Semua Bab The Evil Soul's Twin: Bab 1 - Bab 10
35 Bab
Chapter 1
"Jika kau ingin dihargai, maka kau harus bisa menghargai orang lain." [Ray. R. R.] ______ Sinar mentari pagi mulai mengintip malu-malu di balik tirai kamar seorang anak remaja laki-laki yang masih setia bergelut dengan selimut tebal nan hangatnya.Saking nyamannya bergelut dengan selimut, dia bahkan tidak menyadari ketukan pintu kamarnya yang awalnya diketuk dengan pelan berubah menjadi terbukanya pintu dengan lebar."Tuan muda, bangun!" Mendengar suara berisik serta goncangan di tubuhnya membuat Ray mau tak mau membuka matanya yang masih berat.Ray melihat seorang wanita berbaju kemeja rapi dengan logo psikiater membuat Ray mendengus kesal. Pasalnya, wanita itu sangat cerewet dan menyebalkan.Mariam, psikiater pribadi Ray yang sudah mengurus Ray selama 10 tahun ini. Umurnya sudah tidak muda lagi yakni 35 tahun tapi tentu saja cantiknya tidak memudar."Bangun Tuan muda, ini sudah pagi!" seru Ma
Baca selengkapnya
Chapter 2
  "Jika kau tidak tau apa yang aku pikirkan. Berhentilah menebak, bodoh!" [Rey R. R.] ______ Sesuai janjinya kepada Mariam, hari ini Ray memutuskan untuk jalan-jalan. Ya walaupun tidak lama tapi Ray harus berusaha sebaik mungkin agar dirinya tidak dianggap boneka lagi oleh keluarga Robertson. Ray berdecak kesal, hampir 30 menit dirinya menunggu di gerbang manshion tapi batang hidung Mariam tidak juga muncul membuat Ray semakin kesal. "Dimana perawan tua itu." geram Ray. Karena lelah menunggu, Ray memutuskan untuk berjalan sendirian keluar manshion. Tidak begitu buruk tapi cukup membuat kaki Ray gemetaran. Pasalnya banyak pasang mata yang menatap aneh ke arahnya. Apanya yang salah? Dengan cepat Ray memeriksa keadaan dirinya. Baik-baik saja malahan terlihat sangat tampan. Ray mengacuhkan semua pasang mata yang melihatnya dan mem
Baca selengkapnya
Chapter 3
 "Menangislah kalau itu bisa membuatmu kembali tenang." [Mariam]______Melihat sesuatu yang terjadi kepada Ray, dengan cepat Mariam meraih tubuh Ray dan memeluknya dengan erat."Tenangkan dirimu Tuan muda. Tenang!" bujuk Mariam.Ray terus bergumam mengatakan semua ini tidak mungkin terjadi. Bagaimana bisa?Ray menoleh kebelakang melihat Ibunya yang dipeluk erat oleh Ayahnya. Ray berusaha bangkit dengan bantuan Mariam berjalan menuju Nisa, Ibunya.Creepy doll yang tergeletak di lantai tak dihiraukannya. Yang terpenting saat ini adalah Ray harus mencari tau kebenarannya."Mah." panggil Ray.Bukannya sahutan lembut atau pelukan hangat, yang Ray dapatkan adalah tatapan penuh amarah serta kebencian dari mata Nisa."Ini semua salah kamu! Kamu pembawa sial di keluarga ini!"Tubuh Ray seket
Baca selengkapnya
Chapter 4
 "Belajarlah untuk berinteraksi dengan dunia luar. Keluar dari dunia gelap yang kau buat itu dan kembalilah melihat indahnya sinar matahari." [Bryan R. R.]______Sudah dua tahun lamanya semenjak putra tunggal keluarga Robertson meninggal, dan sudah dua tahun itulah Ray mempertahankan wajah datarnya.Bukan hanya wajahnya saja, sifatnya juga semakin dingin membuat Mariam kesulitan untuk mendekatinya.Wajah tampannya terlihat sangat jelas di balik wajah datarnya. Kulitnya sudah tidak pucat seperti dulu.Keberadaannya? Tentu saja Ray sudah tidak peduli. Kalau dulu dirinya berusaha mencari perhatian kepada Nisa dan Bryan, sekarang sudah tidak lagi.Bahkan hanya untuk makan bersama saja Ray merasa enggan. Jangankan untuk makan bersama, menatap wajah mereka saja Ray tidak betah.Sekarang umur Ray sudah menginjak 17 tahun. Umur dimana anak
Baca selengkapnya
Chapter 5
 "Takut mencoba, kau tidak akan tau apa yang akan terjadi selanjutnya." [Ray R. R.]______Ray turun dari mobil, meninggalkan mobil yang didalamnya terdapat sopir pribadinya yang ditugaskan Bryan untuk menjaga Ray.Baru saja Ray melangkah masuk ke dalam gerbang, tiba-tiba Ray merasakan kedua kakinya bergetar hebat.Pasalnya sekolah yang dilihatnya sangat ramai. Dengan perasaan cemas, Ray memeluk creepy doll dengan erat."Kau pasti bisa Ray." gumam Ray. "Takut mencoba, kau tidak akan tau apa yang akan terjadi selanjutnya."Ray berjalan menelusuri sekolah yang katanya sekolah terbaik di Amerika. Ray akui itu, selain bangunan yang terbilang sangat terbaik, lapangannya juga sangat besar. Terdapat taman di sebelah lapangan basket, dan ada air mancur di tengah-tengah taman.Baiklah, lumayan. Ray terus berjalan mencari ruangan guru, tak men
