Share

Bab 10

Tiga puluh menit berlalu tangis Saffa belum juga mereda. Suaranya sudah sangat parau dengan keringat membanjiri wajahnya.

Kalau sudah begini, tidak ada cara lain selain pergi untuk mendapatkan apa yang Saffa inginkan. Saffa akan kuat untuk menahan tidak jajan atau tidak makan. Itu sudah biasa. Tapi, untuk pisah lama jauh dari bonekanya, ya seperti sekarang ini.

Mengamuk tak tahu waktu.

Salah aku juga, sih kemarin menjanjikan akan segera memberikan dia yang baru. Tapi, kejadian di depan pabrik tadi sudah menyita waktuku untuk pergi ke toko boneka.

"Dah, yu beli, yuk." Bang Aldi sudah membawa kunci mobil miliknya.

Dia mengangkat tubuh Saffa yang terkulai di lantai. Tidak ada perlawan dari putriku. Lama menangis membuat dia kelelahan dan pasrah digendong oleh pamannya itu.

Di dalam mobil, aku memperbaiki rambut Saffa yang berantakan. Mengusap wajahnya yang penuh air mata dengan rasa yang entah mengapa membuatku ingin menangis.

Seharusnya, seorang ayah ada di saat putrinya merajuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (196)
goodnovel comment avatar
Ida Farida
klo tau ribet gini lebih baik gak usah baca nyebelin
goodnovel comment avatar
Atun Samawa
saya Mao bli koin g tawu gmna cranya, pembayaran gagal terus
goodnovel comment avatar
Atun Samawa
gmna cara bli koninya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status