Share

Berpisah

"Anda belum menjawab pertanyaan saya, Dokter Nafsin?" desakku sambil menyembunyikan kantong plastik pembawa bencana itu di balik punggung. "Bagaimana Anda bisa tahu alamat rumah ini?"

Dokter Nafsin berdeham. Merapikan poni cepaknya yang mirip Oppa Korea. "Begitu menyadari ada benda asing di tas ransel, saya segera menghubungi Ibu Rahayu dan meminta alamat lengkap Bu Mirah."

Ha, apa?

Jadi, apakah semua masalah dalam hidupku harus secara otomatis terhubung dengan Mommy? Termasuk masalah panty liner yang entah bagaimana bisa tersesat ke dalam tas Dokter Nafsin? Wah, wah, wah! Sepertinya aku harus ekstra hati-hari setelah ini. Tidak boleh lengah sedikit pun. Titik.

"Baik, baik."

"Ya, begitulah, Bu Mirah. Saya yakin Tuhan memang memberi jalan kepada saya untuk lebih dekat dengan Bu Mirah. Buktinya, hal yang mustahil terjadi dalam pikiran saya pun, terwujud secara nyata. Ya, itu, berkat barang Bu Mirah yang nyasar ke tas sa---"

"Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan, Dokter Nafsin. De
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status