Dewa melangkahkan kaki cepat menuju lift. Tak lama pria itu masuk seorang diri dan menekan tombol 10 lantai paling atas setelah pintu lift terbuka. Raut wajahnya tegang seolah masalah sedang menumpu di kepalanya. Matanya bergerak-gerak seakan menangkap kecemasan.
‘Apa dia menyadarinya? Apa dia akan memecatku? Sial!’ akhirnya Dewa menampakkan kekesalannya, dia pun mendengus “Cih!”
Pria muda itu tak menyangka dirinya akan dipanggil Dareen secepat itu. Pesan yang dikirim saudara iparnya meski hanya satu kalimat, entah kenapa membuat perasaannya kian tak menentu.
[Dewa. Temui aku sekarang di rooftop.]
Kata-katanya memang tak menuduh. Namun dari apa yang Dewa lakukan tanpa sepengetahuannya serta dari sorot tajam mata Dareen yang menatapnya sebelumnya. Sangat wajar, dia berpikiran seperti itu.
Setelah keluar dari lift, Dewa menuju anak tangga yang mengarah ke balkon. Jantungnya semakin berdebar kala melihat daun pint