Bagaimana Film Indonesia Menampilkan Pohon Harapan Sebagai Metafora?

2025-09-16 11:04:55 282

4 Answers

Wyatt
Wyatt
2025-09-17 01:53:24
Berdiri di set, aku sering membayangkan pohon sebagai aktor yang bisu tapi penuh muatan. Dari sudut teknis, pohon menyediakan banyak peluang sinematik: pencahayaan yang menembus dedaunan, depth of field yang memisahkan pesan-pesan kecil dari latar, atau suara gesekan pita terhadap ranting sebagai motif audio yang mengulang. Pendekatan seperti itu membuat metafora bekerja di level emosional sekaligus estetis.

Kalau dilihat dari perspektif naratif, sutradara bisa memakainya untuk mengkompres waktu — satu pohon bisa mewakili puluhan tahun aspirasi yang tidak terpenuhi, atau tempat terakumulasi-nya janji yang dilupakan. Secara politik, pohon harapan juga sering muncul sebagai kritik halus: ketika pemerintah gagal, rakyat menempelkan harapan pada pohon, bukan pada institusi. Itu memberi ruang bagi penonton untuk menafsirkan: apakah harapan itu naif, atau justru bentuk perlawanan yang lembut? Aku suka momen-momen yang nggak memaksa jawaban, biar tiap orang pulang dengan resonansi sendiri.
George
George
2025-09-20 00:25:34
Gak ada yang bikin hati mau meleleh selain adegan pohon penuh kertas di film-film lokal — itu selalu kerja keras sutradara buat ngedongengin tanpa ngebuka semua kartu. Aku nonton sebagai penggemar yang gampang terbawa perasaan, jadi pas adegan pohon harapan muncul, aku langsung inget momen-momen kecil: orang nulis harapan, mengikatnya, lalu kamera linger sambil zoom pelan ke daun yang berkedip di bawah lampu senja.

Dalam pandanganku, pohon sering dipakai sebagai metafora harapan kolektif. Ga cuma soal individu yang nulis pesan, tapi juga tentang komunitas yang saling bertumpu. Visualnya biasanya simpel: deretan kertas, pita, atau kain yang terayun, suara angin, dan shot panjang yang ngasih ruang buat penonton merenung. Cara itu bikin harapan terasa rentan tapi juga tahan banting — daun yang goyang menunjukkan ketidakpastian, tapi akar yang kuat nunjukin kesinambungan.

Selain itu, sering ada lapis cerita: pohon sebagai saksi sejarah, sebagai tempat curhat generasi, atau simbol yang digadaikan ketika konflik politik muncul. Aku selalu tersenyum kalo sutradara pinter — dia nggak perlu dialog panjang, cukup satu adegan pohon dan semua emosi nyampe. Itu yang bikin film-film Indonesia jadi hangat dan personal buatku.
Brielle
Brielle
2025-09-20 17:14:12
Aku gampang kepincut sama simbol-simbol sederhana, dan pohon harapan itu simbol yang populer karena fleksibilitasnya. Kadang sutradara menempatkan pohon di ruang publik untuk nunjukin harapan kolektif: misalnya di alun-alun desa, di depan sekolah, atau di tepi sungai yang kering. Ketika kamera memperlihatkan benda-benda kecil tergantung di dahan, rasanya seperti novel mini terbuka — tiap pita punya cerita sendiri.

Secara historis, penggunaan pohon juga nyambung ke tradisi lokal: ritual, doa, atau tanda syukur. Di film, itu sering digarap jadi momen intim yang kontras banget sama latar sosial yang berat. Jadi pohon bukan cuma properti; dia jadi jembatan antara personal dan politik. Menonton adegan-adegan itu, aku kerap mikir tentang siapa yang punya suara dalam masyarakat dan siapa yang cuma bisa berharap lewat kertas kecil yang terikat di dahan.
Kate
Kate
2025-09-22 07:10:52
Di sisi kritis, aku melihat pohon harapan sering dipakai buat menyorot ketidaksetaraan. Misalnya, adegan di mana warga miskin mengikat permintaan mereka di pohon sedangkan elite cuma lewat tanpa melihat — itu cara visual sederhana buat nunjukin siapa yang terus berharap karena sistem gak berubah. Kadang juga ada unsur komodifikasi: festival atau lokasi wisata yang 'menjual' pohon harapan sebagai atraksi, yang ironis karena harapan jadi barang dagangan.

