Tentang Harapan

Tentang Harapan

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-21
Oleh:Ā  YolaagstOn going
Bahasa:Ā Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
35Bab
2.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:Ā Ā 

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Perjodohan yang di lakukan berulangkali hingga tak ada yang berhasil menjadikanku seperti seseorang yang tak memiliki harga diri. Di tuntut untuk menjadi yang sempurna di antara yang lain membuat tubuhku terasa di tusuk dengan berbagai macam mata pisau. Setiap pasang mata itu menatap sinis padaku, seakan tak ada celah untuk mengorek informasi diriku. Ini hanya tentang rasa yang aku alami selama aku menjalani hidup. Jadi, kumohon berikan aku sebuah topangan berupa dukungan. - Jihan Adiztya Disinilah, kisah Jihan Adiztya yang menerima tekanan dari kedua orang tuanya, dituntut harus menjadi paling sempurna di antara yang lain dan yang terpenting para lelaki harus tunduk di hadapannya. Jihan berasal dari keluarga yang cukup. Namun, karena tuntutan segala hal membuatnya dijodohkan dengan siapa pun yang selalu saja gagal membuat sang Papa murka. Sampai suatu hari Jihan bertemu seorang lelaki yang menariknya jauh dari dunia gelap dalam hidupnya.

Lihat lebih banyak

Bab 1

BAB 1 Keadaan

Bertahan atau Tersiksa

Keduanya bukanlah sebuah pilihan, tetapi sudah menjadi tuntutan

Ā»|Ā«

Hari Sabtu yang ke 18 kalinya, dilingkari pada kalender itu. Pintu kamarnya di buka oleh Irma, Mamanya.

ā€œApa yang kamu lihat? Cepat mandi, jangan lupa bersolek secantik mungkin.ā€

Jihan Adiztya, gadis yang akan menginjak usia 18 tahun itu menghela nafasnya kasar, berjalan dengan gontai ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Hanya butuh waktu 10 menit, Jihan keluar dari kamar mandi dengan bathrobe yang di pakainya.

Setiap malam Minggu sudah menjadi rutinitas untuk dirinya berpenampilan cantik dari sore hingga tengah malam. Jihan merasa seperti putri Cinderella yang berubah menjadi cantik dalam sekejap hingga melupakan siapa dirinya sendiri.

Jihan menatap tubuhnya yang terbalut gaun mini berwarna fanta yang sangat kontras. Warna kulitnya tidak seputih susu, namun warna kulitnya bersih dan cocok untuk warna kulit di Indonesia.

Tubuhnya kecil dan berisi di usianya saat ini, wajahnya pun tergolong cukup menarik untuk di lihat. Tatapannya berubah menjadi buram tertutup oleh genangan air di pelupuk matanya.

Jihan menggeleng, mencoba mengedipkan matanya berkali-kali agar tak menangis. ā€œAstaga! Lo udah buang-buang waktu.ā€

Kaki jenjang yang menggunakan heels setinggi tujuh sentimeter itu menuruni anak tangga dengan langkah yang cukup tergesa-gesa. ā€œMaaf, Pa, Ma.ā€

ā€œEnggak apa-apa, telat 5 menit masih bisa Papa beri toleransi asalkan kamu bisa menarik hati Bara, lelaki yang akan kamu temui malam ini,ā€ ucap Rehan, Papanya dengan nada yang dingin.

Perjalanan yang di lewati sangat lancar tanpa ada hambatan seakan mendukung untuk perjodohan kali ini. Jihan tersadar dari lamunannya, ketika Irma menarik tangannya yang kini posisinya menjadi di antara Irma dan Rehan.

ā€œIngat! Jaga sikap dan jadi seanggun mungkin, supaya perjodohan kali ini kamu enggak di tolak lagi.ā€

Jihan mengangguk, lalu melebarkan senyumnya seolah tak ada apa-apa. Padahal jauh di lubuk hatinya ini sedang di landa kegundahan setiap kali ada pertemuan dua keluarga di lakukan.

Rehan dan Irma berdiri saat melihat kedatangan keluarga Rama. Hal tersebut membuat Jihan ikut berdiri dari duduknya menyambut mereka bertiga.

ā€œSelamat malam, Pak Rama.ā€

Rama tersenyum. ā€œTidak usah formal begitu, apalagi kita akan menjadi besan.ā€ Lelaki itu menoleh ke arah Bara. ā€œKenalkan diri kamu.ā€

Bara tersenyum mengulurkan tangannya ke hadapan Jihan yang langsung di balas oleh gadis itu. ā€œPerkenalkan saya Bara Baskara.ā€

ā€œJihan Adiztya,ā€ balas Jihan dengan senyum manisnya yang membuat Bara terpesona selama beberapa saat.

ā€œSebelum berbicara ke masalah inti, lebih baik kita makan malam terlebih dahulu,ā€ ucap Rama.

Ā»|Ā«

Makan malam telah usai. Kini, saatnya untuk Rama dan Rehan berbicara penting mengenai hubungan kedua anak mereka ke depannya.

ā€œBerhubung Bara setuju, saya tak ingin basa-basi lagi. Sebelumnya, Jihan setuju juga dengan perjodohan ini ā€˜kan?ā€

Rehan tersenyum menatap Jihan seolah memberi kode dengan tatapan tajamnya itu. ā€œTentu saja, Jihan setuju sejak dia tahu kalau akan di jodohkan. Betul ā€˜kan, nak?ā€

ā€œIya, Pak Rama. Jihan percaya dan menerima perjodohan ini karena Jihan yakin pilihan orang tua adalah yang terbaik.ā€

ā€œMasa remaja kamu, gimana?ā€ tanya Nita seraya memegang tangan Jihan.

