Lepas dari Cinta yang Telah Retak
Aku sudah tiga bulan tidak melihat suami mafiaku, Arga Pratama, dan putri kami, Dora.
Kenapa? Karena ibunya Arga, Fiona, bilang Dora harus tinggal sementara bersamanya.
Sementara Arga? Dia terlalu sibuk dengan urusan bisnis seperti biasanya.
Jadi ketika Arga akhirnya menelpon dan bilang dia akan menjemputku untuk reuni keluarga di vila, aku begitu gembira.
Aku pikir, mungkin, hanya mungkin, aku akhirnya bisa memeluk putriku lagi.
Seharian aku berlari ke sana kemari di kota, membeli boneka favoritnya, camilan, gaun merah muda baru, apa pun yang kupikir bisa membuatnya tersenyum padaku lagi.
Tapi ketika mobil itu datang, kenyataannya jauh dari bayanganku.
Sebelum aku sempat bilang hai, Dora menoleh, menatapku sebentar... lalu memeluk Maya, si pembantu, lebih erat lagi.
Dia menempelkan wajahnya ke leher Maya seolah aku tidak ada di situ.
Seolah Maya adalah ibunya.
Aku mencoba mendekatinya, tapi Dora tegas bilang dia tidak mau naik mobil bersamaku.
Dan Maya dengan senyum sopan yang palsu, terus mencoba membujukku agar memberi Dora sedikit waktu lagi.
Aku menoleh ke Arga, berharap dia turun tangan.
Sebaliknya, dia cuma terlihat kesal, seolah tidak peduli untuk mengulurkan tangan membenahi hubunganku dengan putri kami.
Jelas mereka tidak ingin aku ada di sana.
Jadi, apa gunanya aku mencoba ikut naik mobil?
Aku melangkah mundur dari SUV.
Lalu Arga menoleh padaku dan bilang, "Tunggu di sini. Aku sebentar lagi kembali."
Yang tidak akan pernah dia mengerti... aku sudah lelah menunggu dia.