Selain kritik sosial, ada juga dimensi ekologi: pohon sebagai simbol hubungan manusia dengan alam. Film yang sadar lingkungan sering pakai pohon harapan untuk nyorot kehilangan habitat dan harapan akan restorasi. Buatku, metafora ini kuat karena bisa sekaligus menyentil, menghibur, dan mendorong refleksi — pendek, tajam, dan meninggalkan rasa getir yang manis.
View All Answers
Scan code to download App

Related Books

Bagaimana Mungkin?
Bagaimana Mungkin?
Shayra Anindya terpaksa harus menikah dengan Adien Raffasyah Aldebaran, demi menyelamatkan perusahaan peninggalan almarhum ayahnya yang hampir bangkrut. "Bagaimana mungkin, Mama melamar seorang pria untukku, untuk anak gadismu sendiri, Ma? Dimana-mana keluarga prialah yang melamar anak gadis bukan malah sebaliknya ...," protes Shayra tak percaya dengan keputusan ibunya. "Lalu kamu bisa menolaknya lagi dan pria itu akan makin menghancurkan perusahaan peninggalan almarhum papamu! Atau mungkin dia akan berbuat lebih dan menghancurkan yang lainnya. Tidak!! Mama takakan membiarkan hal itu terjadi. Kamu menikahlah dengannya supaya masalah selesai." Ibunya Karina melipat tangannya tegas dengan keputusan yang tak dapat digugat. "Aku sudah bilang, Aku nggak mau jadi isterinya Ma! Asal Mama tahu saja, Adien itu setengah mati membenciku! Lalu sebentar lagi aku akan menjadi isterinya, yang benar saja. Ckck, yang ada bukannya hidup bahagia malah jalan hidupku hancur ditangan suamiku sendiri ..." Shayra meringis ngeri membayangkan perkataannya sendiri Mamanya Karina menghela nafasnya kasar. "Dimana-mana tidak ada suami yang tega menghancurkan isterinya sendiri, sebab hal itu sama saja dengan menghancurkan dirinya sendiri. Yahhh! Terkecuali itu sinetron ajab, kalo itu sih, beda lagi ceritanya. Sudah-sudahlah, keputusan Mama sudah bulat! Kamu tetap harus menikah dangannya, titik enggak ada komanya lagi apalagi kata, 'tapi-tapi.' Paham?!!" Mamanya bersikeras dengan pendiriannya. "Tapi Ma, Adien membenc-" "Tidak ada tapi-tapian, Shayra! Mama gak mau tahu, pokoknya bagaimana pun caranya kamu harus tetap menikah dengan Adien!" Tegas Karina tak ingin dibantah segera memotong kalimat Shayra yang belum selesai. Copyright 2020 Written by Saiyaarasaiyaara
10
51 Chapters
Bagaimana Denganku
Bagaimana Denganku
Firli menangis saat melihat perempuan yang berada di dalam pelukan suaminya adalah perempuan yang sama dengan tamu yang mendatanginya beberapa hari yang lalu untuk memberikannya dua pilihan yaitu cerai atau menerima perempuan itu sebagai istri kedua dari suaminya, Varel Memilih menepi setelah kejadian itu Firli pergi dengan membawa bayi dalam kandungannya yang baru berusia delapan Minggu Dan benar saja setelah kepergian Firli hidup Varel mulai limbung tekanan dari kedua orang tuanya dan ipar tak sanggup Varel tangani apalagi saat tahu istrinya pergi dengan bayi yang selama 2 tahun ini selalu menjadi doa utamanya Bagaimana Denganku?!
10
70 Chapters
Tentang Harapan
Tentang Harapan
Perjodohan yang di lakukan berulangkali hingga tak ada yang berhasil menjadikanku seperti seseorang yang tak memiliki harga diri. Di tuntut untuk menjadi yang sempurna di antara yang lain membuat tubuhku terasa di tusuk dengan berbagai macam mata pisau. Setiap pasang mata itu menatap sinis padaku, seakan tak ada celah untuk mengorek informasi diriku. Ini hanya tentang rasa yang aku alami selama aku menjalani hidup. Jadi, kumohon berikan aku sebuah topangan berupa dukungan. - Jihan Adiztya Disinilah, kisah Jihan Adiztya yang menerima tekanan dari kedua orang tuanya, dituntut harus menjadi paling sempurna di antara yang lain dan yang terpenting para lelaki harus tunduk di hadapannya. Jihan berasal dari keluarga yang cukup. Namun, karena tuntutan segala hal membuatnya dijodohkan dengan siapa pun yang selalu saja gagal membuat sang Papa murka. Sampai suatu hari Jihan bertemu seorang lelaki yang menariknya jauh dari dunia gelap dalam hidupnya.
