Share

51. Amarah Bastian

Author: Aksara Ocean
last update Huling Na-update: 2025-04-29 21:16:31

Bab 51 Amarah Bastian

[Siang, Pak. Sekarang Bu Aruna sedang ada di rumah Sandra.]

Pesan yang baru saja dikirimkan oleh salah satu mata-mata Bastian, membuat lelaki itu langsung berdecak keras.

"Kenapa Aruna tau di mana rumah Sandra?" tanyanya heran. Bastian sudah berdiri dan berkacak pinggang, saat ia menduga mungkin saja Marini yang memberitahu Aruna.

"Ngapain dia ke sana?"

Tahu ada sesuatu hal yang janggal, segera saja Bastian menghubungi istrinya. Butuh hampir lima menit, sampai panggilannya dijawab oleh Aruna.

"Pulang dari sana!" titah Bastian tak mau berbasa-basi.

Aruna yang masih bicara di depan Dina, menatap lurus pada perempuan paruh baya itu, sementara tangan kanannya menempelkan ponsel ke telinga.

"Kamu dengar saya, Aruna? Pulang sekarang juga dari rumah Sandra!"

"Iya, Mas," jawab Aruna pelan, kemudian mengakhiri panggilan itu lebih dulu. "Aku gak peduli kalau Tante mau ngasih tau Sandra soal semuanya. Toh aku memang berasal dari kampung," ucapnya seakan menantang.

Dina meng
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Ibu Pengganti Untuk Anak Presdir   115. Linglung!

    Bab 115 Linglung!Aruna ingin bercerai?Bastian yang sengaja berdiri di depan pintu, tentu langsung menjauh saat mendengar perkataan istrinya sendiri.Lelaki itu terduduk lemas. Dadanya berdebar kencang seakan tak percaya. Ia pun mengusap kasar wajahnya. Betapa bodohnya Bastian, karena tak menyadari keinginan Aruna yang sesungguhnya."Harusnya aku paham, kenapa sejak kemarin Aruna bilang mau pulang ke kampung dan menghindari semua masalah di sini," gumamnya usai menelan ludah berkali-kali, lantaran tenggorokannya terasa kering.Bastian berdiri lagi, hendak menghampiri Aruna dan memohon secara langsung. Namun, kesadaran yang lagi-lagi datang membuatnya tertampar. Ia malah mematung lama, sehingga bodyguard yang ada di sisi kanan dan kirinya menoleh keheranan."Aku tidak hanya mengkhawatirkan bagaimana nasib Fathan saat Aruna tetap meminta cerai. Tapi ... aku juga memikirkan nasibku sendiri." Bastian menutup wajah dengan kedua tangan.Bagaimana ini?Bastian mendadak sadar, jika dirinya s

  • Ibu Pengganti Untuk Anak Presdir   114 Rasa Frustasi

    Bab 114 Rasa FrustasiKembali ke rumah sakit, Lusiana mendapati Bastian tengah duduk di kursi tunggu. Putranya menundukkan kepala dengan kedua tangan menutup wajah. Tentu Lusiana langsung panik, dan bergegas menghampiri seraya berlari kecil."Fathan kenapa, Bas? Dia baik-baik saja, kan?!" tanya Lusiana mengguncang lengan Bastian.Bastian mengangkat pandangan dengan kening sedikit berkerut. "Fathan masih tidur, Mam, dan keadaannya sangat baik-baik saja."Rasa lega menghampiri, membuat Lusiana langsung duduk di sebelah Bastian dengan tangan memegang dada."Syukurlah kalau begitu. Mami pikir terjadi sesuatu sama dia.""Kalau ada apa-apa, aku pasti menghubungi Mami. Lagi pula, kenapa Mami sampai berpikir ke arah sana?" tanya Bastian agak heran.Lusiana menghembuskan napas pendek lebih dulu. "Soalnya kamu kelihatan sangat frustasi, seolah sesuatu yang buruk baru saja terjadi! Lain kali jangan bersikap seperti ini! Kamu biki Mami khawatir.Tawa Bastian menguar pelan, tapi matanya terlihat s

