What Happens In The Beginning After The End 172 English Chapter?

2025-07-31 20:31:58 87

5 Answers

Rosa
Rosa
2025-08-01 09:26:39
Chapter 172 of 'The Beginning After the End' is a rollercoaster of emotions and pivotal moments. Arthur finally confronts the consequences of his past actions, and the tension between him and certain characters reaches a boiling point. The chapter dives deep into his internal struggles, balancing his responsibilities as a leader with his personal desires. There's a major battle sequence that showcases his growth, but also hints at vulnerabilities he's been hiding.

The aftermath of the fight leaves Arthur questioning his choices, especially when an unexpected ally steps in. The political landscape shifts dramatically, with factions reacting to the fallout. Meanwhile, Tessia's subplot takes an intriguing turn, revealing secrets that could change their dynamic forever. The chapter ends on a cliffhanger, making you desperate for the next update.
Robert
Robert
2025-08-01 22:30:12
Chapter 172 is all about confrontation. Arthur finally snaps after holding back for so long, and the fight scene is one of the most visually stunning in the series. His opponent pushes him to his limits, forcing Arthur to reveal a power he's kept hidden. The aftermath isn't just physical—it's a turning point for his character development. Tessia's subplot intertwines with the main conflict in a way that sets up major drama for future chapters.
Yvonne
Yvonne
2025-08-02 11:17:26
Arthur stops holding back in Chapter 172, and the results are devastating. His fight isn't just physical—it's a battle of wits and raw emotion that leaves both sides scarred. The artwork during the clash captures every ounce of desperation and resolve. Meanwhile, Tessia's storyline takes a sharp turn, setting up future conflicts that could fracture the group. The final panels leave you with more questions than answers, craving the next chapter.
Blake
Blake
2025-08-03 23:26:21
This chapter feels like the calm before the storm, even with its intense action sequences. Arthur's battle isn't just about strength; it's a clash of ideologies that's been building since earlier arcs. The way his opponent taunts him exposes cracks in his usually unshakable resolve. Meanwhile, political machinations in the background suggest bigger conflicts ahead.

Tessia's decisions here are game-changers, and her interactions with Arthur are layered with unspoken tension. The chapter ends with a revelation that makes you question everything you thought you knew about certain characters' motivations.
Violet
Violet
2025-08-04 12:23:43
In this chapter, the story takes a darker turn as Arthur faces the repercussions of his decisions. His fight with a long-standing antagonist is brutal and emotionally charged, showcasing how much he's grown but also how much he's still holding back. The dialogue between them cuts deep, revealing unresolved tensions from earlier arcs.

On the side, we see glimpses of the wider world reacting to Arthur's influence, with some kingdoms preparing for war while others seek alliances. Tessia's scenes are particularly gripping, as she makes a choice that could alter her relationship with Arthur permanently. The pacing is intense, leaving you breathless by the final page.
View All Answers
Scan code to download App