Not enough ratings
35 Chapters
Goyangan Pohon Beringin
Goyangan Pohon Beringin
Persahabatan Andrian dan Wandi merenggang lantaran seorang gadis aneh bernama Hesta. Gadis yang terlihat cantik paripurna di mata Adrian, namun menakutkan bagi Wandi. Peristiwa buruk pun semakin sering terjadi semenjak kehadiran Hesta di dekat pohon beringin. Ada apa dengan pohon beringin tersebut? Mampukah Wandi menyadarkan Adrian atas cinta konyolnya?
10
73 Chapters
TEPI HARAPAN
TEPI HARAPAN
Namaku Dandi, aku terlahir dari keluarga yang sederhana. Mungkin lebih tepatnya miskin. Ibuku yang kucinta lah yang membesarkan ku. Saat aku berusia 8 tahun ayahku pergi kesuatu tempat, dimana dia bertekat untuk merubah nasip perekonomian keluarga kami. Ayah ku adalah malaikat pelindung bagiku. Kami sering bermain bersama dan melakukan banyak hal. Memancing, berburu sangkar burung dan masih banyak lagi. Yang paling ku suka ketika kami bermain detektif - detektif an. Dia sengaja membuat teka - teki yang harus aku pecahkan. Namun kesenanga masa kecilku itu segera lenyap ketika ayah memutuskan untuk pergi. Dia berjanji tak akan pergi terlalu lama. Dan dia juga berjanji akan pulang di hari ulang tahunku. Tapi kenyataan yang aku terima berbeda. Satu bulan, lima bulan, satu tahun hingga kuhitung lima tahun sejak dia pergi tak ada kabar apapun. Aku sangat kecewa, mulai muncul rasa benci dalam hatiku. Sedangkan untuk biaya kehidupan kami, ibuku rela bekerja buruh mencuci pakaian atau sekedar bersih - bersih di rumah tetangga kami yang merasa iba dengan kondisi perekonomian keluarga kami. Aku juga sangat kasihan dengan ibuku. Aku tidak pernah meminta uang saku saat pergi kesekolah, bagiku lebih penting uang yang ibu dapatkan digunakan untuk kebutuhan rumah. Disekolah banyak siswa yang mengejek ku dengan sangat kejam. Dari mulai anak miskin, anak tak punya bapak hingga disebut gembel sekolahan.Tapi aku menjadi terbiasa dengan semua cacian tersebut. Dan aku bertekat untuk membahagiakan ibuku suatu hari nanti. Dan tak kan mungkin aku mengikuti jejak si brengsek seperti kelakuan ayahku.
Not enough ratings
22 Chapters
Atas Nama Pohon Suci
Atas Nama Pohon Suci
Perkenalkan, namaku Galang Rakryan Panuluh, panggil saja aku Galang. Aku adalah seorang mahasiswa pemain band heavy-metal yang baru saja pulang dari tur konser. Di kampus, aku bertemu kembali dengan teman-teman dan empat gebetanku yang cantik. Saat itu, aku baru mengetahui ada sebuah lokalisasi terbesar di Asia Tenggara yang terancam digusur pemerintah. Di sana, aku bertemu dengan seorang pelacur bersuara emas dengan masa lalu yang kelam. Aku pun berjanji untuk membebaskannya dari lembah yang tercela itu. Lantas, hidupku terbelah di antara lima wanita yang berbeda, dengan lima kehidupan yang tidak dapat didamaikan. Semakin dalam aku terlibat dalam kehidupan mereka, aku terjebak dalam sebuah intrik yang mengancam hidup sekaligus menghancurkan hatiku. Dan bahkan, demokrasi bangsaku. Suatu hari, aku menemukan buku catatan yang ditulis oleh kakekku. Buku itu membuatku tercerahkan sekaligus terancam. Terdampar di tengah cinta, bahaya, gairah, dan kekerasan, aku harus memilih antara diriku sendiri, cintaku, atau bangsaku. Apa yang aku mulai dengan paksaan, mendadak menjadi sebuah kebutuhan. Ayo, baca ceritaku ... Jika kamu berani! PERINGATAN: Cerita ini mengandung materi sensitif. Kebijaksanaan pembaca disarankan.
10
52 Chapters

Related Questions

Bagaimana Musik Tradisi Menghubungkan Pohon Harapan Komunitas?

