Share

Bab 47

Bab 47

Ucapan Amina sontak membuat Eril kaget. Ia merasa bersalah telah mencium gadis itu. “Amina, maaf dengan sikapku barusan. A-aku terbawa suasana.” Garis muncul diantara alisnya.

“Aku memang bermaksud pindah. Tabunganku sudah cukup untuk menyewa rumah sendiri.” Amina berusaha menenangkan hatinya yang berdetak tak karuan. Ia lebih banyak menunduk. Ciuman Eril membuatnya kaget sekaligus senang.

Mendadak aliran darahnya memanas, kemudian muncul debar – debar aneh nan lembut mengalir ke seluruh vena. Perasaannya diliputi rasa bahagia yang belum pernah ia rasakan.

Eril bertambah gusar dengan keinginan Amina. “Kenapa mendadak? Apakah kamu tidak suka tinggal bersamaku di sini?”

Amina menggeleng. “Tidak! Hanya saja, aku tidak enak menjadi benalu bagi dirimu. Sudah saatnya aku dan Ayang pindah.”

Otak Eril berubah tumpul, membayangkan kesenyapan di apartemennya tanpa kehadiran Amina dan Ayang.

“Oh please, aku tidak setuju kalian pindah dari sini. Kalian bukan benalu. Kita partner ker
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status