Share

Chapter 78

Pemuda itu pulang, mungkin dari bersenang-senang, namun baunya sama sekali tak tercium bau minuman. Mungkin hanya menenangkan diri. Dia berjalan ke arah kamar Andira dan mengetuk pintunya.

Tak lama kemudian pintunya terbuka, dan lampu yang tadinya mati kini menyala.

“Tuan Muda.” Mata itu terlihat kantuk.

“Sejak tadi aku sudah ingin bicara denganmu.” Dia dengan senyum. Andira yang terlihat lelah kini terlihat malas. Namun dia menyembunyikan rasa malas itu. Entahlah, awalnya dia sangat bersemangat dan selalu bersemangat jika itu dengan Raisi, namun kenapa sekarang tidak?

“Bicara? Tentang apa?”

“Ayolah, ikut denganku,” ucapnya dengan senyum dan meraih tangan Andira. “Bintang di malam ini bertaburan, tidak enak jika tidak menikmati bintangnya.”

Mereka berjalan keluar, ke taman. Taman yang dirawat oleh Pak Rustam tak kalah indahnya di malam hari. Selain itu, lampu-lampu kecil ketika mala

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status