4 Answers2025-09-16 22:50:58
Suara angin menyelinap di antara daun membuatku selalu teringat bagaimana musik tradisi dan 'pohon harapan' nyatu jadi satu di kampungku. Di beberapa perayaan, orang-orang membawa gendang kecil, suling, dan nyanyian lama yang dipelihara nenek-moyang. Ketika lagu dimulai, ritme memandu langkah, dan setiap orang mendekat untuk menuliskan atau mengikat harapan di dahan. Musik memberi struktur: ada momen hening untuk doa, ada chorus berulang yang jadi sinyal giliran menyampaikan keinginan, dan ada tarian untuk melepas beban. Itu bukan sekadar estetika; musik membuat proses memberi harapan terasa aman dan sah di mata komunitas. Bagi anak-anak, lagu-lagu itu seperti catatan peta memori yang mengajari mereka kata-kata doa dan nilai-nilai komunitas. Bagi yang tua, itu penguat yang mengikat masa lalu ke masa kini. Setiap nada menempel pada daun harapan, dan ketika musim berganti, cerita-cerita baru lahir dari kombinasi lagu dan bisikan di bawah pohon. Aku selalu merasa ada hangat yang tak bisa dijelaskan ketika semua suara menyatu di bawah cabang-cabang itu.

Kapan Festival Tahunan Merayakan Pohon Harapan Di Yogyakarta?

4 Answers2025-09-16 00:54:48
Matahari masih hangat di Malioboro ketika aku pertama kali melihat lampu-lampu warna-warni mengitari pohon—itu momen yang bikin aku selalu ingat bahwa perayaan itu memang datang setiap akhir tahun. Di Yogyakarta, perayaan yang sering disebut 'Festival Pohon Harapan' biasanya diselenggarakan tahunan pada rentang akhir November sampai pertengahan Desember, dengan puncak acara yang kerap jatuh pada akhir pekan pertama atau kedua Desember. Acara ini biasanya berlangsung beberapa hari—ada pemasangan pohon harapan, pasar kreatif, panggung musik, dan pertunjukan seni rakyat. Waktu puncak ramai adalah sore sampai malam hari ketika orang-orang menggantungkan nota doa atau harapan di cabang pohon, lalu area dipenuhi lampu-lampu kecil. Dari pengalaman, penyelenggara sering menyesuaikan jadwal supaya bersinggungan dengan libur sekolah dan akhir tahun, jadi tanggal pastinya berubah setiap tahun. Kalau mau merencanakan kunjungan, saran aku sih cek pengumuman resmi pemerintah daerah atau akun media sosial komunitas seni Yogya sekitar September–November—biasanya pengumuman tanggal pendaftaran maupun jadwal acara utama muncul di situ. Aku suka suasananya karena terasa komunitas banget: anak kost, keluarga, dan turis bercampur, semua menulis harapan masing-masing di kertas kecil yang digantung. Itu selalu bikin perasaan hangat sebelum memasuki tahun baru.

Bagaimana Cara Wisatawan Berpartisipasi Pada Ritual Pohon Harapan?

