Share

Bab 39

Bab 39

05092022

Bang Tato meletakkan gelas wine di atas meja, lalu menyilangkan tangan ke dada sedangkan kaki kiri diletakkan pada paha kanan. Kemudian terdengat tarikan napas lamban. Wajahnya tampak kaku dan dingin.

“Sayangnya aku tidak mau mati bersamamu. Aku masih mau hidup lama. Kalau kamu mau mati, matilah sendiri, tidak usah ajak – ajak.” Mulut lelaki itu mencibir, matanya memandang rendah Ajeng.

Mata Bang Tato lekat mengamati tiap perubahan mimik Ajeng.

Secara lugas Bang Tato berusaha mengiris makna yang tersirat dalam kalimat Ajeng. Hidungnya keras mencium “bau amis”. Ada sesuatu yang tak beres yang disembunyikan oleh Ajeng. Mau apa Ajeng? Apakah wanita penyuka uang itu ingin membunuh dan menguasai hartanya?

Sikap Bang Tato mulai hati - hati. Ia tidak mau tergelincir dalam pusaran jebakan yang ditebar oleh Ajeng.

Dia sudah malang melintang terjun di dunia hitam, setidaknya ia memiliki dasar untuk menilai seseorang. Apakah orang tersebut tulus atau berniat buruk.

Terleb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status