Malam hari.
Di dalam vila, Sergio berdiri di depan cermin, memastikan penampilannya sempurna. Kemeja putih lengan panjang yang digulung hingga siku membalut tubuh atletisnya dengan pas. Ia mengenakan celana chino gelap dan sepatu kulit yang memberi kesan kasual tapi tetap elegan. Rambutnya yang biasanya acak-acakan kini tertata sedikit lebih rapi.
Sergio menyunggingkan senyum puas. Ia tahu betul bahwa pesonanya sudah cukup kuat, tapi malam ini, dia ingin lebih dari sekadar memikat Sahira. Ingin membuat perempuan itu mengingat malam ini sebagai sesuatu yang istimewa.
Sergio melirik ke arah jam di pergelangan tangannya. 30 menit lagi waktu makan malam mereka.
Tanpa ragu, ia mengambil ponselnya dan mengirim pesan singkat.
[Jangan lupa, 30 menit lagi di meja nomor 9. Aku tidak suka menunggu.]
Sergio tersenyum kecil saat menekan tombol kirim.
Sahira pasti akan terkejut menerima pesannya. Bagaimana mungkin dia mendapatkan nomor teleponnya?
Mudah saja. Saat perjalanan ke luar