Apa Karakteristik Protagonis Dalam Harem Novel Komedi Sekolah?

Dari pengalamanku baca puluhan harem sekolah, protagonisnya selalu punya tiga ciri utama. Pertama, punya kindness overload yang kadang bikin sebel. Mereka selalu nolongin orang tanpa pamrih, bahkan ke orang yang jahat ke mereka. Contohnya seperti Touma dari 'To Aru Majutsu no Index' yang selalu nyelametin musuh sekalipun.

Kedua, punya blind spot romantis sebesar galaksi. Mereka bisa ngelewatin semua hint paling jelas sekalipun. Adegan where they accidentally walk in on a girl changing terus misinterprete situasinya itu staple comedy di genre ini.

Ketiga, punya semacam 'harem protagonist aura' yang nggak logis. Di dunia nyata, cowok biasa kayak gitu nggak mungkin dikerubutin cewek secantik itu. Tapi di dunia harem komedi, justru sifat noraknya itu yang bikin para heroine jatuh cinta. Lucunya, seringkali satu-satunya yang nggak tertarik ke MC malah jadi heroine utama.

Aku suka menganalisis pola karakter protagonis dalam genre ini. Mereka hampir selalu memiliki template tertentu. Pertama, secara visual mereka didesain dengan penampilan rata-rata, seringkali dengan rambut hitam polos dan tinggi sedang, sengaja dibuat 'biasa' agar pembaca mudah self-insert. Karakter seperti Hachiman dari 'Oregairu' atau Keima dari 'The World God Only Knows' adalah varian lebih cerdas dari tipe ini.

Yang menarik, meski terlihat pasif, sebenarnya mereka punya kelebihan filosofis. Misalnya punya prinsip hidup kuat atau perspektif unik tentang hubungan manusia yang justru menarik perhatian haremnya. Tokoh seperti Kazuma dari 'Konosuba' menunjukkan bagaimana sifat 'loser' yang disadari sendiri malah jadi daya tarik komedi.

Pola perkembangan karakternya juga konsisten. Mulai dari denial, lalu perlahan menerima perasaan orang lain tanpa jadi playboy. Biasanya endingnya memilih satu gadis, tapi proses komedinya ada di ketidakmampuannya mengelola banyak perasaan. Ini yang bikin genre ini tahan lama meski formulanya terlihat repetitif.

Yang kucari dari protagonis harem komedi adalah kemampuannya jadi 'katalis' untuk mengembangkan karakter heroine. Lewat interaksi dengannya, kita bisa lihat sisi berbeda dari tiap gadis. Ini yang membedakan harem berkualitas dengan yang sekadar fanservice.

Aku selalu terkesan dengan protagonis yang awalnya biasa-biasa saja tapi punya keunikan tersembunyi. Biasanya si MC ini tipe orang yang baik hati tapi super padat, sering nggak sadar kalau dikelilingi cewek-cewek yang suka sama dia. Contoh klasik kayak Raku dari 'Nisekoi' atau Yuuki dari 'To Love-Ru'. Mereka punya sifat clumsy yang bikin situasi komedi, tapi juga punya sisi serius saat perlu nolongin temen. Yang khas banget itu protagonisnya punya 'kekuatan spesial' sederhana kayak bisa masak enak atau jago olahraga, yang bikin cewek-cewek tertarik tanpa dia sadari.

Biasanya juga ada backstory yang bikin dia nggak percaya diri soal percintaan, entah karena trauma masa kecil atau punya janji sama seseorang. Tapi justru ketidaksadaran inilah yang bikin dinamika haremnya lucu dan nggak bikin pembaca sebel.