Setelah menerima kunci unit apartemen yang disewanya untuk tiga hari, Tania langsung menuju lift.
Ransel di punggung, koper kabin di tangan. Ia baru tiba pagi ini dari Batangtoru. Hari ini ia dijadwalkan untuk bertemu tim manajemen, menyerahkan laporan lanjutan program CSR di kawasan proyek bendungan, perumahan warga terdampak, sekolah binaan, serta pengadaan air bersih.
Begitu lift terbuka, Tania langsung masuk.
Di dalam lift sudah ada Elara yang menenteng barang belanjaannya. Ia sudah masuk lift dari pakiran basement.
Mereka saling melempar senyum samar. Tentu saja keduanya tidak saling mengenal.
Tania membuka ponselnya yang bergetar.
'Caca,' muncul di layar. Ia menjawab cepat, setengah membelakangi Elara yang berdiri di belakangnya.
“Halo... iya, aku udah sampai. Langsung ke kantor pusat hari ini.”
Suara di seberang terdengar menggoda,
“Ngapain sih buru-buru amat? Udah nggak tahan pengen liat bos seksi itu live? Siapa namanya?”
Tania terkekeh kecil, menoleh sedikit memastikan