Dalfon menatap kota secara keseluruhan dari atas sebuah gedung tertinggi yang ada di kotanya. Tentu saja ia tidak menghabiskan waktunya di atas sana sendirian. Di sisinya ada Nara yang selalu setia mendampinginya dan mendengar setiap keluh kesahnya.
Walau Nara bukanlah manusia. Tetapi Nara benar-benar bisa paham tentang apa yang dirasakan oleh Dalfon. Ya walau terkadang usulan-usulan yang muncul dari mulut Nara tidak masuk akal. Namun Dalfon tetap bersyukur karena setidaknya Nara mau benar-benar bertahan dengan dirinya sampai saat ini.
Di masa lampau ia telah mengaktifkan sihir penghilang ingatan. Saat itu, masa aktif sihirnya memang sementara. Namun beberapa hari yang lalu, Dalfon memperkuat sihir itu sehingga tidak akan pernah ada dirinya di dalam ingatan orang-orang yang pernah mengenalnya. Kecuali orang-orang yang memang memiliki perlindungan sihir seperti Lima Keluarga Besar.
"Bagaimana selanjutnya? Apakah kamu ingin bergabung dengan Lima Keluarga Besar, atau ingin menyelesaikan semuanya sendiri?" tanya Nara sambil mendekap kepala Dalfon dari arah belakang.
"Aku masih bimbang. Jujur aku ingin memulai semuanya dari awal. Namun itu mustahil, karena kelima keluarga itu masih mengingat apa yang terjadi di masa lampau. Mereka tidak akan pernah melepaskan ku sampai kapan pun. Jadi percuma juga jika aku menciptakan identitas baru," jawab Dalfon.
"Kalau begitu bergabunglah dengan kelompok Fla. Kelompok internasional itu sekarang sedang bergerak untuk mendesak seluruh penyihir yang ada di muka bumi ini untuk meninggalkan kekuasaan mereka. Mereka ingin para penyihir menyingkir supaya tidak ada kesengajaan sosial di dunia ini."
"Apa kamu tau? Tidak peduli seberapa besar aku membenci mereka, aku tetap tidak akan bisa diam saja saat mengetahui mereka sedang dalam bahaya. Maka dari itu, bagaimana mungkin aku bisa bergabung dengan kelompok itu, saat hatiku saja sering berteriak memintaku untuk melindungi mereka?"
Nara tersenyum mendengar hal itu. Dalfon memang benar-benar mirip seperti Michael. Mereka berdua sama-sama tidak akan pernah tinggal diam saat ada seseorang yang sedang mengincar atau bahkan melukai Alice dan semua kenalannya yang ada di Lima Keluarga Besar.
"Aku sarankan kamu menggunakan nama Virgo sebagai nama belakangmu. Dengan begitu kamu bisa menggapai wanita itu tanpa perlu mengkhawatirkan kasta lagi," ujar Nara sambil melepaskan dekapannya.
"Lucu. Bagaimana dengan Alyssa? Aku tidak mungkin berpura-pura tidak mengetahui perasaannya. Dia sudah lama sekali menanti dan percaya bahwa aku kembali. Akan terasa menyakitkan baginya jika ternyata penantiannya selama ini adalah sia-sia hanya hanya karena aku memilih wanita lain," jawab Dalfon sambil menatap Nara.
"Kalau begitu apakah kamu ingin melepaskan Alice untuk Alyssa atau Arasha? Kedua perempuan itu sama-sama memiliki rasa lebih kepadamu. Dan kamu bisa saja menikah dengan salah satu dari mereka tanpa harus mengkhawatirkan apa yang akan terjadi ke depannya. Namun jika kamu melakukan hal itu, kamu akan membohongi perasaanmu sendiri. Kamu masih mencintai wanita itu. Dan itu adalah fakta yang ada. Jika kamu bersama dengan wanita lain hanya untuk bisa melupakan wanita itu, sama saja kamu merendahkan diri kamu sebagai laki-laki."
"Entahlah. Lagipula untuk apa memikirkan itu sekarang? Bukankah lebih baik lagi kalau kita menikmati apa yang sudah ada sebelum Bunda kembali turun tangan?"
