"Kukira kamu cuma ada satu jadwal praktik aja hari ini, Rai," sambut Gendhis saat Rai tiba di hotel menjelang malam.
"Ada dua cito pas aku udah mau selesai praktik. Suspect K.E.T lagi kayak kamu dulu sama preeklamsia," jawab Rai segera mencuci tangannya di wastafel, melepas kemejanya hingga hanya bertelanjang dada dan merebahkan diri di ranjang.
"Aku dihubungi Mami, besok, ada pelanggan khusus yang minta aku buat terima pesanannya," ucap Gendhis.
Rai mendongak, jelas ada raut tak rela dalam lelah wajahnya, tapi ia rebahkan lagi kepalanya kemudian. Ia urut keningnya dengan jemari, matanya terpejam.
"Siapa VVIP-nya?" tanya Rai.
Gendhis mengedikkan kedua bahunya, ia lantas duduk di sisi ranjang, "Aku nggak tau. VVIP nggak bakalan ngasih tau data pribadinya. Sama kayak dulu aku ngedatengin kamu di hotel karena pesanan papa tiri kamu itu," ujarnya.
"Di mana lokasinya?"
"Aku harus ke Batam."
"Nanti kukirim orang buat ngurus ini," ujar Rai solutif.
"VVIP yang satu ini nggak biasa Rai