Setelah waktu makan siang berakhir dan semua anak-anak mulai beristirahat atau kembali ke aktivitas masing-masing, Adrian dan Liora pamit dari panti. Namun, kali ini tidak ada tawa atau senyum lagi di wajah Liora. Hatinya terasa seperti kembali pada kenyataan. Bahwa hidupnya memang bukan lagi sepenuhnya miliknya.
Dalam perjalanan pulang, suasana hening. Adrian tidak membuka pembicaraan. Tapi di dalam kepalanya, satu nama terus terngiang yaitu Ryan.
Dia memikirkan kedekatan Liora dengan pria itu. Bagaimana tatapan mereka saat berhadapan, dan bagaimana raut wajah Liora yang tak bisa dia pahami.
Liora pun kembali pada wajah datarnya. Menatap ke luar jendela. Tidak menolah pada Adrian sama sekali.
Bahkan Gavin, yang tengah menyupir, ikut diam dalam keheningan itu.
Begitu sampai di rumah, Juliana dan Camila sudah menunggu mereka di ruang utama. Juliana bertanya dengan penuh kecurigaan, “Kenapa begitu lama? Apa yang terjadi di sana? Apa wanita ini berbuat ulah?”
Adrian menjawab datar, “Kami