Share

bab 295

Andira tersungkur di tanah dengan nafas terengah-engah. Rasa sakit di kakinya berdenyut, akibat tendangan Nigel yang kejam. Dia mencoba untuk berdiri, namun sia-sia. Kakinya terasa lemas dan tak bertenaga.

Nigel mendekatinya dengan tatapan penuh amarah. "Kau pikir kau bisa kabur dariku, hah?" gertaknya.

Andira menundukkan kepalanya, tak berani menatap mata Nigel. Dia tahu bahwa perlawanan hanya akan sia-sia.

"Aku beri kau kesempatan sekali lagi," kata Nigel. "Jika kau berani mencoba kabur lagi, aku tak segan-segan membunuhmu."

Andira terdiam, tak berani berkata apa-apa. Dia tahu bahwa Nigel bukan orang yang main-main dengan omongannya.

Nigel menoleh ke arah Ibrahim. "Bawa dia ke ruangan yang lain," perintahnya.

Ibrahim mengangguk dan menyeret Andira ke sebuah ruangan lain. Ruangan ini jauh lebih tertutup dibandingkan dengan ruangan sebelumnya. Tak ada jendela sama sekali, hanya sebuah pintu kecil yang terbuat dari besi.

Ibrahim mengikat tangan dan kaki Andira dengan rantai. Dia kemudi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status