Share

Kembalinya Sang Pangeran
Kembalinya Sang Pangeran
Penulis: PlutoPen

Siklus jahat

Dalfon menatap kota secara keseluruhan dari atas sebuah gedung tertinggi yang ada di kotanya. Tentu saja ia tidak menghabiskan waktunya di atas sana sendirian. Di sisinya ada Nara yang selalu setia mendampinginya dan mendengar setiap keluh kesahnya. 

Walau Nara bukanlah manusia. Tetapi Nara benar-benar bisa paham tentang apa yang dirasakan oleh Dalfon. Ya walau terkadang usulan-usulan yang muncul dari mulut Nara tidak masuk akal. Namun Dalfon tetap bersyukur karena setidaknya Nara mau benar-benar bertahan dengan dirinya sampai saat ini.

Di masa lampau ia telah mengaktifkan sihir penghilang ingatan. Saat itu, masa aktif sihirnya memang sementara. Namun beberapa hari yang lalu, Dalfon memperkuat sihir itu sehingga tidak akan pernah ada dirinya di dalam ingatan orang-orang yang pernah mengenalnya. Kecuali orang-orang yang memang memiliki perlindungan sihir seperti Lima Keluarga Besar.

"Bagaimana selanjutnya? Apakah kamu ingin bergabung dengan Lima Keluarga Besar, atau ingin menyelesaikan semuanya sendiri?" tanya Nara sambil mendekap kepala Dalfon dari arah belakang.

"Aku masih bimbang. Jujur aku ingin memulai semuanya dari awal. Namun itu mustahil, karena kelima keluarga itu masih mengingat apa yang terjadi di masa lampau. Mereka tidak akan pernah melepaskan ku sampai kapan pun. Jadi percuma juga jika aku menciptakan identitas baru," jawab Dalfon.

"Kalau begitu bergabunglah dengan kelompok Fla. Kelompok internasional itu sekarang sedang bergerak untuk mendesak seluruh penyihir yang ada di muka bumi ini untuk meninggalkan kekuasaan mereka. Mereka ingin para penyihir menyingkir supaya tidak ada kesengajaan sosial di dunia ini."

"Apa kamu tau? Tidak peduli seberapa besar aku membenci mereka, aku tetap tidak akan bisa diam saja saat mengetahui mereka sedang dalam bahaya. Maka dari itu, bagaimana mungkin aku bisa bergabung dengan kelompok itu, saat hatiku saja sering berteriak memintaku untuk melindungi mereka?"

Nara tersenyum mendengar hal itu. Dalfon memang benar-benar mirip seperti Michael. Mereka berdua sama-sama tidak akan pernah tinggal diam saat ada seseorang yang sedang mengincar atau bahkan melukai Alice dan semua kenalannya yang ada di Lima Keluarga Besar.

"Aku sarankan kamu menggunakan nama Virgo sebagai nama belakangmu. Dengan begitu kamu bisa menggapai wanita itu tanpa perlu mengkhawatirkan kasta lagi," ujar Nara sambil melepaskan dekapannya.

"Lucu. Bagaimana dengan Alyssa? Aku tidak mungkin berpura-pura tidak mengetahui perasaannya. Dia sudah lama sekali menanti dan percaya bahwa aku kembali. Akan terasa menyakitkan baginya jika ternyata penantiannya selama ini adalah sia-sia hanya hanya karena aku memilih wanita lain," jawab Dalfon sambil menatap Nara.

"Kalau begitu apakah kamu ingin melepaskan Alice untuk Alyssa atau Arasha? Kedua perempuan itu sama-sama memiliki rasa lebih kepadamu. Dan kamu bisa saja menikah dengan salah satu dari mereka tanpa harus mengkhawatirkan apa yang akan terjadi ke depannya. Namun jika kamu melakukan hal itu, kamu akan membohongi perasaanmu sendiri. Kamu masih mencintai wanita itu. Dan itu adalah fakta yang ada. Jika kamu bersama dengan wanita lain hanya untuk bisa melupakan wanita itu, sama saja kamu merendahkan diri kamu sebagai laki-laki."

"Entahlah. Lagipula untuk apa memikirkan itu sekarang? Bukankah lebih baik lagi kalau kita menikmati apa yang sudah ada sebelum Bunda kembali turun tangan?" 

"Bundamu itu seorang Ratu yang sangat posesif. Dia tidak akan segan-segan menghabisi seluruh orang yang telah membuatmu terluka. Jadi berhati-hatilah, karena bisa saja orang terdekatmu yang akan menjadi pelampiasan amarahnya."

"Apakah di suatu hari di masa depan, kita harus melawan Bunda lagi?" 

"Mungkin saja. Namun kamu tidak perlu khawatir. Karena kalau pun kamu mati sekali lagi, kamu masih memiliki kesempatan untuk reinkarnasi, walau tidak ada yang tau kapan kamu akan terlahir kembali."

"Aku ingin pergi dengan tenang. Kalau aku terus menerus reinkarnasi, bagaimana bisa aku menikmati kehidupan setelah kematian ku dengan santai."

Dalfon menghembuskan nafas panjang. Terlalu banyak hal yang harus ia selesaikan jika memang ia memilih untuk kembali ke kota sebagai dirinya yang dulu. Akan terlalu banyak gangguan yang akan ia dapati dari para anggota Lima Keluarga Besar. Dan mau tidak mau ia harus merasakan seluruh gangguan itu kalau ia memang kembali sebagai Dalfon.

"Apakah kamu bisa membuatku memasuki siklus jahat?" tanya Dalfon sambil menatap ke arah langit.

"Itu adalah hal yang mudah. Namun untuk apa kamu melakukan itu?" jawab Nara dengan sebuah pertanyaan di akhir.

"Aku yang sekarang terlalu naif untuk menanggapi para Lima Keluarga Besar. Jadi aku akan menyerahkan padanya. Aku yakin dirinya bisa menghadapinya dengan mudah. Ya walau kadang caranya tidak masuk akal."

"Apakah kamu ingin melarikan diri dari kenyataan yang ada?"

"Tentu saja tidak bodoh. Aku hanya ingin memikirkan tentang cara menghadapi kelompok Fla di masa depan. Karena akan sangat merepotkan bagi kita, jika kelompok itu terus bergerak secara global. Kita harus menghapus kelompok itu secepatnya, karena semakin lama kelompok itu akan sekuat Black Dragon."

"Baiklah. Aku paham. Namun jangan tidur terlalu lama di alam sana. Aku akan bosan di sini tanpamu."

"Ya."

Nara mengalirkan beberapa sihir ke dalam tubuh Dalfon. Sihir-sihir itu adalah sihir-sihir terlarang yang dapat membuat seseorang memasuki siklus jahat secara paksa. 

Dalfon sendiri sudah mulai mengantuk. Menandakan bahwa sebentar lagi jiwa yang akan mendiami tubuhnya akan berganti. Dalfon tidak tau apakah yang akan terjadi setelah ini. Namun Dalfon yakin dirinya yang satunya lagi akan paham maksud atas tindakannya ini. Dan Dalfon harap dirinya yang satunya lagi tidak terlalu merepotkan banyak orang. 

Apalagi kalau sampai menyerang Lima Keluarga Besar secara frontal.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status