Related Books

Love To The End
Love To The End
Britne Hogan dan Alvaro Cooper berteman sejak kecil, saat dewasa Britne memiliki perasaan pada Alvaro yang dia pendam karena tidak ingin merusak persahabatan mereka. Suatu hari, Geena saudara kembar Britne yang menghilang puluhan tahun ditemukan kembali dan orang tuanya menjodohkan Geena dengan Alvaro. Tak disangka Alvaro menyambut baik perjodohan tersebut sehingga Britne mengalah dan merelakan Alvaro menikah dengan saudara kembarnya. Namun di hari pernikahan, Geena melarikan diri dan meminta Britne menggantikannya. Britne yang tahu jika Alvaro mencintai saudara kembarnya, tidak ingin terjebak dalam pernikahan palsu sehingga menolak pernikahan tersebut. Dia pun kemudian melarikan diri setelah melakukan kesalahan fatal yang tak termaafkan. Tiga tahun kemudian, Britne pulang ke keluarganya dan mendapati kabar jika keluarga Hogan dan Cooper saling bersitegang. Demi menghilangkan ketegangan tersebut, dirinya dan Alvaro kembali dijodohkan. Akankah Britne menerima perjodohan tersebut? Apalagi keadaannya kini sudah berbeda, dia telah memiliki seorang putra yang mungkin akan sulit untuk diterima oleh Alvaro. Catatan : Disarankan membaca novel “Istri Tuan Muda Lumpuh” by Dera Tresna untuk lebih memahami alur, tokoh dan karakter Love To The End.
10
85 Chapters
What the hell, Tetangga!
What the hell, Tetangga!
"Cuma karena lo prawanin gue, bukan berarti lo harus nikah sama gue, ikhlas, sana pergi!" Jane sepertinya sudah berubah sinting, pramugari dua puluh tujuh tahun yang terkenal cantik ini tiba-tiba saja harus menghadapi scandal kelewat memalukan, yang sedang ngetren belakangan. Ia tidak tau, tidak pernah menyangka juga, perjalanan kerja yang rutin ia lakukan membawanya pada malapetaka. Harusnya alkohol itu dimusnahkan! Kalau saja Jane tidak mabuk, ia tidak akan tidur dengan tetangga baru yang sialan Hot itu!
9.9
102 Chapters
Everything Happens For A Reason
Everything Happens For A Reason
Sydney Ellis, seorang pemuda biasa dengan kehidupan yang biasa pula, tiba-tiba diperhadapkan dengan konflik dan drama kehidupan yang sama sekali tak pernah ia duga. Satu-persatu orang-orang yang berasal dari masa lalunya muncul dan mulai memberi dampak yang berbeda-beda di kehidupan Sydney. Apakah Sydney mampu bertahan dengan kehidupannya yang berubah seratus delapan puluh derajat dari sebelumnya? Atau malah justru terperosok jauh dalam setiap intrik yang terjadi?
10
60 Chapters
Till The End Of The World
Till The End Of The World
Semua berawal dari perkenalan tak sengaja antara Hyun Myungsuk, seorang komikus amatir dan Bae Jihyun, penulis novel pendatang baru di sosial media. Keduanya meet up di Seoul untuk membahas rencana kolaborasi project gabungan mereka. Sayangnya, rencana itu tidak berjalan dengan mulus, karena Myungsuk dan Jihyun mendapat gangguan dari berbagai pihak. Sebut saja Jang Beomgyu, editor yang meragukan hasil karya mereka dan diam-diam menaruh rasa pada Jihyun. Lee Dantae, pacar Jihyun yang punya rahasia besar di balik ketenarannya, juga mulai cemburu pada kedekatan Jihyun dan Myungsuk. Lalu ada si barbar Kim Sunmi, komikus profesional yang merupakan kekasih Myungsuk. Sifatnya posesif, cemburuan dan kekanak-kanakan. Tekanan dari berbagai sisi membuat keduanya harus mencari cara agar kolaborasi terbaik mereka membuahkan hasil maksimal. Masalahnya kian pelik, saat Kim Wooseok, seorang rapper yang punya brand pakaian terkenal, meminta Sunmi mencari model yang pas untuk dipotret bersama Lee Dantae. Sunmi kemudian mengajukan sebuah permintaan pada Myungsuk. Dan hal-hal yang berkaitan dengan Kang Wooseok ini, pelan-pelan menyeretnya pada masalah kejelasan hubungannya dengan Ji Seojin, kakak Sunmi. Till The End Of The World, tiga kisah dengan masing-masing konflik yang membelenggu mereka. Menyadarkan Jihyun bahwa semua yang M katakan, seorang penyiar misterius di stasiun radio Daegu, benar adanya. Bahwa hubungan yang baik butuh banyak pengertian dan pengorbanan.
Not enough ratings
50 Chapters
The Best Fri(end)s
The Best Fri(end)s
Sahabat itu teman yang selalu ada dalam suka maupun duka. Bukan hanya ada saat kau merasa bahagia dia ada, dan saat kau sedih dia tiada. Dengan sahabat kita bisa melewati segala rintangan, bersamanya cobaan seberat apapun akan terasa ringan. Sahabat adalah keluarga ke duamu, bersama mereka kau bebas menjadi apa saja. Ini kisah persahabatan yang tak akan bisa hilang dari ingatan. Tuhan memeprtemukan mereka di waktu yang singkat, begitupun persahabatan ke duanya. Tapi kisah di antara keduanya tak akan mampu terhapus di ingatan. Karena itu semua kekuatan persahabatan yang sesungguhnya. Persahaban tak kan terbatas oleh waktu.
10
13 Chapters
Love at the end season
Love at the end season
Liz lari ke kota kecil setelah mengandung. Bertahun berlalu dan ia memiliki seorang putra bernama Axel. Sementara Caden, pria yang tidak lain ayah Axel datang ke kota dan bertemu lagi dengan Liz dan Axel...
10
6 Chapters

Related Questions

Kapan Lirik Lagu The Final Countdown Pertama Kali Dirilis?

