Sesampai di rumah, mereka berdua memutuskan untuk mandi bersama dan kini tengah menikmati secangkir cokelat panas di ruang keluarga.
Apalagi kondisi rumah yang sedang sepi membuat Ziva tidak malu-malu untuk bersikap manja kepada Regan. Perempuan itu terus mendusel-dusel ke dada bidang sang suami.
“Bunda kok sering pergi-pergi begini, sih?” tanya Ziva yang penasaran dengan Maya yang tidak betah di rumah.
“Ya, dia suka bosan di rumah karena sepi. Makanya dia menyuruh kita tinggal di sini, kan?” Regan menoleh menatap manik mata Ziva lembut. “Makanya kita harus rajin-rajin membuatkan cucu untuk mereka supaya Bunda betah di rumah,” imbuhnya sambil tersenyum senang.
Lain hal dengan Ziva yang justru mendesis mendengar penuturan itu. Kenapa juga isi otaknya Regan hanya soal pembuatan anak saja.
“Oh iya, kamu pengin bicara apa tadi di mobil?” Regan mengambil cangkir dan menyesap cokelatnya sedikit demi sedikit