Gendhis menyisir ruang belakang rumah besar milik tetua klan yang ditinggalinya selama beberapa hari ini, melihat-lihat pajangan di salah satu aula besar seperti 'dojo'. Tak sengaja, ia menemukan sang suami tengah melatih kemampuan berpedangnya bersama Bastian. Rai sudah terlihat mencoba menggunakan dua tangan untuk menghunus pedang meski sesekali ia tampak meringis kesakitan.
"Jangan meleng, Ketua!" sentak Bastian hampir saja menebas lengan Rai jika telat menghindar sedetik saja. "Ah, terdistraksi kecantikan Ane-san," kekehnya begitu menyadari Gendhis datang dan masuk ke dalam 'dojo'.
"Kebangun ya?" tegur Rai pada istrinya, seharian ini ia memang meminta Gendhis untuk istirahat di dalam kamar, memulihkan staminanya.
"Hu.um," gumam Gendhis mengangguk lemah. "Lanjutin aja, aku penasaran pengin nonton," katanya.
Seperti mengindahkan ucapan Gendhis, Rai melanjutkan latihannya. Ia membuat serangan balik, melawan hunusan pedang dari Bastian yang kini menggunakan tangan palsu sebagai pe