3 Answers2025-10-17 13:02:36
Ingatan tentang riff synth itu selalu bikin semangat, dan tiap kali kudengar aku langsung kepo soal bagaimana lagu itu pertama kali sampai ke publik. Lirik lagu 'The Final Countdown' pertama kali secara resmi dipublikasikan bersamaan dengan perilisan singel yang dirilis pada 14 Mei 1986. Joey Tempest, vokalis Europe, memang mulai mengembangkan ide melodi dan liriknya sejak 1985—ada banyak cerita tentang bagaimana ia menulis riff utama di atas keyboard—tapi versi lirik yang dikenal orang banyak baru keluar ketika singel dan album berjudul sama dirilis ke pasar. Di waktu itu, rilisan fisik seperti piringan hitam, kaset, dan kemudian CDlah yang membawa teks lagu ke penggemar, disertai juga dengan lirik pada sleeve atau booklet album. Sebagai penggemar yang sering mengorek lore musik, aku ingat betapa cepatnya lirik itu jadi anthem stadion; setelah rilis 1986, stasiun radio dan video musik memopulerkannya sampai ke seluruh dunia. Jadi, kalau kamu pengin menunjuk satu titik di mana lirik itu ‘pertama kali dirilis’, tanggal rilis singel/album pada Mei 1986 adalah momen kuncinya. Aku masih suka nyanyiin bagian ‘We’re leaving together’ waktu karaoke—entah kenapa itu selalu ngeremind aku soal nostalgia 80-an yang bombastis.

Bagaimana Chord Gitar Cocok Dengan Lirik Lagu The Final Countdown?

3 Answers2025-10-17 03:30:32
Intro synth itu langsung nempel, dan aku selalu terpikir gimana caranya gitar nggak cuma nutupi tapi malah menambah dramanya di 'The Final Countdown'. Untuk versi gitar yang nyatu sama lirik, pertama aku tandai struktur lagu: intro (riff synth), verse, pre-chorus, chorus, solo, dan outro. Secara harmonik yang kerja biasanya progresi minor-bergerak-ke mayor yang bikin tensi dan release—cara mudahnya pakai bentuk power chord atau barre chord biar sustain-nya kuat di bagian chorus. Contoh progresi yang sering dipakai di banyak cover adalah Bm - A - G - A untuk verse, lalu saat chorus naik ke D - A - Bm - G; ini bikin melodi vokal terasa didukung ketika nyanyinya menekankan kata-kata seperti "final" dan "countdown". Teknik main penting: ganti chord di awal bar untuk memberi ruang vokal, tapi kadang change di tengah bar pas vokal menekankan satu suku kata (misal pada kata 'final'). Untuk ritme, aku suka main palm-muted pada verse supaya vokal lebih terdengar, lalu lepaskan muted dan pakai strum penuh atau power chord chug saat chorus biar energi meledak. Kalau mau mendekati sound arena rock aslinya, pakai distorsi hangat plus chorus effect untuk tipikal gitar 80-an. Akhirnya, mainkan riff synth itu di gitar bagian intro atau sebagai pengisi antara frasa vokal supaya lagu tetap terasa utuh—aku suka harmonize riff itu satu oktaf di bawah vokal untuk memberi foundation yang kuat.

Apa Perbedaan Versi Live Dan Studio Lirik Lagu The Final Countdown?

