Perjalanan menuju kantor cukup lancar. Cuaca cerah, langit biru bersih, seolah ikut merayakan kehidupan baru mereka yang perlahan tapi pasti menjelma indah. Saat tiba di kantor, ia masuk dari pintu samping, tak ingin membuat kehebohan. Namun beberapa pegawai yang melihatnya tetap menyapa ramah, dan Nio membalas dengan anggukan tenang.
Di lantai atas, Ruby sudah menunggunya di ruangannya.“Kamu cepat juga,” kata Ruby sambil menyimpan dokumen ke dalam map.“Karena aku lapar,” jawab Nio sambil tersenyum.Ruby tertawa kecil. “Ayo, aku tahu tempat yang enak.”***Restoran Jepang itu tampak tenang, dengan arsitektur kayu khas dan lampion gantung yang berayun pelan setiap kali pintu digeser terbuka. Begitu memasuki ruangan, aroma kaldu dashi dan kecap asin menyambut Ruby dan Nio, menenangkan sekaligus membangkitkan rasa lapar.Nio membuka pintu geser dengan satu tangan, mempersilakan Ruby masu