"Bundamu itu seorang Ratu yang sangat posesif. Dia tidak akan segan-segan menghabisi seluruh orang yang telah membuatmu terluka. Jadi berhati-hatilah, karena bisa saja orang terdekatmu yang akan menjadi pelampiasan amarahnya."
"Apakah di suatu hari di masa depan, kita harus melawan Bunda lagi?"
"Mungkin saja. Namun kamu tidak perlu khawatir. Karena kalau pun kamu mati sekali lagi, kamu masih memiliki kesempatan untuk reinkarnasi, walau tidak ada yang tau kapan kamu akan terlahir kembali."
"Aku ingin pergi dengan tenang. Kalau aku terus menerus reinkarnasi, bagaimana bisa aku menikmati kehidupan setelah kematian ku dengan santai."
Dalfon menghembuskan nafas panjang. Terlalu banyak hal yang harus ia selesaikan jika memang ia memilih untuk kembali ke kota sebagai dirinya yang dulu. Akan terlalu banyak gangguan yang akan ia dapati dari para anggota Lima Keluarga Besar. Dan mau tidak mau ia harus merasakan seluruh gangguan itu kalau ia memang kembali sebagai Dalfon.
"Apakah kamu bisa membuatku memasuki siklus jahat?" tanya Dalfon sambil menatap ke arah langit.
"Itu adalah hal yang mudah. Namun untuk apa kamu melakukan itu?" jawab Nara dengan sebuah pertanyaan di akhir.
"Aku yang sekarang terlalu naif untuk menanggapi para Lima Keluarga Besar. Jadi aku akan menyerahkan padanya. Aku yakin dirinya bisa menghadapinya dengan mudah. Ya walau kadang caranya tidak masuk akal."
"Apakah kamu ingin melarikan diri dari kenyataan yang ada?"
"Tentu saja tidak bodoh. Aku hanya ingin memikirkan tentang cara menghadapi kelompok Fla di masa depan. Karena akan sangat merepotkan bagi kita, jika kelompok itu terus bergerak secara global. Kita harus menghapus kelompok itu secepatnya, karena semakin lama kelompok itu akan sekuat Black Dragon."
"Baiklah. Aku paham. Namun jangan tidur terlalu lama di alam sana. Aku akan bosan di sini tanpamu."
"Ya."
Nara mengalirkan beberapa sihir ke dalam tubuh Dalfon. Sihir-sihir itu adalah sihir-sihir terlarang yang dapat membuat seseorang memasuki siklus jahat secara paksa.
Dalfon sendiri sudah mulai mengantuk. Menandakan bahwa sebentar lagi jiwa yang akan mendiami tubuhnya akan berganti. Dalfon tidak tau apakah yang akan terjadi setelah ini. Namun Dalfon yakin dirinya yang satunya lagi akan paham maksud atas tindakannya ini. Dan Dalfon harap dirinya yang satunya lagi tidak terlalu merepotkan banyak orang.
Apalagi kalau sampai menyerang Lima Keluarga Besar secara frontal.