3 Answers2025-10-17 16:35:34
Denger versi live 'The Final Countdown' selalu bikin atmosfernya langsung beda—lebih kotor, lebih besar, dan sering kali lebih emosional daripada versi studio yang rapi. Aku masih ingat pertama kali nonton rekaman konsernya, intro synth itu berkembang jadi momen massa bernyanyi bareng; vokal kadang ditahan lebih lama, chorus diulang beberapa kali, dan ada seruan penonton yang nyelip di antara baris lagu. Secara lirik, perbedaan paling umum bukan soal kata-kata yang berubah drastis, melainkan pengulangan dan improvisasi. Di album, struktur lagu sangat terukur: bait-chorus-bait-chorus-solo-chorus, dengan frasa seperti 'We're leaving together / But still it's farewell' diucapkan cukup lurus. Live, vokalis kadang menekankan kata tertentu, menambah 'oh' atau memanjangkan nada, bahkan menyelipkan spontanitas seperti mengajak penonton ikut bernyanyi. Kadang ada potongan lirik yang dipendekkan atau diulang lebih sering biar flow panggung nggak putus. Selain itu, faktor teknis juga membuat perbedaan terasa: crowd noise, reverb panggung, dan improvisasi gitar atau keyboard bisa menutupi kata sehingga terdengar beda. Jadi kalau kamu merasa versi live punya lirik yang sedikit 'berubah', sering kali itu efek performatif—energi dan interaksi—bukan maksud sengaja mengubah cerita lagu. Buatku, versi studio nyaman untuk dinikmati detail, sementara live memberikan sensasi ikut di tengah kerumunan.

Siapa Penulis Lirik Lagu The Final Countdown Dan Apa Latar Belakangnya?

3 Answers2025-10-17 05:48:21
Selalu ada sesuatu tentang intro sintetis itu yang bikin aku merinding setiap kali lagu diputar di bar kecil atau stadion—dan iya, liriknya ditulis oleh Joey Tempest. Joey, yang nama aslinya Rolf Magnus Joakim Larsson (lahir 19 Agustus 1963), adalah vokalis utama band Swedia yang namanya menjadi identik dengan era glam/hard rock 80-an, yaitu Europe. Dia menulis lirik 'The Final Countdown' untuk album dengan judul yang sama, yang dirilis pada pertengahan 1980-an dan langsung meledak jadi anthem stadion. Latar belakang Joey cukup klasik buat musisi rock Eropa kala itu: tumbuh di pinggiran Stockholm, terpapar oleh band-band rock besar, dan membentuk Europe sejak remaja. Lagu ini sendiri lahir dari kombinasi ide—riff keyboard yang sangat ikonik (peran besar keyboardist Mic Michaeli dalam warna musikalnya) dipadukan dengan visi Joey tentang tema besar seperti keberangkatan, perubahan, dan nuansa luar angkasa—bukan sekadar tentang pertempuran atau cinta biasa. Produksi versi hit itu juga dibantu oleh produser yang paham arena rock, sehingga feelnya jadi besar, dramatis, dan sangat cocok untuk panggung besar. Sebagai penggemar yang sudah mendengar ratusan kali, aku suka bagaimana lirik Joey sederhana tapi punya ruang interpretasi: bisa dibaca sebagai metafora akhir zaman, pelarian, atau semangat memulai sesuatu yang besar. Itu alasan kenapa lagu ini tetap hidup di playlist olahraga, film, dan momen-momen epik sampai sekarang.

Bagaimana Lirik Lagu Guns N Roses Welcome To The Jungle Versi Live?

4 Answers2025-10-17 23:18:34
Ada momen konser yang selalu bikin aku merinding: versi live 'Welcome to the Jungle' itu energi mentahnya beda banget. Maaf, aku nggak bisa menuliskan lirik lagu itu secara lengkap di sini. Tapi aku bisa jelasin dengan detail bagaimana versi live biasanya berbeda dari versi studio, terutama soal perubahan vokal, pengulangan bagian, dan improvisasi yang sering terjadi. Di banyak rekaman live yang aku dengar, Axl sering menambahkan teriakan atau ad-lib sebelum dan setelah bait, bikin bait terasa lebih panjang atau lebih intens. Struktur utamanya tetap sama—intro riff kuat, bait, chorus—tetapi live seringkali memperpanjang intro dan solo gitar supaya crowd bisa ikut teriak. Slash biasanya mengulur solo dengan frase tambahan yang nggak ada di studio, dan drum/bass terkadang diperkaya dengan fill yang lebih kasar. Penonton juga sering mengisi bagian chorus atau akhir dengan chant, jadi nuansanya lebih communal. Buatku, versi live terasa seperti versi yang hidup: lebih liar, lebih improvisasional, dan penuh kejutan. Aku suka nonton klip lama untuk menangkap momen-momen spontan itu.

Bagaimana Fanart Menggambarkan Lirik Lagu Kali Uchis After The Storm?