  • Ibu Pengganti Untuk Anak Presdir   113. Permohonan 

    Bab 113 Permohonan Pemandangan paling berharga di pagi hari bagi Bastian, adalah melihat anak dan istrinya bercengkrama. Hatinya sukses menghangat. Khawatir yang dirasa sejak kemarin pun perlahan menghilang."Aku gak mau makan sayur, Mama," rengek Fathan mengelak dari suapan Aruna."Sayang, kata dokter kamu harus makan makanan yang disediakan rumah sakit. Nanti kalau sudah sembuh, Mama janji kamu boleh makan apa pun. Sekarang kamu makan sayur ini, ya?" Aruna tetap membujuk, meski lagi-lagi Fathan mengelak dan malah kembali berbaring.Melihat hal itu, tak membuat Aruna menyerah. Ia menyimpan semua makanan Fathan, lantas mengajak bocah itu bicara."Jadi kamu gak mau keluar dari rumah sakit dan main sama Mama?" tanya Aruna setengah berbisik.Fathan tak menggubris. Masih ada sedikit rasa pusing di kepalanya, meski demam yang kemarin menyerang sudah mereda. Selain itu tubuhnya masih cukup lemas."Sayang sekali, padahal Mama punya rencana ngajak kamu main di playground," sambung Aruna teta

  • Ibu Pengganti Untuk Anak Presdir   112. Tangis Kerinduan

    Bab 112 Tangis Kerinduan"Mobil Bastian keluar lagi!" seru Sandra menepuk-nepuk pundak Juanda."Diam! Aku juga melihatnya sendiri!" Juanda segera menepis Sandra agar tak melakukan tindakan yang sangat tidak disukainya.Sandra pun memutar bola mata. Andai tak takut pada semua ancaman Juanda, sudah pasti ia akan langsung menampar lelaki itu. Sayangnya, lagi-lagi Sandra harus menahan diri.Setelah bertengkar hebat dengan Alea, Sandra memberanikan diri mendatangi Juanda. Dari sanalah akhirnya Sandra tahu, bahwa Bastian telah membawa Aruna dan membakar tempat persembunyian Juanda.Sebenarnya Sandra sangat senang, karena ternyata Juanda tak ada apa-apanya dibandingkan dengan Bastian. Namun di sisi yang lain, ia juga sangat kesal karena mereka harus turun tangan untuk menculik Aruna.Dan di sinilah dua orang itu sekarang. Keduanya tengah mengamati rumah Bastian dari kejauhan. Ketika melihat mobil si pemilik rumah keluar setelah beberapa saat masuk, mereka pun mulai mengikuti."Hati-hati, sep

  • Ibu Pengganti Untuk Anak Presdir   111. Tak Mendapat Persetujuan

    Bab 111 Tak Mendapat Persetujuan"Mau tinggal di kampung selama berapa hari?" tanya Bastian pada istrinya."Selamanya. Aku mau meninggalkan semua masalah di sini," jawab Aruna tegas."Lalu bagaimana dengan Fathan? Beberapa hari tidak bertemu kamu, dia sudah jatuh sakit seperti ini."Aruna pun diam, tak bisa menjawab karena sebenarnya, Fathan adalah alasan terbesar mengapa ia masih bertahan di rumah Bastian."Tolong pikirkan lagi. Kalau kamu masih berpikiran ingin pulang ke kampung dan tidak akan kembali ke rumah ini, maka dengan terpaksa saya tidak akan pernah mengabulkan permintaan itu."Sekarang Aruna memejamkan mata. Tadi pagi Bastian menolak permintaannya mentah-mentah. Bahkan setelah berkata demikian, Bastian langsung pergi. Aruna menebak jika saat ini suaminya tengah berada di rumah Lusiana untuk menjaga Fathan."Apa aku egois?" tanya Aruna kala menatap cermin.Wajahnya terpantul di sana. Ada raut sedih, kecewa, juga bimbang. Semua perasaan itu memang berasal dari hati."Nggak,

  • Ibu Pengganti Untuk Anak Presdir   110. Ancaman Untuk Sandra

    Bab 110 Ancaman Untuk Sandra"Papa tidak bisa menyentuh Bastian! Dia dijaga banyak orang!"Juanda kembali marah setelah mendengar perkataan Burhan di seberang sana. "Lakukan cara apapun, Pa! Jangan biarkan Bastian menang, karena kita harus mendapatkan Fathan! Ingat, Pa, sampai detik ini menantu Papa tidak bisa melahirkan anak laki-laki! Cuma aku yang bisa memberikan Papa penerus keluarga!"Setelah berucap sembarangan pada ayahnya sendiri, Juanda langsung mematikan sambungan telepon. Ia begitu emosi, lantaran tak ada seorang pun yang bisa diandalkan.Semuanya menyerah saat berurusan dengan Bastian."Apa yang mereka takutkan dari seorang Bastian Widjaya? Laki-laki tak sekuat kelihatannya! Bastian sangat lemah, apalagi jika orang-orang terdekatnya berhasil diusik!"Juanda memukul-mukul setir kemudi. Sekarang ia bingung harus merencanakan apa, lantaran kepalanya terasa penuh.Lantas beberapa saat kemudian, Juanda teringat pada Sandra. Perempuan itu mengatakan akan mendapatkan informasi te

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status