Share

Luka 79

••

"Masih ngantuk?" tanya Mama pagi itu saat mendapatiku beberapa kali menguap saat menyiapkan sarapan.

"Dikit." Aku menjawab sambil menuang air panas ke dalam cangkir yang sudah berisi gula dan kopi.

"Hmm … lembur ya," goda Mama kemudian yang membuat wajahku menghangat dan menjadi salah tingkah.

"Ihh … mama," balasku yang disambut tawa oleh Mama.

"Ya nggak apa-apa kan, malu-malu kayak baru nikah aja." Bukannya berhenti mama malah semakin menggodaku.

"Kan biar Prilly cepet ada temannya." Aku beralasan, meski sebenarnya tak perlu juga. Kami sudah cukup paham akan hal ini.

"Iya … iya kudu rajin bikinnya biar cepet gol, ehhh," goda Mama lagi sambil tertawa, aku hanya menggulum senyumku.

Semenjak menikah aku merasakan semakin dekat dengan keluarga, mungkin karena aku juga lebih banyak waktu. Kedekatan keluargaku dan Mas Ryan juga menambah kebahagiaan tersendiri. Begitu beruntungnya aku memiliki mereka semua yang selalu mendukungku.

"Mama antar kopi Papa ke teras dulu," pamit Mama kemudian
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status