Share

AKU, KAU, & SELINGKUHANMU
AKU, KAU, & SELINGKUHANMU
Penulis: Zia Cherry

BAB 1

“Kayaknya kita nggak bisa lanjut lagi. Ayo kita bercerai, Mas.”

“Mi! Apa maksud kamu?! Ini pernikahaan! Kamu sudah gila?! Kita bukan anak ABG Yang bisa putus nyambung! Dan kita juga sudah punya Andra! Mana bisa kita cerai begitu aja?”

Dia benar.

Apa yang sebenarnya kupikirkan?

Mengapa aku sesembrono ini? Aku pasti sudah gila.

Tapi, harus bagaimana lagi aku menyikapi semua hal yang begitu berbelit di kepalaku?

“Ayo kita bicara baik-baik. Ada apa? Kenapa kamu begini? Aku perhatiin sudah seminggu kamu kaya gini. Ada apa, Mi? kasihan Andra kalau kamu begini terus.”

Ah, benar juga. Kasihan anakku, bukan aku.

Apa yang sebenarnya kuharapkan?

“Kenapa? Kamu lagi capek? Kamu butuh me time? Silakan, aku akan jaga Andra. Kamu bisa beristirahat sebanyak yang kamu mau, Mi. Asal jangan bicara yang aneh-aneh lagi.”

Dia meminta dengan nada perhatian.

Itu membuatku semakin bungkam. Dari mana harus kumulai? Benang mana yang harus kutarik lebih dulu untuk mengurai kusut?

Kisah mana yang harus kujadikan prolog agar semua membaik dan aku bisa berdamai dengan hatiku sendiri?

Tapi, apakah semuanya akan baik-baik saja?

Apakah bisa membaik, setelah semua yang terjadi?

Tangan pria itu menyentuh jemariku di atas meja, membelainya lembut, seakan ia memiliki jutaan cinta yang tak pernah berkurang.

“Ayo, Sayang, cerita.”

Panggilan sayang itu tak lagi memiliki arti. Padahal beberapa tahun yang lalu, aku sangat menyukainya. Ucapan sayangnya selalu membuat jantungku berdebar dan tersipu malu.

Tapi toh kami sekarang kami sudah menua. Lambat laun cinta akan luntur. Lalu kau akan memasuki fase tenang yang membosankan. Perlahan-lahan percikan-percikan api asmara dengan debar tak karuan itu akan menghilang terlalap usia. Begitu, kan?

Kecuali, kalau kau menemukan cinta yang baru, yang segar.

Aku menatapnya dengan pandangan kosong. Tangannya di atas jemariku tak lagi memberikan kehangatan seperti dulu. Mengapa aku tidak menyadari bahwa di mata itu sudah tidak ada percikan yang sama? Sejak kapan tepatnya?

Padahal dulu, setiap mata kami saling bertaut, dunia seakan berubah menjadi surga yang tak lagi dihuni orang lain. Hanya ada aku dan dia.

Tapi sekarang semua berbeda.

Apakah kami telah memasuki masa jenuh dalam pernikahan?

6 tahun berlalu, dan kami menua. Apakah rasa cinta kami juga memudar? Seharusnya aku menyadari sejak awal, karena daun pun akan menguning terlalap musim.

“Sayang.” Sebuah panggilan formalitas kembali terucap. Ia meremas tanganku, mengembalikan anganku ke dunia nyata. “Ada apa?” tanyanya penuh perhatian.

Aku menarik tanganku dari genggamannya, membuat kening pria itu sedikit mengernyit, tapi tidak berkomentar. Sesaat kemudian, aku mengeluarkan ponsel, membuka aplikasi percakapan, lalu meletakkan ponsel itu di atas meja.

Sudah kususun lusinan aksara sejak semalam, tapi semua menghilang. Kerongkonganku terlalu kering, lidahku kelu, dan entah bagaimana mengatakan semua hal itu tanpa meraung dalam tangis.

Ia sudah siap membuka mulut, bertanya dan protes. Namun, percakapan di dalam ponselku membungkam mulutnya. Matanya langsung terbelalak lebar, wajahnya mulai berubah warna, dan aku tau ia tengah membaca pesan singkatku bersama seorang wanita yang sengaja kutunjukkan kepadanya.

“Ayo kita bercerai, Mas.”

“Mi, a… aku bisa jelasin semuanya….” Ia tergagap panik. Kepalan tangannya mengeras marah. Seakan ia lah yang terkhianati. Bukan aku.

“Ayo kita bercerai, Mas.” Hanya kata itu yang mampu kuucapkan. Satu tambahan kata lain, dan seluruh pertahananku akan pecah berantakan.

“Mia, kita bisa bicarain semuanya. Aku akan jelasin. Tolong jangan ambil keputusan gegabah begini.”

Lekat kupandangi wajah itu.

“Tapi dia hamil, Mas. Dia hamil anakmu,” kataku, dan dia membeku.

***

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Hafidz Nursalam04
jsjsjsjskkskskd
goodnovel comment avatar
Yuli Defika
msh menyimak
goodnovel comment avatar
M Arkanudin
keren sekali
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status