Alyssa, Arasha, Langit dan Veldora ada di ruangan OSIS. Mereka semua sedang mengerjakan tugas OSIS, kecuali Langit yang datang ke ruangan OSIS hanya untuk bersantai dan mengawasi Arasha.Langit memang terbilang baru di perkumpulan mereka. Namun dalam waktu yang singkat itu, Langit dapat menjalin hubungan yang sangat erat dengan ketiga orang itu. Seakan-akan telah menutupi ruang kosong yang telah ditinggalkan oleh Dalfon.Langit pengganti Dalfon. Itu adalah hal yang bodoh. Karena mau sampai kapan pun, tidak akan ada seorang pun yang bisa menggantikan posisi Dalfon di hati mereka. Dalfon memang orang tidak teratur, dingin, dan suka seenaknya, namun laki-laki itu adalah laki-laki yang setia pada sahabat-sahabatnya. Tidak pernah membiarkan sahabatnya mendapatkan masalah dalam waktu yang masalah. Bahkan dirinya rela mengorbankan apa pun untuk membantu temannya. Hal itulah yang membuat sosok Dalfon tidak akan pernah tergantikan.Langit sendiri juga tau akan hal itu. Dirinya tidak akan perna
Vinka berjalan santai di taman rumahnya sambil menikmati hawa dingin malam dan keindahan bulan purnama yang nampak sangat indah malam ini.Tidak ada alasan khusus atas tindakannya kali ini. Ia hanya bosan di kamar dan tidak tau harus berbuat apa untuk menghilangkan rasa bosan yang ia rasakan kali ini.Langkahnya mendadak terhenti saat matanya tidak sengaja melihat sebuah bunga krisan miliknya yang ternyata sudah mekar.Ia berjongkok di hadapan bunga itu dengan tangannya yang mulai menyentuh bunga itu. Ia tersenyum kecil, mengingat bahwa bunga krisan adalah bunga yang pertama kali ia taman bersama dengan kakak laki-lakinya yang telah lama meninggal."Bukankah itu bunga yang bagus?"Suara itu tiba-tiba saja muncul dari belakang Vinka. Vinka terkejut sempurna, karena sebelumnya ia sangat yakin bahwa tidak ada siapa pun di taman itu selain dirinya. Dan tiba-tiba saja ada suara laki-laki dari arah belakangnya yang membuatnya langsung berdiri dan berbalik badan.Mata Vinka membulat sempurna
Vinka bimbang dengan kesepakatan yang ditawarkan oleh Dalfon. Jujur saja, ia sudah sangat menantikan saat-saat di mana Dalfon muncul di depan publik dengan nama Virgo sebagai nama belakangnya.Namun Vinka merasa ada yang salah dengan ini semua. Menjauhkan Dalfon dari keluarga Gracia. Ia bisa saja melakukan hal itu dengan mudah. Namun Vinka sadar bahwa itu bukanlah hal yang seharusnya ia lakukan.Kesepakatan ini sangat menguntungkan. Namun juga sangat mengerikan. Menguntungkan karena dengan masuknya Dalfon sebagai anggota keluarganya, maka ia tidak perlu mengkhawatirkan lagi bagaimana nasib keluarganya di masa yang akan datang. Vinka yakin bahwa laki-laki itu bisa membuat keluarganya lebih berkembang dan mungkin saja bisa membuat keempat keluarga yang lainnya tunduk pada keluarga mereka.Namun kesepakatan ini juga sangat mengerikan baginya. Pasalnya ia harus menjauhkan Dalfon dari Alice. Hubungannya dengan Alice akhir-akhir ini sudah terbilang sangat baik. Dan jika ia melakukan hal it
Seluruh anggota Keluarga Lima Besar diundang ke mansion milik keluarga Virgo. Sebuah pesta diadakan oleh Vinka malam ini. Namun tidak ada yang tau untuk apa pesta itu diadakan. Bahkan para anggota keluarga Virgo sendiri pun belum mengetahui alasan kenapa tiba-tiba Vinka mengadakan sebuah pesta dan mengundang banyak sekali anggota Keluarga Lima Besar.Hanya Vinka yang tau alasan dari pesta itu diadakan. Dan tidak ada satu pun orang yang berhasil mendapatkan jawaban atas alasan Vinka membuat pesta itu.Semua anggota Lima Keluarga Besar diundang secara khusus. Bukan cuma para anggotanya saja, para pengawal juga diizinkan untuk datang dan menikmati pesta selama para pengawal menggunakan pakaian yang pantas dan tidak melupakan perbedaan status mereka.Dan pesta itu berlangsung dengan lancar sampai sekarang. Dengan segala makanan dan minuman yang tersedia, para tamu undangan menikmati hidangan sambil menikmati sebuah iringan lagu yang telah dimainkan oleh penyanyi kelas atas yang telah dise
