pemenang lelang, dll. Pria itu semakin antusias sekali tatkala kedua pasang matanya menemukan dua berkas yang menarik perhatiannya. Berkas yang suatu saat nanti akan berguna untuknya. Dan ia pun langsung menduplikate dua berkas itu untuk ia simpan sendiri dan mengembalikan berkas aslinya ke tempatnya. Ia lalu meneliti kembali berkas duplikatnya dan mempelajarinya dengan seksama. ‘’Waah, Aku tidak meny
`Zhafar Pov ‘’Ah, Aniyo, opsemnida! Apa Bapak perlu bantuan Saya?’’ Gadis itu malah balik bertanya padaku dan menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan. Zhafar mengetahui dari ekor matanya. Diam- diam Zhafar juga selalu memperhatikan tingkah gadis manis ini. ‘’OMG!!! Suaranya astaga! Hahhh, lembut sekali dan mendamaikan jiwaku. Ha . . . ha . . . Eh, Tunggu! Ia mengatakan dengan ekspresi seperti itu? Wae? Dimana senyum manisnya yang tempo lalu ia perlihatkan? Apa ia masih ada masalah, ya?’’ Zhafar mencoba berfikir sejenak dengan perubahan gadis ini tapi dia juga masih fokus dengan pekerjaannya ini. ‘’Ada! Kamu siang ini temani Saya untuk membahas pekerjaan ini. Bisakah?’’ Tanyaku langsung dan menatapnya tepat di kedua manik matanya. Astaga, gadis cantik itu terkejut. Aneh. Kenapa, ya? Dan ekspresi itu sungguh menggemaskan sekali. Aihh . . .`Zhafar End