“Kok rasanya... panas semua," gumam Elok lemah. Hari masih pagi buta ketika dia selesai salat subuh.
Dia menutup mata sebentar, berharap dunia berhenti berputar. Tangannya meraba meja dapur untuk menjaga keseimbangan.
Sejak semalam perutnya kosong, tapi dia tidak punya nafsu makan. Di antara sisa-sisa suara pikirannya yang kacau, tubuhnya memberontak pelan-pelan.
Dia memikirkan ucapan Rima dan Damar, selain itu dia mencoba menyibukkan diri membantu Sari di dapur sebab Bu Retno masih sakit.
“Aku tidur lagi deh. Siapa tau sembuh. Padahal biasanya setelah subuh aku enggak tidur.”
Elok menuju kursi panjang lalu memejamkan mata di sana. Berusaha menghilangkan rasa tidak nyaman di seluruh tubuhnya.
"Mbak Elok... kamu kenapa?" tanya Sari yang baru saja masuk dengan nampan berisi teh hangat ketika matahari sudah mulai muncul.
Elok berusaha tersenyum, tapi yang muncul justru ekspresi letih. “Enggak apa-apa, Sar. Aku cuma... mau rebahan sebentar aja.”
Sari cepat-cepat meletakkan nampan di