4 Answers2025-09-16 11:53:12
Begini cara aku selalu ikut ritual pohon harapan setiap kali mampir ke tempat wisata budaya: pertama, ikut alur ritual yang sudah ada. Biasanya aku mulai dengan menunaikan tata cara pembersihan di area masuk — cuci tangan dan berkumur di tempat wudhu atau temizuya kalau di kuil. Setelah itu aku cari stan atau kotak kecil yang menyediakan kertas doa (kadang disebut tanzaku atau kertas harapan), pensil atau pulpen, dan talinya. Saat menulis, aku menuliskan satu kalimat singkat, jelas, dan sopan: nama singkat, tanggal, dan harapan, misalnya 'Semoga keluarga sehat' atau 'Semoga bisa kembali ke sini.' Hindari permintaan yang menyinggung atau terbuka terhadap orang lain. Setelah menulis, aku melipat atau menggulung kertas lalu mengikatnya ke ranting yang tersedia — ikat dengan hati-hati supaya tidak melukai pohon. Kalau ada kotak sumbangan, aku memberi sedikit sebagai tanda terima kasih. Terakhir, aku berdiri sejenak, menunduk sebentar sebagai penghormatan, lalu pergi perlahan tanpa membuat keramaian. Itu cara sederhana dan penuh rasa hormat yang selalu kurasa membuat perjalanan lebih bermakna.

Mengapa Pengunjung Menaruh Kertas Di Pohon Harapan Kuil?

4 Answers2025-09-16 21:12:30
Setiap kali aku lewat di depan kuil dan lihat kertas-kertas kecil berayun di ranting, terasa seperti membaca puluhan doa yang menempel di udara. Sederhananya, tradisi ini punya banyak muka: ada yang menuliskan permintaan baik di 'ema'—papan kayu kecil—atau di tanzaku, kertas warna-warni saat festival Tanabata. Ada juga omikuji, kertas ramalan; kalau isinya kurang menyenangkan, orang biasanya mengikatnya ke pohon atau kerangka di kuil supaya nasib buruknya tetap di sana, tidak ikut pulang. Secara spiritual, tindakan menempelkan kertas itu memberi wujud pada harapan—dari sekadar bisik dalam hati jadi sesuatu yang terlihat dan disentuh oleh masyarakat sekitar. Menurut pengalamanku, ada efek psikologis juga: menulis lalu menggantungkan seperti memberi komitmen kecil pada diri sendiri. Dan yang asyik, melihat tumpukan kertas itu memberi rasa kebersamaan—kamu tahu bahwa orang lain juga berharap, takut, dan merayakan hal yang sama. Selalu hangat melihatnya, walau kadang terbersit ingin tahu cerita di balik tiap coretan itu.

Apa Simbolisme Warna Pita Pada Pohon Harapan Masyarakat Bali?

4 Answers2025-09-16 01:38:29
Di kampungku, pohon yang penuh pita warna selalu jadi penanda suasana upacara—selalu bikin aku tersenyum. Pita-pita itu sering kuanggap sebagai doa yang digantung: tiap warna membawa niat berbeda. Putih biasanya dipakai untuk menandai kesucian atau permohonan agar sesuatu ‘dibereskan’ secara rohani; kuning atau keemasan sering dikaitkan dengan harapan rezeki dan berkah dari pura; merah terasa seperti penguat, permintaan agar energi atau keberanian datang; hijau atau biru melambangkan kesuburan dan penyembuhan; sementara pita gelap kadang dipakai sebagai simbol perlindungan atau kestabilan. Yang menarik adalah, makna-makna itu tidak baku ke seluruh Bali—setiap banjar atau keluarga punya nuansa sendiri. Aku sering melihat orang tua mengikat pita setelah meletakkan canang, lalu berbisik sesuatu yang lebih terdengar seperti harapan pribadi. Melihat itu, aku merasa tradisi ini menjadi jembatan antara ritual besar seperti Galungan dan doa-doa kecil sehari-hari, sangat manusiawi dan penuh warna.

Siapa Penulis Terkenal Yang Mengangkat Pohon Harapan Dalam Novel?

