Aurora terbangun, dia memandang ke sampingnya namun tidak ada William. Lelaki itu sudah pergi. Aurora menghela napas panjang.
Aurora spontan melirik ke jam dinding yang berada di dalam kamarnya. Pukul dua malam, seperti biasa Aurora terbangun. Kini, tengorokannya sangat kering. Di butuh secangkir air mineral.
Aurora kemudian turun dari tempat tidur lalu berjalan ke arah dapur. Seharusnya Margaret menyediakan air mineral di dalam kamarnya. Perempuan paruh baya itu pasti sudah tidur, pikir Aurora kemudian.
Aurora berjalan dengan sangat pelan menuju dapur. Kamarnya berada di lantai satu dan kamar William dan Maya berada di lantai dua. Di dalam dapur, Aurora menuangkan secangkir air ke dalam gelasnya dan menyeruputnya dengan hati-hati.
“Kau baru pulang?” suara itu membuat Aurora membulatkan matanya. Dia berjalan menuju pintu dan menatap Maya sedang tergesa-gesa naik ke atas tangga. Perempuan itu tampak panik saat William berdiri di depan pintu kamar.
Dari arah dapur, Aurora bisa melihat p