Sahira masih duduk di sofa, memainkan ponselnya dengan bosan.
Tak berselang lama, terdengar suara pintu apartemen terbuka.
Klik!
Kepalanya segera menoleh, dan di sana berdiri sosok Michael dengan jas yang kini sudah dilepas, hanya menyisakan kemeja putih yang lengannya sedikit digulung.
Langkahnya tenang, tapi sorot matanya tajam. Ada sesuatu dalam cara dia menatap Sahira yang membuat napas wanita itu sedikit tertahan.
“Pak Michael.”
Michael tidak langsung bicara. Dia berjalan mendekat, lalu berdiri di depan Sahira yang masih duduk di sofa.
“Bosan?” tanyanya dengan suara pelan.
Sahira menelan ludah. “E-emm … ya, sedikit.”
Michael tersenyum miring, tapi matanya tetap menatap Sahira dengan intens. “Aku sudah bilang jangan keluar, kan?”
Sahira mengerutkan kening. “Aku memang tidak keluar.”
Michael berjongkok, kini sejajar dengannya. Wajah mereka hanya terpisah beberapa inci. Jari-jarinya terulur, menyelipkan helaian rambut Sahira ke belakang telinga dengan gerakan yang perlahan tapi penu