Alice menatap secara saksama punggung laki-laki yang telah menyelamatkannya. Ia sangat merindukan laki-laki itu. Saking rindunya, ia ingin langsung memeluk tubuh laki-laki itu dan tidak akan melepaskannya lagi untuk selamanya.Namun Alice tidak bisa melakukan hal itu. Masalah antara dirinya dan Dalfon masih belum selesai. Masih ada beberapa persoalan yang belum menemukan titik terang dan sebelum semua masalah itu selesai, hubungan mereka tidak akan pernah bisa sedekat dulu."Sepertinya terlalu banyak yang menjadi korban di sini," ujar seorang perempuan dengan gaun berwarna putih dan sebuah topi berjenis sun hat.Perempuan itu berjalan santai melewati tubuh para korban dengan sebuah senyuman di wajahnya. Tidak ada satu pun orang yang bisa melihat secara utuh wajah dari perempuan itu. Pasalnya wajah perempuan itu ditutupi oleh selembar kertas dengan sebuah huruf kuno. Tentu saja itu bukanlah sebuah kertas biasa. Kertas yang digunakan oleh perempuan itu adalah kertas mistis. Kertas yang
Arasha melangkahkan kakinya keluar dari gerbang sekolah. Ia sangat letih dengan segala kegiatan organisasinya. Jadi ia berniat untuk langsung masuk ke dalam mobil jemputannya dan sesampainya di rumah, ia akan langsung merebahkan tubuhnya di kasur empuknya.Dari tempatnya sekarang, ia sudah bisa melihat jelas sebuah mobil putih milik keluarganya terparkir di seberang jalan dan ada beberapa pengawal sedang berjaga-jaga di sekitar mobil itu.Pemandangan yang sangat membosankan. Setiap ia pulang sekolah, selalu saja pemandangan seperti ini yang ia lihat. Sebenarnya ia sudah mulai jenuh dengan ini semua. Sebenarnya ia pernah meminta ayahnya supaya tidak mengirimkan mobil jemputan berserta para pengawal untuk dirinya. Namun ayahnya menolak permintaan Arasha mengingat sekarang Fla sedang gencar-gencarnya mencari titik lemah para Lima Keluarga Besar. "Mau kencan sebentar?" Suara itu tiba-tiba saja terdengar di telinga. Sontak dengan kecepatan tinggi, ia langsung menoleh ke arah kanan. Untu
Dalfon dan Arasha sudah sampai di wahana bermain yang sangat terkenal di kota mereka. Tentang penyamaran, Arasha tidak menggunakannya. Karena Dalfon baru teringat bahwa ia bisa menyamarkan penampilan orang lain dengan cara menyelimuti orang itu dengan aura miliknya.Jadi Arasha sekarang bisa melakukan semua yang ingin ia lakukan tanpa harus menjaga martabatnya sebagai penerus keluarga Mafuyu.Dalfon sendiri sangat bahagia saat Arasha terus menerus menariknya menaiki satu per satu wahana yang ada di sana.Arasha terlihat sangat antusias dan berbahagia. Sedangkan Dalfon sendiri juga terlihat sangat menikmati segala sesuatu yang bisa menimbulkan senyuman di bibir Arasha.Roller coaster, bumper car dan beberapa wahana yang lainnya mereka nikmati. Tidak lupa juga mereka memasuki Area Adventure land. Yang merupakan sebuah area yang disiapkan supaya para pengunjung bisa merasakan rasanya berpetualang di dunia antah berantah, banyak area yang bernuansa seperti hutan, teluk, dan gedung-gedung
Dalfon dan Arasha sudah ada di depan kediaman Mafuyu. Dalfon telah mengantarkan perempuan itu pulang ke rumahnya dengan selamat. Dan sekarang adalah akhir dari segala kesenangan mereka.Berpisah. Mereka akan melakukan itu. Arasha akan melanjutkan kehidupannya, sebagaimana seharusnya. Sedangkan Dalfon harus melakukan apa yang seharusnya ia lakukan."Mau mampir sebentar?" tanya Arasha sambil menunjuk rumahnya."Sebentar lagi akan hujan, jadi aku harus pulang secepatnya. Ditambah lagi, aku harus mampir ke rumah Vedora untuk mengembalikan mobilnya," jawab Dalfon sambil menggeleng pelan."Baiklah kalau begitu. Terima kasih untuk hari ini. Aku sangat-sangat menikmatinya.""Ya, aku juga."Mereka kembali terdiam. Masih banyak lagi hal yang ingin mereka sampaikan, namun mereka bingung dengan cara apa mereka harus memulainya."Oh, iya. Ini foto yang tadi diambil di foto box. Kamu simpan dua dan aku juga dua," ujar Arasha sambil mengambil foto card di dalam tasnya lalu memberikannya pada Dalfon.