Baca selengkapnya
Chapter 6
 "Aku akan menguasai dunia dan menjadi nomor satu." [Rey R. R.]______Jam pelajaran telah usai, saatnya seluruh siswa pulang ke rumahnya masing-masing. Tapi tidak untuk Ray.Sebelum pulang, Ray memutuskan untuk pergi ke apartemen Mariam. Jujur saja Ray rindu kepada Mariam tapi Ray terlalu gengsi untuk mengakuinya jadi Ray memutuskan untuk beralasan mengembalikan tempat bekal kepada Mariam.Lama Ray menunggu lift membuatnya mengeluh. Ray tidak tau apa yang terjadi. Ray menoleh ke arah tangga, ah rasanya Ray terlalu malas untuk menaiki tangga. Jadi, Ray memutuskan untuk menunggu saja.Setelah sekian lama menunggu, akhirnya pintu lift terbuka. Baru saja Ray ingin masuk, tiba-tiba ada seseorang dari dalam lift keluar tergesa-gesa sehingga menabrak bahu Ray."Akhh Shit!" umpatnya kepada Ray.Ray menatap heran ke arah pria itu, merasa tid
Baca selengkapnya
Chapter 7
 "Kau hanya perlu sedikit berusaha lagi. Mereka pasti akan menyukaimu." [Mariam]_____"Hai kamu, yang bawa boneka!"Mendengar suara ganjil yang berasal dari belakang, dengan cepat Ray dan David membalikkan badan dan melihat siapa orang ganjil itu.Seorang siswi berdiri di belakang keduanya dengan tatapan mengejek berhasil membuat Ray geram. Ray memperhatikan penampilannya dari atas sampai bawah. Lebih baik dari pada Vibi Kudanil di kelasnya.Rambut panjang hitam yang diuraikan, make up natural, serta postur tubuh yang terbilang ideal. Tapi satu yang sangat mencolok adalah gadis itu menggunakan tas berwarna pink dengan gambar kuda pony di depannya."Ppfftttt!"Ray berusaha mati-matian menahan tawanya sehingga Ray terpaksa berhenti setelah mendapatkan tatapan tajam dari pemiliknya."Apa yang lucu?" tanyanya.
Baca selengkapnya
Chapter 8
 "Aku akan mengantarmu pulang. Kalau kau pulang sendiri itu tidak baik karena kau anak gadis, nanti kau diculik. Ini sudah malam." [Ray R. R.]______ Wahana bianglala memutar menampilkan pemandangan kota malam dari atas membuat Ray semakin kagum.Melihat hal itu membuat Vara menahan senyumnya, melihat ekspresi Ray sangat menggemaskan."Ray." panggil Vara."Hm."Ray saat ini masih fokus melihat ke arah luar jendela tak memperhatikan Vara yang sedari tadi melihatnya."Leher kamu engak sakit kalau -""Apa?" tanya Ray.Ray membalikkan tubuhnya menghadap tubuh Vara sehingga lagi dan lagi keduanya berhadapan. Ray merasa suara Vara terlalu kecil, karena itu dia berbalik.Sedangkan Vara merasa meleleh sebentar lagi. Suasana romantis seperti dinovel yang sering dia bac
Baca selengkapnya
Chapter 9
 "Kalau berani jangan main keroyokan." [Kay]______ "Manis sekali? Umur berapa kamu dek?""Ahaha!"Mereka tertawa terbahak-bahak sembari memainkan rambut lebat Ray tapi dibalas Ray dengan wajah datarnya."Kenapa dek? Marah ya?""Jangan marah ya nanti maminya datang."Mereka semakin menjadi mengejek Ray membuat Ray merasa risih. Rasa cemas dan takutnya sekarang sudah sedikit berkurang akibat rasa bangganya yang terus mendarah daging dari kemarin.Salah satu dari mereka hendak mengambil paksa creepy doll Ray kalau saja tidak ditahan oleh Key.Kay dan Key datang mendorong beberapa siswa agar menjauhi Ray, "Kalau berani jangan main keroyokan." ujar Kay."Anak mami itu kalian, buktinya berani sama satu orang. Cih." ejek Key."Kenapa ini? Aku keting
Baca selengkapnya
Chapter 10
 "Karena aku merasa tidak ada urusan ya aku makan saja." [Ray R. R.]______ "RAY!"Ray yang sedang makan es krim ditemani Vara tersedak sampai membuatnya terbatuk-batuk dan mengeluarkan air mata. Vara membantu Ray dengan memijat tengkuk lehernya.Kay, Key dan Randa datang menghampiri Ray yang sedang duduk di kursi taman dengan wajah garangnya.Terlihat wajah mereka babak belur, tidak sepenuhnya hanya saja dihiasi dengan plester luka bergambar anak ayam membuat Ray dan Vara sontak tertawa terbahak-bahak."Apa yang lucu hah?" tanya Randa dengan geram."Wajah kalian....ada...anak ayam ahaha." tawa Vara sembari memegangi perutnya yang terasa kram.Vara mereka lupakan, fokus utama mereka adalah Ray dan lihatlah anak itu dia malah tertawa seperti orang yang tidak memiliki beban saja dan itu sukses m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status