3 Answers2025-09-16 18:11:54
Aku langsung teringat pada Betty Smith ketika mendengar frasa 'pohon harapan'—dia memang penulis yang sering dikaitkan dengan simbol itu lewat novelnya 'A Tree Grows in Brooklyn'. Di mataku, pohon kecil yang tumbuh di gang Brooklyn bukan sekadar latar; ia jadi metafora yang hidup untuk ketahanan, impian, dan kemampuan seseorang bertahan meski lingkungan tidak bersahabat. Kisah Francie Nolan dan hubungannya dengan lingkungan kota menghadirkan pohon sebagai saksi bisu dan sumber penghiburan, yang membiarkan pembaca merasakan harapan tumbuh meski keadaan suram. Saat membaca, aku suka memperhatikan bagaimana Smith memberi detail sehari-hari—bau roti, debu, deru kereta—lalu menempatkan pohon itu sebagai titik fokus yang selalu ada. Bukan hanya simbol sentimental; pohon itu berfungsi sebagai pengingat bahwa hidup terus berjalan, bahkan ketika keluargamu hidup serba pas-pasan. Di sisi lain, cara Smith menulis membuat simbol itu terasa nyata dan tak dibuat-buat, sehingga pembaca dari generasi manapun bisa merasakan optimismenya. Kalau diminta merekomendasikan bacaannya pada teman yang butuh bacaan penghibur sekaligus reflektif, aku selalu menyarankan 'A Tree Grows in Brooklyn'. Novel ini menyeimbangkan kepedihan dan kebangkitan dengan elegan, dan pohonnya tetap jadi momen yang menempel di kepala lama setelah halaman terakhir. Rasanya selalu menghangatkan hati tiap kali kubuka kembali, dan itu menurutku bukti kekuatan simbolisme Smith.

Di Mana Lokasi Wisata Terkenal Dengan Pohon Harapan Di Indonesia?

4 Answers2025-09-16 01:09:51
Mencari spot 'pohon harapan' di Indonesia itu kayak berburu momen magis yang beda-beda tiap daerah—ada yang nangkring di pura, ada yang dipasang di taman wisata, bahkan di kafe atau resor pinggir pantai. Kalau di Bali, tempat yang sering disebut-sebut adalah area wisata di Ubud dan beberapa pura populer seperti Tanah Lot atau area sekitar Pura Lempuyang; mereka kadang menyediakan lokasi untuk menuliskan harapan atau doa. Di Yogyakarta, spot seperti Puncak Becici dan Hutan Pinus Mangunan sering memasang instalasi tali dan kartu harapan yang estetik untuk pengunjung. Bandung juga punya beberapa tempat serupa di Dusun Bambu dan The Lodge Maribaya, yang sering memadukan pemandangan alam dan spot foto dengan pohon harapan. Di Malang atau Batu, area wisata keluarga dan taman kota terkadang punya versi sendiri, begitu pula beberapa pulau seperti Gili yang kadang punya pohon harapan di tepi pantai. Tips dari aku: pakai bahan yang ramah lingkungan untuk menulis harapan, datang pagi atau sore supaya nggak ramai, dan tanya petugas bila ada aturan khusus. Rasanya hangat melihat ribuan harapan menari di ranting-ranting, bikin perjalanan terasa personal dan reflektif.

Dari Mana Artis Mengambil Inspirasi Untuk Melukis Pohon Harapan Modern?

4 Answers2025-09-16 11:22:17
Ada sesuatu tentang bentuk pohon yang selalu menarik perhatianku. Aku sering membayangkan bagaimana garis ranting bisa jadi bahasa untuk harapan—bukan sekadar dedaunan dan batang, tapi tanda-tanda kecil dari kenangan, janji, dan doa yang tersimpan. Banyak artis modern menarik inspirasi dari pengalaman pribadi: kenangan masa kecil yang terkait dengan pohon di halaman rumah, ucapan-ucapan yang pernah digantung pada dahan, atau ritual lokal di mana orang menuliskan harapan di pita dan mengikatnya pada ranting. Di luar memori pribadi, alam itu sendiri memberikannya: pola akar, cara cahaya menembus kanopi, perubahan warna musiman—semua itu menjadi referensi visual yang kaya. Beberapa seni kontemporer juga meminjam dari budaya populer dan sastra, seperti bayangan emosional yang terinspirasi oleh cerita-cerita anak atau bahkan buku seperti 'The Giving Tree', lalu mengubahnya menjadi bentuk yang lebih abstrak dan simbolik. Selain itu, konteks sosial ikut membentuk makna. Dalam kota yang cepat berubah, pohon harapan sering muncul sebagai respons terhadap gentrifikasi, krisis iklim, atau gerakan komunitas — seniman membaca percakapan publik, mengambil simbol pohon, lalu menyuntikkannya dengan warna, lampu, atau elemen interaktif supaya karya itu bukan hanya benda estetis, tapi juga ruang untuk berbagi. Akhirnya bagi aku, pohon harapan modern adalah gabungan memori, pengamatan alam, dan kebutuhan kolektif untuk percaya bahwa sesuatu yang lebih baik mungkin datang.
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status