Share

Luka 84

LUKA

“Jangan tertawa.” Aku melempar kesal gulungan tisu kecil ke arah Friska yang sedari tadi tertawa mendengar ceritaku.

“Lucu banget sumpah,” ucap Friska di sela tawanya.

“Dih.” Aku berdecih pelan, “Apanya yang lucu coba, sekarang kelakuannya sudah persis bayi besar.”

Kembali Friska tergelak. Sahabatku itu tidak berhenti tertawa saat aku menceritakan kelakuan Mas Ryan sekarang. Hampir setiap malam selalu muncul ide-ide aneh dalam pikirannya, entah itu ingin makan ini atau itu. Pernah juga meminta kapur barus untuk dibau dan itu harus yang putih kecil. Pernah melarangku mandi karena suka bau keringatku. Bagiku itu semua aneh-aneh dan hal yang dulu dia tidak suka sekarang sebaliknya.

“Daripada kamu yang mabuk sama ngidam, kan mending dia saja.” Friska beralasan.

Iya benar juga sih, daripada aku yang mengalami hal-hal seperti itu. Akan tetapi, kalapun aku ngidam tidak akan separah itu sepertinya.

“Silahkan pesanannya.”

Obrolan kami terhenti saat seorang pelayan resto mengantarkan mak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
bener kata Kay Priska .kmu hrs ngikutin kemana suami kmu tinggal .karena kehidupan Danu sebelum nya banyak drama g bagus sdh ada 2 mantan istri yg sdh punya anak yg Danu tinggalin .bisa aja merasa kesepian Danu jauh dr istri merajut kembali dgn mantan2 nya atau perempuan lain ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status