4 Answers2025-10-15 12:53:42
Warnanya selalu membuatku berhenti sejenak. Di banyak fanart yang kutemui, lirik 'After the Storm' diinterpretasikan lewat palet yang hangat tapi basah—teal pudar, kuning matahari yang lembut, dan merah muda lembab seperti cat minyak yang masih basah. Seniman sering menempatkan figur yang tenang di tengah hujan atau genangan air, bukan untuk menunjukkan kesedihan semata, melainkan momen tenang sesudah badai. Ada yang menggambar Kali duduk di bawah payung neon, ada juga yang membuatnya sebagai sosok kecil yang menanam bunga di trotoar yang basah. Komposisi seperti ini menyorot kata-kata tentang harapan dan ketahanan, bukan sekadar momen dramatis. Teknik yang dipakai beragam: watercolor buat nuansa liris, grainy film untuk sentuhan nostalgia, dan brushstroke tebal untuk menekankan energi kebangkitan. Simbol-simbol sederhana—matahari yang mengintip, cawan kopi yang mengepul, atau cermin retak yang memantulkan cahaya—sering muncul sebagai metafora visual lirik. Aku paling suka fanart yang memberi ruang kosong di sekitar subjek; keheningan itu sendiri terasa seperti jeda dalam lagu, memberi pemirsa waktu untuk menarik napas dan percaya pada hari yang cerah setelah hujan. Melihat fanart semacam ini membuatku merasa seperti bagian dari percakapan santai antara visual dan suara—sebuah interpretasi pribadi atas kalimat-kalimat dalam lagu yang kemudian jadi cerita visual yang hangat dan personal.

Bagaimana Versi Akustik Lirik Lagu Kali Uchis After The Storm Tampil?

4 Answers2025-10-15 04:28:23
Gitar yang polos seringkali membuka sisi lain dari sebuah lagu, dan begitu juga dengan versi akustik 'After the Storm'. Dari perspektif pendengar yang agak sentimental, versi akustik ini membuat lirik terasa seperti percakapan tengah malam—lebih raw, lebih rentan. Tanpa lapisan produksi yang tebal, napas dan vibrato Kali Uchis muncul lebih nyata; frasa-frasa yang tadinya seolah berenang di atas groove sekarang berdiri sendiri, memberi ruang untuk menekankan baris tentang bertahan dan berharap. Harmoni pada chorus terdengar lebih sederhana tapi malah lebih menusuk, karena tiap nada terasa disenggol langsung. Instrumen yang dipilih biasanya hanya gitar akustik atau piano lembut, kadang ada sentuhan bass ringan dan perkusi halus. Efeknya, bagian rap atau ad-libs yang ada di versi studio menjadi lebih opsional—beberapa cover malah menggantinya dengan humming atau backing vokal yang menambah suasana melankolis. Menyimak versi ini seperti membaca surat lama: intimitasnya nyata, dan setiap kata terasa penting. Aku bakal putar versi ini ketika butuh lagu yang menenangkan sekaligus memberi tenaga pelan-pelan.

Mengapa Lirik Popular The Weeknd Menarik Perhatian Dengan Terjemahan?

2 Answers2025-10-09 17:35:02
Mendengar lagu-lagu The Weeknd itu seperti mendapat undangan untuk merasakan perjalanan emosional yang mendalam. Liriknya sering kali penuh dengan gambaran visual dan nuansa, menjadikannya sangat menarik untuk diterjemahkan. Ketika saya pertama kali mendengarkan 'After Hours', ada banyak bagian lirik yang membuat saya penasaran. Terjemahan membuat saya benar-benar mengerti makna di balik keberanian dan keputusasaan yang diekspresikannya. Misalnya, ketika ia berbicara tentang kehilangan dan kerinduan, terjemahan itu seperti kunjungan lembut yang menyentuh hati. Saya ingat berbagi beberapa terjemahan lirik dengan teman-teman saya, dan diskusi tentang apa yang sebenarnya ingin ia sampaikan semakin memperkaya pengalaman mendengarkan. Dengan cara itu, terjemahan tidak sekadar menerjemahkan kata-kata melainkan juga mendorong kami untuk merenungkan dan mendiskusikan arti yang lebih dalam di dalamnya. Lirik-liriknya yang keras dan mendebarkan diimbangi dengan kepekaan yang halus, sehingga alhasil, saya merasa ada sesuatu untuk semua orang dalam musiknya. Selaras dengan pengalaman mendengarkan, terjemahan membuka pintu untuk memahami lebih banyak tentang bagaimana perasaan bisa diungkapkan melalui seni.
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status