ā€œEnggak apa-apa, Bu Nita. Jihan ikhlas selagi bisa menjadi istri yang di idamkan oleh Mas Bara.ā€

Kelima orang yang ada di meja makan ini tersenyum mendengar jawaban dari mulut Jihan.

Bara memegang kedua tangan Jihan dengan senyum di bibirnya. ā€œSaya percaya kamu yang terbaik untuk saya.ā€ Lelaki itu menoleh kepada kedua orang tuanya. ā€œPercepat pernikahan kami bulan depan, Pa.ā€

ā€œBaiklah, dua bulan lagi setelah acara kelulusan Jihan, pernikahan segera di laksanakan di tanggal 11 Juli nanti.ā€ 

Ā»|Ā«

Esok harinya.

Jihan menempelkan sticky notes yang sudah di tulisnya ke cermin rias yang ada di kamarnya. Tertulis sebuah tanggal dimana dia dan Bara akan melaksanakan sebuah pernikahan yang di dalamnya tak terdapat ikatan cinta. Pikirannya melayang saat acara makan malam kemarin.

Petir bergemuruh membuyarkan lamunan Jihan akan kejadian tadi malam. Dia berjalan ke belakang pintu kamarnya mengambil sepatu heels-nya lalu berjalan keluar kamar setelah memakainya.

ā€œMa, Jihan hari ini harus keluar rumah sebentar. Mas Bara ngajak Jihan makan di luar.ā€

ā€œYa sudah, taklukan hati dia. Kalau perlu kamu jangan pulang ke rumah sebelum dia bertekuk lutut di hadapan kamu.ā€

Jihan mengangguk berjalan keluar rumah untuk menemui Bara yang sudah berada di depan rumah. Tanpa menunggu lama, Jihan langsung masuk ke dalam mobil putih milik Bara. ā€œKita mau kemana, Mas?ā€

ā€œMakan malam dulu, ya. Setelahnya kita jalan-jalan supaya kenal lebih dekat lagi.ā€

ā€œIya, Mas.ā€

Mobil Bara berhenti di salah satu restoran khas Jepang. Keduanya turun dari mobil dan berjalan dengan tangan yang saling berpegangan. Lebih tepatnya, Bara yang memegang tangan Jihan.

Selagi menunggu pesanan datang, Bara menatap Jihan yang membuatnya kembali terpesona hanya melihat wajahnya yang sedang menatap ke luar jendela.

ā€œJihan.ā€

Jihan menoleh dengan senyum yang mengembang. ā€œIya, Mas?ā€

ā€œKamu enggak keberatan dengan perjodohan ini? Apalagi kamu masih sekolah.ā€

ā€œEnggak, Mas. Lagi pula menikah muda apa salahnya?ā€

Bara menggenggam tangan Jihan. ā€œJika ada masalah bisakah kamu berbagi dengan saya? Kita lewati bersama-sama.ā€

Hal itu sontak membuat hati Jihan bergetar karena tak pernah mendapat perhatian khusus seperti ini.

ā€œTerima kasih, Mas. Aku akan coba lebih terbuka lagi. Begitu pula sebaliknya, Mas juga bisa 'kan terbuka dengan Jihan?ā€

ā€œIya.ā€

Percakapan itu terpotong karena pesanan mereka sudah datang dan memutuskan untuk menghabiskan makanan masing-masing.

Ā»|Ā«

Hujan deras mengguyur kota malam ini membuat Jihan dan Bara terjebak macet. Keduanya tak memiliki tujuan setelah makan malam tadi.

ā€œKayaknya cuaca malam ini kurang mendukung, kita pulang aja, ya?ā€

ā€œEhm– terserah, Mas Bara aja.ā€

ā€œOke, saya antar kamu pulang lagi.ā€ Bara tersenyum seraya menoleh kepada Jihan.

Mobil Bara berhenti tepat di pekarangan rumah Rehan. Sebelum Jihan turun dari mobilnya, dia menahan sebentar gadis itu. ā€œBesok pagi, saya jemput untuk berangkat ke sekolah kamu.ā€ 

Jihan mengangguk seraya tersenyum. ā€œMas, enggak akan mampir dulu?ā€

ā€œEnggak perlu, sudah terlalu malam buat bertamu. Setelah ini langsung istirahat, ya. Saya pamit pulang sekarang.ā€

ā€œHati-hati, Mas.ā€ Tangan Jihan terulur untuk mencium punggung tangan Bara membuat sang empu melongo dibuatnya.

Setelah itu, Jihan keluar dari mobil Bara dan berjalan masuk ke dalam rumah saat mobil lelaki itu sudah menjauh. 

ā€œKenapa pulang?ā€

Pertanyaan ini langsung di lontarkan oleh sang Mama membuat Jihan menatapnya diam. 

ā€œMas Bara yang anter pulang, Ma. Lagi pula besok Mas Bara mau anter Jihan sekolah.ā€

ā€œBagus, tandanya Bara sudah mulai tertarik dengan kamu,ā€ ucap Rehan seraya menepuk bahu putrinya.

ā€œJihan pamit ke kamar dulu.ā€

Di kuncinya kamar itu, lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang kesayangannya.

ā€œKe depannya akan ada apa lagi yang terjadi?ā€ 

Ā»|Ā«

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
35 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status