“Bagaimana, Mbak Selina? Tertarik dengan tawaran saya?” tanya Hanif kemudian.
Selina terdiam sejenak. Benar-benar merasa bimbang mendengar penuturan Hanif. Tak hanya memberi pekerjaan tambahan yang Selina cari, pria itu bahkan menyanggupi melunasi utang orang tuanya. Selina menarik napas dalam-dalam. Kenapa bisa di dunia ini ada pria sebaik dan sedermawan Hanif? Dua ratus juta bukanlah jumlah yang kecil. Selina bahkan harus pontang-panting selama dua tahun untuk membayarnya. Hanya untuk menutupi lubang yang bahkan tidak mencapai setengahnya.
“Saya...”
Selina memainkan jemarinya dengan gugup. Haruskah ia menerima tawaran itu? Padahal Selina sudah mendapatkan salah satu pekerjaan impiannya jika tidak menjadi model. Selina masih belum siap meninggalkan profesinya sebagai wartawan.
“Saya belum bisa memutuskan,” jawab Selina lirih. “Jujur saja, gaji saya sebagai wartawan sebenarnya sudah mencukupi kebutuhan hidup saya selama dua tahun ini. Namun, beberapa waktu sempat minus karena harus m